Gaya Parenting Nikita Willy dan Indra Ajarkan Anak Disiplin Sejak Dini

Jika kamu termasuk orang tua baru masih bingung harus menerapkan gaya parenting dari orang tua dulu atau mengikuti gaya parenting masa kini, Indra dan Nikita Willy menggunakan keduanya lho. Menurut Indra apapun gaya parenting yang baik pernah diajarkan orang tuanya akan diterapkan pada anaknya. Namun jika menurutnya itu buruk, tidak akan diterapkan pada anaknya sekarang.

“Kalau di Indonesia masih banyak parenting berdasarkan mitos gak berdasar sains. Jadi kita maunya berdasarkan sains. Karena kalau mitos itu gak boleh ini gak boleh itu tapi gak ada background sains di belakangnya kita gak bakal ikutin,” ujar Indra.

Senada dengan Indra, Nikita juga mengatakan saat ini sudah banyak ilmu parenting baru. Sehingga sebagai orang tua dia akan menggunakan gaya parenting versi dia namun tidak menutup kemungkinan tetap membutuhkan bantuan orang tua.

Untuk membiasakan anaknya memiliki rutinitas disiplin, Nikita sudah membiasakan anaknya dipanggil Baby Izz itu untuk dibangunkan dari tidur jika sudah waktunya bangun. Menurutnya, tidak ada jadwal tidur yang tepat untuk Baby Izz, namun dilihat dari kondisi anak sebelum rewel dan nangis karena ngantuk, Nikita sudah menidurkan anaknya.

Bahkan sebelum tidur, Nikita membiasakan membacakan buku untuk Baby Izz. Menurutnya di usia tersebut bayi memang belum mengerti namun harus tetap dibiasakan sejak kecil supaya nanti menjadi rutinitasnya hingga dewasa.

Anak-anak sekarang tidak lepas dari gadget karena sudah banyak hiburan disesuaikan dengan kebutuhan anak melalui gadget tersebut. Namun saat berkonsultasi dengan dokter, Nikita mengatakan dokternya melarang memberikan gadget pada anak sejak dini.

Sebab itu akan membuat fokus anak hanya pada gadget dan malas belajar merangkak, mengunyah atau malas mengeksplore hal baru yang seharusnya masih bisa dieksplore di usia anak saat ini.

“Jadi sebisa mungkin aku gak ngasih gadget, apalagi saat makan. Karena aku mau dia bener-bener fokus sama makanan apa yang dimakan dan dia sadar atas kemauannya sendiri memasukkan makanan itu ke mulutnya dia,” jelas Nikita.

Namun bukan berarti tidak pernah diberi tontonan dari media elektronik. Menurut Nikta sesekali Baby Izz pernah diberikan tontonan tv, hanya saja waktunya bukan saat makan. Selain itu tontonannya juga harus sesuai, seperti tidak memberi tontonan dengan musik terlalu keras atau warna terlalu kontras.

Dari buku dan workshop pernah diikuti Nikta tentang parenting, menurutnya penting sekali untuk melakukan rutinitas pada anak. Sebagai orang tua harus bisa menghormati rutintas tersebut, misalnya Baby Izz bangun pukul 06.00 WIB lalu langsung minum susu dan sarapan.

Dua jam setelah bangun, Baby Izz kembali tidur untuk tidur siang pertama. Kemudian bangun lagi untuk makan siang dan minum susu. Selang dua jam kembali tidur siang kedua dan bangun lagi untuk bermain sambil makan buah. Lalu setelah itu mandi dan tidur malam.

Menurutnya rutinitas tersebut harus rutin supaya anak tersebut sudah merekam dalam memorinya, apa yang akan dilakukan setelah bangun tidur hingga tidur lagi. Rutinitas tersebut selain sangat bermanfaat untuk pertumbuhan bayi juga bermanfaat untuk orang tua karena bisa memiliki aktivitas lain meski tanpa baby sitter.  

Gaya parenting Nikita terapkan supaya bisa memiliki aktivitas lain dan membiasakan anaknya mandiri adalah membiarkan Baby Izz tidur sendiri di kamar terpisah sejak usia enam bulan. Nikita memasang CCTV di kamar Baby Izz agar bisa memantau dari laur kamar saat sang buah hati tidur.

Selain itu Baby Izz juga sudah dibiasakan makan sendiri sejak pertama kali dikenalkan makanan pendamping ASI. Menurutnya itu akan membuat anak mandiri sejak dini karena terbiasa melakukan hal-hal pribadinya secara mandiri tanpa takut ditinggalkan orangtua.

Cara tersebut juga sekaligus melatih motorik halus anak seperti belajar menggenggam makanan sebelum masuk ke dalam mulut. Itu akan memperkuat otot-otot halus pada tangan sehingga lebih terampil dalam melakukan hal lain.

Itu dia gaya parenting diterapkan Nikita Willy dan Indra dalam mengasuh anak. Namun tidak semua anak memiliki pola asuh yang sama, bergantung pada kondisi anak dan orang tua masing-masing.