10 Alasan Mengapa Sanji Tidak Seperti Kru Topi Jerami Lainnya

Sanji adalah sosok cukup kontroversial dikalangan penggemar One Piece . Namun, perannya sebagai koki sekaligus petarung andal membuatnya menjadi salah satu anggota kru Topi Jerami tak tergantikan.

Bahkan, meski Luffy adalah kapten, tak ada kru lain mendapatkan respek lebih besar dari yang lain selain Sanji. Menjadikan musuh satu-satunya juru masak di kapal bukanlah langkah bijak, apalagi jika koki tersebut adalah salah satu yang terbaik di dunia anime.

Sanji telah membuktikan dirinya layak berada di kru dan melakukan hal yang tak bisa dilakukan oleh kru lain, yaitu membuat Luffy kenyang. Sanji sangat penting bagi perjalanan Luffy, sehingga Topi Jerami sampai harus membentuk tim penyelamat untuk membawanya kembali dari wilayah Big Mom.

Berikut adalah 10 perbedaan menarik antara Sanji dengan Kru Topi Jerami lainnya, apa saja? Yuk, langsung saja simak!

Berbeda dengan kru Topi Jerami lainnya yang memiliki beragam serangan dan kemampuan, Sanji lebih memilih fokus pada Diablo Jambe. Dengan membakar semangatnya, Sanji memanaskan kakinya hingga menghasilkan tendangan yang sangat kuat.

Namun, kemampuan ini memiliki batas waktu penggunaan untuk menghindari cedera serius pada kakinya akibat panas yang ekstrem. Sejak pertama kali digunakan di Enies Lobby, Sanji telah menyempurnakan tendangan berapinya menjadi senjata mematikan yang mampu menandingi gaya tiga pedang Zoro.

Tidak seperti Zoro memiliki banyak jurus, Sanji hanya mengandalkan Diablo Jambe untuk memenangkan pertarungan. Diablo Jambe menjadi inti dari rangkaian serangan Sanji, yang ia kombinasikan dengan serangan lain untuk menghasilkan kerusakan maksimal pada musuh.

Kekuatan Diablo Jambe dasar bahkan mampu melumpuhkan Luffy, seperti yang terlihat dalam arc Whole Cake Island. Dengan tubuhnya yang kebal terhadap serangan, Sanji dapat menggunakan Diablo Jambe tanpa khawatir akan melukai dirinya sendiri meskipun digunakan secara terus-menerus.

Memenuhi selera makan Luffy yang besar bukanlah tugas mudah. Namun, Topi Jerami beruntung memiliki Sanji mampu menyajikan hidangan lezat dari bahan-bahan seadanya.

Sekali mencicipi masakan Sanji, tidak ada lagi makanan yang terasa sebanding. Dibesarkan di restoran Baratie yang dikelola oleh koki bajak laut ternama, Zeff, Sanji telah akrab dengan dunia kuliner sejak kecil.

Di bawah bimbingan Zeff, ia mengasah kemampuan memasaknya hingga melampaui sang mentor. Peran juru masak sangat penting bagi kru bajak laut mana pun, apalagi bagi calon raja bajak laut yang hanya menginginkan hidangan terbaik di Grand Line, yang hanya bisa dipenuhi oleh Sanji.

Tanpa keahlian Sanji dalam mengubah bahan apa pun menjadi hidangan lezat, Topi Jerami akan kesulitan memulihkan tenaga setelah pertempuran panjang. Kehadiran Chopper pun memberikan jaminan akan adanya persediaan makanan jika Luffy berada di ambang kelaparan.

Sejak awal perjalanan Topi Jerami, Sanji telah membuktikan betapa berharganya ia bagi kru. Berbeda dengan anggota lain di awal Grand Line, Sanji menyelamatkan Topi Jerami dengan menghadapi Baroque Works secara diam-diam.

Sebagai satu-satunya kru yang tak dikenal oleh organisasi Crocodile, Sanji memanfaatkan kemampuan menghilangnya untuk mengecoh Crocodile. Di Water 7, Sanji bahkan berhasil melumpuhkan seluruh kereta laut yang penuh dengan agen CP9 tanpa diketahui atau dibantu oleh kru Topi Jerami lainnya.

Sanji kerap melindungi kru dari bahaya secara diam-diam, layaknya malaikat pelindung yang selalu hadir saat bahaya mengancam. Luffy dan kru beruntung memiliki Sanji yang selalu siap mendukung mereka.

Puncak serangan di Onigashima pada arc Wano menjadi saksi pertarungan Sanji melawan Queen, seorang ilmuwan gila yang mengagumi teknologi canggih keluarga Sanji. Raid Suit milik Sanji membuat Queen terobsesi untuk melihat lebih banyak teknologi ciptaan Judge.

Selama pertarungan, tubuh Sanji beradaptasi dan berubah menjadi kebal berkat garis keturunannya sebagai putra Judge. Namun, berbeda dengan anggota keluarganya yang lain, Sanji seharusnya hanya manusia biasa dan dianggap gagal oleh Judge.

Memanfaatkan kemampuan barunya, Sanji berhasil mengalahkan Queen berkat kemampuan bertarungnya yang luar biasa, bukan karena warisan dari ayahnya. Kekebalan ini memberi Sanji keuntungan besar dalam pertarungan, meskipun ia tetap bisa terluka melalui cara lain. Kini, Sanji tidak lagi bisa dikalahkan hanya dengan kekuatan kasar.

Tidak diragukan lagi, banyak kru Topi Jerami, bahkan mungkin semuanya, rela mengorbankan nyawa demi Luffy. Sanji adalah salah satu dari sedikit kru yang benar-benar mendapatkan kesempatan tersebut.

Di penghujung Thriller Bark, Bartholomew Kuma, salah satu Shichibukai, hendak menghabisi Luffy yang tak sadarkan diri. Namun Zoro maju dan menawarkan nyawanya sebagai ganti.

Sanji, yang hampir tak berdaya, mencoba mengambil tempat Zoro, namun Zoro mencegahnya. Naluri melindungi Luffy telah ditunjukkan Sanji sejak Arlong Park, di mana ia melompat ke air untuk menyelamatkan Luffy dari tenggelam dan bertarung melawan Kuroobi sang Manusia Ikan.

Meskipun gagal saat itu, Sanji akhirnya berhasil mengalahkan Kuroobi dan memberikan waktu bagi sekutu lainnya untuk menyelamatkan Luffy. Jika harus memilih, Sanji akan dengan senang hati mengorbankan dirinya demi keselamatan Luffy, dalam situasi apa pun.

Rivalitas antara Sanji dan Zoro telah dimulai sejak pertemuan pertama mereka di Arc Baratie. Seiring berjalannya waktu, nilai buruan mereka terus meningkat dan persaingan pun semakin sengit.

Sanji, Zoro, dan Luffy membentuk Trio Monster, namun Sanji selalu berada di belakang dalam hal kemampuan bertarung. Bukan berarti Sanji lemah, hanya saja Luffy dan Zoro jauh lebih unggul dalam pertarungan.

Perkembangan kekuatan Sanji cenderung stabil dari satu arc ke arc berikutnya, berbeda dengan Luffy dan Zoro yang selalu melampaui batasan diri. Meski berada di posisi ketiga, ini bukanlah sesuatu yang memalukan di antara kru Topi Jerami.

Bergabungnya anggota baru seperti Jinbe, jumlah petarung garis depan Topi Jerami semakin bertambah, namun posisi Sanji sebagai yang terkuat ketiga tetap tak tergoyahkan. Nilai buruannya mungkin berfluktuasi, tetapi kekuatannya sebagai salah satu dari tiga petarung teratas di kru tidak diragukan lagi.

Sanji memiliki kemampuan unik untuk merasakan bahaya yang mengancam Nami, layaknya intuisi yang tajam. Ketika merasakan Nami dalam bahaya, ia akan segera menghentikan aktivitasnya dan bergegas mencari Nami, tak peduli seberapa jauh jaraknya.

Bahkan saat berada di tengah pertempuran atau misi penting, keselamatan Nami tetap menjadi prioritas utamanya. Di Egghead, Sanji mampu merasakan bahaya yang mengancam Nami dari lantai berbeda dalam laboratorium dan berhasil tiba tepat waktu untuk menyelamatkannya dari serangan Seraphim.

Kemampuan luar biasa ini membuat beberapa penggemar berspekulasi bahwa Sanji memiliki Observasi Haki yang kuat, sementara yang lain percaya bahwa ia memiliki naluri khusus untuk melindungi wanita.

Apa pun alasannya, Sanji selalu dapat diandalkan untuk menjaga Nami dan Robin dari segala ancaman, tanpa memedulikan jarak yang memisahkan mereka.

Sebagai seorang yang menjunjung tinggi ksatria dan sangat menghargai wanita, Sanji memiliki prinsip kuat untuk tidak pernah menyakiti wanita, apa pun kondisinya. Bahkan jika lawannya seorang wanita, Sanji tidak akan membalas serangan dan lebih memilih terbunuh daripada melukai seorang wanita.

Prinsip ini menjadi kelemahan terbesarnya, terutama sebagai salah satu petarung utama Topi Jerami. Saat arc Wano, Sanji harus berhadapan dengan Black Maria, salah satu Tobiroppo, pasukan elit Kaido dalam Bajak Laut Beast.

Sanji kesulitan menghadapi serangan kuat Black Maria dan tidak tega melayangkan satu pukulan pun padanya. Dalam situasi terdesak, satu-satunya pilihannya adalah meminta bantuan. Nico Robin datang menyelamatkannya dan memberi Sanji kesempatan untuk melanjutkan pertarungan melawan Queen.

Identitas Sanji sebagai pangeran sudah disinggung sejak awal One Piece, tepatnya pada arc Little Garden saat ia menggunakan nama samaran Pangeran berhadapan dengan Crocodile. Saat itu, hal tersebut hanya sebatas trik untuk menipu Crocodile ketika Sanji menyamar sebagai agen Baroque Works.

Namun, pada arc Whole Cake Island, terungkap Sanji adalah putra Judge, penguasa Kerajaan Germa, yang lebih dikenal sebagai Germa 66. Kisah masa lalu Sanji merupakan salah satu yang paling tragis dalam seri ini.

Judge menganggapnya sebagai kegagalan karena Sanji tidak memiliki kemampuan fisik yang ditingkatkan seperti saudara-saudaranya, hasil eksperimen ilmiah Germa yang revolusioner. Sanji merasa dikucilkan oleh ayahnya sendiri karena dianggap lemah dan tidak berguna. Meskipun Sanji dengan tegas menolak keluarganya, faktanya ia adalah seorang pangeran di antara kru Topi Jerami.

Sanji belajar menghargai makanan setelah terdampar bersama Zeff akibat serangan kru Zeff di sebuah kapal penumpang. Setelah 85 hari bertahan hidup di tengah lautan yang luas, mereka akhirnya diselamatkan dari kelaparan.

Pengalaman traumatis ini mengajarkan Sanji tentang betapa berharganya makanan dan membuatnya bersumpah untuk tidak pernah menyia-nyiakannya. Prinsip untuk tidak membuang makanan menjadi salah satu ciri khas Sanji yang paling menonjol.

Ia selalu menghabiskan makanan yang tersedia, apa pun kondisinya, tanpa pernah mengeluh. Meskipun terkesan ekstrem, prinsip ini lahir dari pengalaman traumatis yang membentuk pandangannya tentang pentingnya menghargai makanan.

Kehadiran Sanji di kru Topi Jerami bukan hanya sebagai pelengkap, melainkan bagian integral yang membuat kelompok ini semakin solid dan berwarna. Dengan segala keistimewaannya, Sanji terus membuktikan bahwa ia adalah salah satu karakter paling menarik dan dicintai dalam dunia One Piece.

10 Alasan Mengapa Sanji Tidak Seperti Kru Topi Jerami Lainnya

Intinya sih...

Editorial Team

Tonton lebih seru di