Ilustrasi petani kakao. IDN Times/Humas Pemkab Kutim
Cerita lainnya datang dari Dosen dan mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan, ITERA melakukan inovasi mengolah kulit kakao menjadi produk pangan kue dan kerupuk. Pelatihan pengembangan produk tersebut dilaksanakan di Desa Pekondoh Pesawaran, minggu lalu, melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) ITERA melibatkan warga desa setempat.
Koordinator Prodi Teknologi Pangan ITERA, Amalia Wahyuningtyas menyebut, tim dosen Prodi Teknologi Pangan ITERA menilai kakao sebagai salah satu potensi lokal di Lampung.
“Kulit kakao biasanya hanya menjadi limbah dan tidak dimanfaatkan. Lampung memiliki potensi kakao cukup tinggi dan menjadi sumber daya yang sangat baik untuk dikembangkan,” kata Amalia.
Menurutnya, persentase tertinggi dari limbah kakao adalah kulit dengan persentase sekitar 70 persen. Inovasi produk dari kulit kakao dilakukan sebagai bentuk pengembangan produk dan menambah nilai jual.
“Desa Pekondoh merupakan salah satu desa di provinsi Lampung memiliki potensi kakao cukup tinggi dan tentu akan menghasilkan limbah kulit kakao cukup besar,” ujar Amalia.
Amalia menyebut, ruang lingkup Prodi Teknologi Pangan meliputi keilmuan rekayasa dan pengolahan pangan fokus terhadap pengembangan produk. Salah satunya adalah kegiatan diadakan di Desa Pekondoh, yaitu pengembangan produk yang sebelumnya hanya limbah menjadi produk pangan.