TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Perbedaan Antara Orang Berpikir dengan Nalar dan Prasangka

Tidak bisa membedakan fakta dan opini

ilustrasi berpikir (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pola pikir seseorang turut menentukan kualitas hidup yang dijalani. Terutama dari cara menentukan langkah saat situasi mendesak.

Ternyata, antara orang yang berpikir dengan nalar dan prasangka memiliki sejumlah perbedaan. Hal ini bisa kamu lihat dari beberapa aspek.

Contohnya saja saat ia hendak mengambil keputusan. Atau saat berusaha mempertimbangkan suatu risiko. Berbagai perbedaan tersebut terlihat secara jelas. Untuk lebih lengkapnya, mari simak artikel di bawah ini sampai selesai.

1. Dari segi menganalisis risiko

ilustrasi berpikir (pexels.com/Mikhail Nilov)

Pola pikir turut memengaruhi cara seseorang menyikapi masalah. Oleh sebab itu, kita harus memiliki pola pikir yang cermat.

Tentunya ada perbedaan antara orang berpikir dengan nalar dan orang hanya mengedepankan prasangka. Pengamatan awal bisa kamu lihat dari segi menganalisis risiko.

Sosok yang berpikir dengan nalar mempertimbangkan segala sesuatunya dengan matang. Mereka tidak ingin salah dalam bertindak. Sedangkan mereka didominasi prasangka gampang disertai keraguan.

Baca Juga: 5 Hal Bisa Direnungkan dari Kaus Kaki, Sering Dianggap Remeh!

2. Dari caranya ketika mengambil tindakan

ilustrasi berpikir (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Setiap tindakan yang diambil tidak terlepas dari konsekuensi. Jika kamu salah mengambil tindakan, pasti menimbulkan penyesalan di kemudian hari. Cara seseorang dalam bertindak juga turut dipengaruhi pola pikir. Mari kita lihat sejenak perbedaannya.

Seseorang yang berpikir dengan nalar sebelum bertindak cenderung berhati-hati. Mereka selalu menganalisis berbagai kemungkinan yang bisa terjadi.

Namun sikap berbeda ditunjukkan oleh orang yang berpikir dengan dikendalikan prasangka. Tindakan yang diambil cenderung gegabah dan bersifat menjerumuskan.

3. Sikap optimis tertanam dalam diri

ilustrasi perempuan optimis (pexels.com/Gustavo Fring)

Sikap optimis dibutuhkan saat kamu menghadapi tantangan. Alih-alih berputus asa, justru yakin dengan kemampuan diri . Tapi sikap optimis juga tidak bisa dipisahkan dari pola pikir diterapkan.

Mereka berpikir dengan nalar memiliki keyakinan penuh atas kemampuan dirinya. Termasuk yakin pasti bisa meraih pencapaian terbaik. Sedangkan sikap berbeda ditunjukkan orang yang berpikir dengan prasangka. Mereka justru pesimis dan beranggapan pasti menghadapi kegagalan.

4. Cara mengendalikan emosi

ilustrasi marah (pexels.com/Mohamed Abdelghaffar)

Mampu mengendalikan emosi dengan baik, seseorang terhindar dari permasalahan rumit. Namun upaya mengendalikan emosi juga bukan persoalan gampang. Karena turut dipengaruhi kematangan berpikir. Otomatis kita harus mengerahkan nalar secara penuh.

Ketika seseorang berpikir dengan nalar, ia tahu cara mengendalikan emosi secara tepat. Kemarahan tidak dituruti dengan emosi yang meledak-ledak. Tapi berbeda jadinya saat seseorang berpikir dengan mengandalkan prasangka. Satu persoalan kecil sudah berhasil memancing kemarahan.

Baca Juga: 3 Tanda Kamu Berhasil Memenangkan Pertempuran Lawan Diri Sendiri

Verified Writer

Mutia Zahra

Let's share positive energy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya