ilustrasi Gen Milenial (pexels.com/fauxels)
Pembatasan generasi seperti Baby Boomers, Gen X, Millennials (Gen Y), dan Gen Z dirancang berdasarkan pola demografi serta dampak perubahan sosial, ekonomi, dan teknologi terhadap pengalaman hidup masing-masing kelompok usia. Konsep ini berfungsi untuk memahami bagaimana nilai-nilai, perilaku, dan tantangan dihadapi tiap generasi berkembang sesuai konteks zamannya.
Gagasan tentang klasifikasi generasi sebenarnya sudah ada sejak awal abad ke-20. Seorang Sosiolog Jerman, Karl Mannheim, memperkenalkan konsep generational consciousness pada 1920-an. Ia menjelaskan individu tumbuh di bawah kondisi sosial dan sejarah sama cenderung memiliki pandangan hidup dan nilai serupa.
Seiring waktu, pembagian generasi dikenal sekarang berkembang melalui penelitian lembaga seperti Pew Research Center dan berbagai perusahaan pemasaran. Generasi biasanya dibagi ke dalam rentang 15–20 tahun, cukup untuk mencakup perubahan besar dalam siklus teknologi atau budaya.
Dalam sejarahnya, Baby Boomers (1946–1964) dikenal sebagai generasi lahir pasca-Perang Dunia II di tengah pertumbuhan ekonomi besar. Mereka menjadi saksi perubahan sosial besar seperti gerakan hak-hak sipil.
Selanjutnya, Gen X (1965–1980), sering disebut sebagai latchkey generation, tumbuh lebih mandiri karena banyak dari mereka memiliki orang tua yang bekerja penuh waktu. Generasi ini juga menyaksikan peralihan dari dunia analog ke digital.
Gen Y (1981–1996), di sisi lain, adalah generasi pertama tumbuh dengan internet dan teknologi seluler. Mereka sangat terhubung dengan isu-isu keberlanjutan dan inklusivitas, meskipun juga menghadapi tantangan keuangan seperti Resesi Besar. Lalu muncul Gen Z (1997–2012), generasi digital asli lahir ketika teknologi sudah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, dengan perhatian besar pada isu sosial dan lingkungan.
Generasi terbaru, Gen Alpha (2013–sekarang), benar-benar tumbuh dalam dunia dikelilingi teknologi canggih seperti kecerdasan buatan dan realitas virtual.
Meski berguna sebagai alat analisis, pembatasan generasi kerap menuai kritik. Generalisasi semacam ini tidak selalu mencerminkan realitas semua individu dalam satu generasi.
Selain itu, nama dan rentang waktu generasi sering kali berbeda di tiap negara, tergantung pada konteks sejarah atau sosial relevan. Meski demikian, klasifikasi ini tetap membantu untuk memahami bagaimana perubahan sosial dan teknologi memengaruhi pola pikir serta perilaku berbagai kelompok usia di dunia modern.