Budaya Nanjakh Masyarakat Lampung (Instagram/budayalampung)
Suku Lampung kaya akan tradisi upacara dan festival mencerminkan nilai-nilai budaya, spiritual, dan sosial masyarakatnya. Tradisi ini menjadi simbol hubungan harmonis dengan alam, leluhur, dan komunitas sekitar.
Beberapa upacara besar terkenal meliputi Begawi, Nyambai, Sekura, dan Nujuh Bulanan, masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Begawi, misalnya, adalah upacara adat besar sering dikaitkan dengan pengangkatan gelar adat dan pernikahan.
Dalam tradisi ini, prosesi seperti penjemputan pengantin, tarian adat Sembah dan pidato adat dilakukan dalam suasana sangat sakral. Upacara ini menjadi momen penting untuk memperkuat kebersamaan keluarga besar.
Nyambai, di sisi lain, adalah tradisi pertemuan antara pemuda dan pemudi dari berbagai kampung, diiringi musik tradisional seperti Gambus dan Talo Balak. Acara ini bukan hanya hiburan, tetapi juga menjadi media sosial tradisional untuk membangun hubungan baru.
Lalu ada Sekura, festival unik dan meriah, terutama dilakukan oleh masyarakat Lampung Barat. Dalam acara ini, peserta mengenakan kostum atau topeng mencerminkan keceriaan dan kreativitas.
Sekura terbagi menjadi dua jenis: Sekura Kamak, menampilkan topeng lucu atau menakutkan, dan Sekura Betik dengan pakaian rapi dan lebih formal. Upacara ini sering diselenggarakan saat Idul Fitri sebagai ajang mempererat hubungan sosial dan menjaga tradisi lokal.
Adat Pepadun dan Sai Batin memiliki pendekatan berbeda terhadap pelaksanaan upacara ini. Pepadun, dengan sifat egaliternya, memungkinkan seseorang menaikkan status sosial melalui upacara seperti Cakak Pepadun, seseorang memperoleh gelar adat melalui prosesi resmi.
Sebaliknya, dalam adat Sai Batin, gelar dan status sosial diwariskan secara turun-temurun, dengan upacara lebih eksklusif dan menonjolkan nilai kebangsawanan. Tradisi seperti Nujuh Bulanan, yang dilakukan saat kehamilan tujuh bulan, dan upacara adat pemakaman seperti Tiwah, semakin memperlihatkan bagaimana masyarakat Lampung menghargai siklus kehidupan dengan ritual penuh makna.
Semua tradisi ini bukan hanya mempertahankan nilai budaya, tetapi juga menjadi bukti identitas masyarakat Lampung terus lestari di tengah modernisasi.