ilustrasi hobi (pexels.com/lil artsy)
Saat hidup terasa monoton, hobi bisa memberi peran tambahan yang membuatmu merasa lebih hidup. Kamu bukan hanya seorang karyawan, orang tua, atau mahasiswa, tapi juga pecinta tanaman, penulis fiksi, atau kolektor kaset pita.
Identitas semacam ini tidak menggantikan peran utama, tapi menambah warna dalam narasi pribadimu. Identitas dari hobi juga bisa jadi pengingat kamu punya dunia sendiri di luar tuntutan sosial.
Dunia yang tidak butuh validasi eksternal dan hanya butuh satu hal yakni dimana kamu bisa menikmati setiap prosesnya. Bukan perkara hasil, tapi tentang bagaimana hobi menciptakan ruang bernapas yang sangat kamu perlukan.
Setiap orang punya fase hidup yang berbeda dan tidak semua kondisi mendukung hadirnya hobi. Kadang, fokus utama adalah bertahan hidup, menyelesaikan tanggung jawab, dan memastikan diri tetap waras. Kalau begitu, tidak punya hobi bukanlah sebuah dosa, melainkan bagian dari realita. Namun, jika suatu saat kamu menemukan satu kegiatan yang bikin lupa waktu dan membawa rasa damai, jangan ragu untuk merangkulnya. Bukan karena semua orang punya hobi, tapi karena kamu layak punya ruang bahagia milikmu sendiri. Hobi bukan tentang tren atau status, tapi tentang koneksi paling jujur antara kamu dan dirimu sendiri.