Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Zaskya Franita Rizky mahasiswa termuda di ITERA. (IDN Times/Muhaimin)
Zaskya Franita Rizky mahasiswa termuda di ITERA. (IDN Times/Muhaimin)

Intinya sih...

  • Zaskya Franita, 16 tahun, mahasiswi termuda ITERA 2025

  • Masuk SD usia 4 tahun, lulus SMA dalam 2 tahun

  • ITERA opsi kedua, pilih Teknik Biomedis karena minat pada kesehatan

  • Merantau sendirian di Lampung, menghadapi tantangan transportasi

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandar Lampung, IDN Times – Usianya baru 16 tahun 1 bulan, tapi Zaskya Franita Rizky resmi menyandang mahasiswi baru termuda Institut Teknologi Sumatera (ITERA). Perempuan asal Palembang ini lolos melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) dengan nilai 596 dan memilih jurusan Teknik Biomedis.

Zaskya adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Orang tuanya yang berprofesi sebagai dosen di Palembang awalnya berharap ia melanjutkan studi ke Fakultas Kedokteran Universitas Bangka Belitung (UBB). "Saya memilih ITERA karena satu-satunya kampus yang memiliki jurusan Teknik Biomedis," katanya, saat Sidang Terbuka penerimaan mahasiswa baru ITERA, Senin (11/8/2025).

1. Masuk SD usia 4 tahun

Ilustrasi sekolah. (Pexels.com/Max Fischer)

Perjalanan akademik Zaskya terbilang istimewa. Sejak kecil, ia sudah terbiasa belajar cepat. Saat TK, ia sering bermain bersama sepupunya yang lebih tua, hingga membuatnya ingin ikut masuk SD pada usia 4 tahun.

“Awalnya cuma ikut-ikutan, ternyata kelas 1 langsung rangking satu,” ujarnya.

Saat SMA, ia mengikuti program percepatan sehingga hanya butuh dua tahun untuk lulus dari MAN 3 Palembang.

2. ITERA awalnya opsi kedua

Mahasiswa baru ITERA. (IDN Times/Muhaimin)

Meski Fakultas Kedokteran UBB jadi pilihan utama sesuai keinginan orang tua, Zaskya tetap menaruh ITERA di daftar pilihan. “Cuma di ITERA ada jurusan ini, prospeknya juga bagus,” jelasnya.

Minatnya pada bidang kesehatan membuat Teknik Biomedis menjadi jurusan yang pas, memadukan teknologi dan kesehatan.

3. Merantau tanpa keluarga di Lampung

Ilustrasi Beasiswa. (Pexels.com/Gül Işık)

Menjadi mahasiswi termuda di kampusnya bukan berarti perjalanan Zaskya tanpa tantangan. Di Lampung, ia harus tinggal di kos karena tak memiliki kerabat.

Kendala terbesar yang ia rasakan justru soal transportasi. “Belum punya SIM dan KTP, jadi agak susah kalau mau kemana-mana,” jelasnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team