ilustrasi seorang wanita muslimah (unsplash.com/Muhammad Ruqi Yaddin)
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
"Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: (1) Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan (2) para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim).
Wanita yang berpakaian tetapi telanjang diibaratkan seperti sedang menampakkan keindahan anggota tubuhnya. Ciri berbusana wanita itu biasanya memakai pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Untuk itu, sudah menjadi suatu kewajiban bagi wanita untuk memakai pakaian yang longgar, tidak ketat, dan tidak tipis supaya tidak menggambarkan lekuk tubuh.
Adab berpakaian wanita diwajibkan hingga menutupi seluruh tubuhnya (termasuk kaki) kecuali wajah dan telapak tangan. Selain itu, pakaian wanita tidak boleh menyerupai pakaian pria atau pakaian non-muslim. Tuntunan itu berdasarkan hadis dari Ibnu Abbas ra., berkata:
لَعَنَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – الْمُخَنَّثِينَ مِنَ الرِّجَالِ ، وَالْمُتَرَجِّلاَتِ مِنَ النِّسَاءِ
"Rasulullah melaknat kaum pria yang menyerupai kaum wanita dan kaum wanita yang menyerupai kaum pria." (HR. Bukhari)
Rasulullah SAW. kembali bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka." (HR. Ahmad dan Abu Dawud).