TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tips Memikat Konsumen Tertarik Beli Kain Lampung Ala Didiet Maulana

Trend belanja masyarakat berubah selama pandemik

Pelatihan kewirausahaan kain tradisional (Wastra) Lampung bersama Didiet Maulana (IDN Times/Silviana)

Bandar Lampung, IDN Times -Dekranasda Provinsi Lampung mengadakan Pelatihan kewirausahaan kain tradisional (Wastra) Lampung yang menghadirkan narasumber pemilik brand Ikat Indonesia, Didiet Maulana.

Didiet memaparkan banyak hal terkait Wastra Lampung mulai dari pembuatan produk hingga pemasaran. Terutama bagaimana membuat pelaku usaha bertahan di tengah pandemik COVID-19 saat ini yang banyak membatasi aktivitas masyarakat.

"Era new normal ini sarat makna sarat kesempatan. Tapi jadikan ini kesempatan menambah produktifitas. Jangan takut sama pasarnya, karena pasar bisa kita raih," kata Didiet melalui pelatihan secara virtual, Kamis (12/8/2021). 

1. Yuk kenali identitas produk kamu jual

Ilustrasi pembuatan tapis Lampung secara manual (IDN Times/Istimewa)

Didiet menyampaikan, hal paling dasar harus dilakukan pelaku usaha adalah mengenal kembali usaha dijalani serta mengetahui definisi dari produk yang dijual.

"Apa definisinya dan potensinya karena dibalik definisi, ketika ada yang bertanya kita tidak sekadar menjawab tapi tambahkan dengan cerita dibalik proses pembuatannya atau cerita tentang motif produknya," jelas Didiet.

Menurutnya, definisi produk tersebut akan menambah nilai jual dan memikat custemer akan segera membeli produk. Sehingga, lanjutnya, pengusaha harus belajar bercerita supaya nanti orang-orang lebih mengerti dan menghargai lagi apa yang dijual.

"Jadi kalau ada yang tanya misal kain tapis, kita tidak hanya mengatakan ini kain tapis tapi tapis yang dibuat dari benang dengan motif hiasan yang di sulam. Kemudian motifnya adalah siger dan kapal," terangnya.

Baca Juga: Erick Thohir Tinjau Langsung Perajin Tapis di Lampung, Beri Tiga Tips

2. Sulam usus memiliki potensi besar lho di Lampung

Kerajinan sulam usus Rahayu Gallery (IDN Times/Silviana)

Menurut Didiet, pengenalan identitas produk penting supaya pertanyaan antara penjual dan pembeli tidak hanya sebatas tawar menawar harga. Tetapi lebih dari itu, pembeli ingin lebih tahu lagi tentang motif dan cerita dibalik pembuatan kain.

Pihaknya juga menyampaikan, dari beberapa produk Wastra Lampung seperti tapis, batik Lampung dan tenun, potensi sulam usus paling besar sebab Didiet belum melihat sulam usus ada di daerah lain.

"Karena sulam usus ini bisa dikembangkan jadi salah satu bentuk kekayaan intelektual," ungkapnya.

3. Langkah memulai usaha

Pelatihan kewirausahaan kain tradisional (Wastra) Lampung bersama Didiet Maulana (IDN Times/Silviana)

Setelah mengetahui identitas produk, Didiet mengajak peserta untuk belajar mengenal usaha melalui konsep 5P 1A. Yaitu purpose, produk, people, promotion, place dan analisis.

Purpose yaitu alasan mengapa kita mengerjakan usaha tersebut. Misal karena hobi, membantu ekonomi atau sudah turun temurun.

"Ini penting karena yang membedakan manusia dan robot adalah, manusia ketika melakukan sesuatu itu tau niatnya. Dengan niat maka pekerjaan menjadi lebih jelas dan rapih," jelas Didiet.

4. Gunakan story telling untuk memikat customer

Peresmian Galeri Sekura sekaligus pameran UMKM Lampung oleh Dharma Wanita Unila di Wisma Unila Selasa (9/3/2021). (IDN Times/Silviana)

Langkah kedua adalah produk yaitu apa yang kita jual. Misal tapis, sulam usus atau tenun. Langkah selanjutnya paling penting menurut Didiet adalah people atau target pasarnya siapa?.

Sebab jika sudah mengetahui siapa target pasarnya akan mempermudah membuat desain produk sesuai selera pasar dan bagaimana cara pengemasan pemasaran supaya mereka mengenal produk kita jual.

Selanjutnya, promotion atau bagaimana pemasarannya. Yaitu mengemas sebuah foto atau video produk lebih menarik yang dijadikan sebuah iklan untuk memikat customer.

"Seperti saya jelaskan tadi bisa gunakan teknik story telling atau menceritakan produk kita. Jangan lupa sertakan alamat dan nomor telpon supaya orang tau kalau mau beli harus kemana," tuturnya.

5. Manfaatkan berita COVID-19 jadi rencana penjualan

ilustrasi PPKM Darurat (IDN Times/Sachril Agustin Berutu)

Langkah terakhir adalah place atau tempat penjualan. Di tengah pandemik saat ini pelaku usaha menurut Didiet bisa memanfaatkan situs jual beli online atau market place.

"Dengan memasukan produk ke ranah digital kita bisa semakin meningkatkan orang melihat dan membeli produk kita," ujar Didiet.

Menurutnya kondisi saat ini mengharuskan pelaku usaha belajar menerima berita pandemik bukan untuk menakuti tapi membuat rencana apa yang harus dilakukan ke depan.

"Misal sekarang lagi PPKM artinya orang-orang pada di rumah. Berarti kita bisa produksi kain dengan ukuran taplak atau sarung bantal. Semakin orang sering di rumah kita bisa tawarkan produk yang mereka gunakan untuk di rumah," jelasnya.

Selain itu menurutnya, bisa juga membuat piyama dari kain batik Lampung atau baju nyaman untuk di rumah. Sehingga berita tentang COVID-19 saat ini bisa diubah menjadi informasi yang mengubah produk penjualan.

Baca Juga: Founder IKAT Didiet Maulana Ajak Perajin Eksplorasi Kekhasan Lampung

Berita Terkini Lainnya