Sadila, Komunitas Sekaligus Ruang Belajar Anak Difabel di Lampung
Melatih kemampuan akademik sampai sosial anak
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandar Lampung, IDN Times - Menurut penelitian penyandang disabilitas atau difabel memerlukan sebuah komunitas untuk pengembangan dirinya. Komunitas tak hanya dapat membantu difabel secara teoritis tapi juga berkehidupan sosial.
Namun membangun sebuah komunitas sosial apalagi untuk anak-anak difabel tentu tak mudah. Itu karena menghadapi anak-anak difabel harus memiliki ekstra energi dan cara khusus agar bisa dekat dengan mereka.
Tapi berbeda dengan para milenial dan gen z di Bandar Lampung ini. Berawal dari kelas bahasa isyarat di Universitas Lampung, mereka akhirnya bisa membuat sebuah komunitas sekaligus ruang belajar untuk anak-anak difabel di Lampung.
Baca Juga: Mengenal Komunitas Sadila, Bina Kaum Difabel Lampung agar Mandiri
1. Awal terbentuknya Sahabat Difabel Lampung
Humas Sahabat Difabel Lampung (Sadila), Edovan menyebutkan Sadila pertama kali terbentuk pada 2018 lalu. Awalnya sembilan orang sahabat di kelas bahasa isyarat Universitas Lampung hanya ingin membuat sebuah wadah untuk menyalurkan ilmu bahasa isyarat yang telah mereka pelajari.
“Awalnya penggagas atau kita sebutnya pembangkit ini ada 9 orang. Dulu kita satu kelas bahasa isyarat di Balai Rektor Unila. Belajar bareng dan karena sering ketemu jadi sering main bareng juga. Terus kita mikir kok kayaknya kita gak punya wadah nih. Jadi akhirnya buat wadah lah kita,” paparnya.
Edo mengatakan, awalnya nama komunitas tersebut bukanlah Sahabat Difabel Lampung melainkan Sahabat Tunarungu Lampung. Namun salah satu penggagas memberi pendapat untuk mengubah nama tersebut agar penyandang difabel lain bisa ikut belajar bersama mereka.
Baca Juga: Buah Hati Derita ADHD Ternyata Memiliki IQ Tinggi Dibanding Anak Lain