TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Nasib Hewan Setelah Mati di dalam Alquran dan Hadis

Apakah hewan peliharaan kita akan masuk surga?

Kucing Norwegian Forest (unsplash.com/Maarten Zuidhoorn)

Intinya Sih...

  • Allah akan mengumpulkan hewan dan manusia di hadapan-Nya pada hari kiamat untuk dimintai pertanggung jawaban.
  • Setelah dihisab, hewan-hewan akan menjadi debu/tanah tanpa penjelasan menuju surga atau neraka.
  • Semua kejadian di dunia sudah tertulis di Lauhul Mahfuz, termasuk nasib hewan setelah mati atau pada hari kiamat.

Bandar Lampung, IDN Times - Hewan merupakan salah satu makhluk Allah memiliki tempat spesial di Agama Islam. Hewan-hewan banyak diceritakan di dalam Alquran.

Bahkan beberapa nama-nama surat di dalam Alquran menggunakan nama hewan seperti Al Baqoroh (sapi betina), An Naml (semut), An Nahl (lebah) dan banyak lagi.

Namun masih menjadi perbincangan di antara sesama muslim apakah hewan liar atau hewan peliharaan di dunia dapat masuk surga layaknya manusia atau tidak. Berikut beberapa ayat Alquran dan hadis bisa menjelaskan nasib hewan setelah mati atau pada hari kiamat.

1. Al An’am ayat 38

ilustrasi landak mini (pixabay.com/TomaszProszek)

Pertama ada Surat Al An’am ayat 38. Ayat ini berbunyi:

وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا طٰۤىِٕرٍ يَّطِيْرُ بِجَنَاحَيْهِ اِلَّآ اُمَمٌ اَمْثَالُكُمْۗ مَا فَرَّطْنَا فِى الْكِتٰبِ مِنْ شَيْءٍ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ يُحْشَرُوْنَ

Artinya: Tidak ada seekor hewan pun (yang berada) di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan semuanya merupakan umat (juga) seperti kamu. Tidak ada sesuatu pun yang Kami luputkan di dalam kitab, kemudian kepada Tuhannya mereka dikumpulkan.

Berdasarkan para ahli tafsir, ayat ini menjelasakan Allah merupakan penguasa segala sesuatu dan pengatur seluruh alam semesta. Sehingga makhluk Allah di bumi dan langit baik di darat, laut, merayap, terbang, kelihatan maupun bersembunyi semua tak akan luput dari pandangan Allah.

Sehingga ketika hari kiamat kelak, baik manusia maupun hewan akan dikumpulkan di hadapan Allah. Lalu masing-masing makhluk Allah akan dimintai pertanggung jawaban dan menerima balasan setimpal dengan amal perbuatannya.

Baca Juga: Menilik Tradisi Malam Nuzulul Quran dari Kacamata Budaya dan Agama

2. At Taqwir

ilustrasi kambing kurban (pexels.com/Maria Tyutina)

Surah At-Takwir merupakan salah satu surat pendek terdiri dari 29 ayat. Menurut Tafsir as-Sa'di Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di yakni seorang pakar tafsir Abad ke 14 Hijriah, pada Surat At Taqwir juga menjelaskan bagaimana nasib hewan setelah kiamat.

Pada ayat ke 5 berbunyi: “Dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan,” mengartikan bahwa pada Hari Kiamat kelak Allah akan mengumpulkan hewan-hewan, dan menghisab (amalan) semua makhluk hidup termasuk manusia.

Saking adilnya, Allah pun akan menghukum qishash pada kambing bertanduk yang telah berbuat jahat atau dzalim pada kambing tak bertanduk, pada semut besar yang berbuat dzalim terhadap semut yang kecil. Setelah itu dikatakan padanya “jadilah debu/tanah”.

Sehingga secara tidak langsung, setelah hari pembalasan selesai, hewan-hewan ini nantinya akan menjadi debu/tanah dan tidak ada penjelasan akan menuju surga atau neraka.

3. Hud ayat 6

Anjing Laut Gajah Selatan (travelphotographyguru.com)

Mirip seperti di Surat Al An’am, Surat Hud ayat 6 juga menyebutkan semua makhluk hidup tak akan luput dari pandangan Allah. Hal itu dikarenakan semua kejadian di dunia ini sudah tertulis di Lauhul Mahfuz.

Berikut bunyi ayatnya:

وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَاۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ

Artinya: Tidak satu pun hewan yang bergerak di atas bumi melainkan dijamin rezekinya oleh Allah. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz).

Menurut Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah disebutkan pada ayat 6 Surat Hud dijelaskan, Allah telah menjamin setiap makhluk yang ada di muka bumi baik itu rezeki, termasuk mengetahui dimana ia tinggal selama hidupnya dan tempatnya setelah mati.

Hal itu karena semuanya telah tertulis dalam lauhul mahfudz. Sehingga apapun yang dilakukan manusia maupun hewan semasa hidupnya, perbuatan jahat ataupun baik akan tercatat pada lauhul mahfuz dan pasti akan dimintai pertanggung jawabannya kelak.

Berita Terkini Lainnya