Inilah 5 Inovasi dan Riset Baru ITERA, Siap Launching 2024!

ITERA berfokus pada hilirisasi potensi pertanian Lampung

Intinya Sih...

  • ITERA fokus pada riset hilirisasi potensi Lampung untuk ketahanan pangan, kesehatan, dan ekonomi lokal dengan anggaran Rp15 miliar.
  • Program kerja ITERA di 2024 meliputi pengembangan pupuk hibrid, produksi mie singkong, merilis Green Protein tempe dari daun singkong, nangka, dan nangkadak.
  • ITERA juga akan menggalakkan program ketahanan sehat berbasis bioma melalui mikrobioma serta menyediakan fasilitas teaching factory kepada mahasiswa untuk menjadi enterpreneur.

Bandar Lampung, IDN Times - Institut Teknologi Sumatera (ITERA) merupakan salah satu universitas negeri terkemuka di Provinsi Lampung. Berdiri sejak 2014, ITERA telah menghasilkan banyak riset dan inovasi di bidang akademik dan pengabdian masyarakat.

Rektor ITERA, I Nyoman Pugeg Aryantha mengatakan, tahun depan ITERA akan kembali menghasilkan karya riset fokus menghilirkan potensi Lampung untuk ketahanan pangan, kesehatan, dan ekonomi masyarakat lokal.

“Anggaran tahun ini (2024) Rp15 miliar akan dikontribusikan untuk riset dan pengabdian masyarakat tentu akan sejalan dengan riset tersebut. Perlu disampaikan juga inovasi ini akan dibawa ke masyarakat agar bermanfaat bagi kemaslahatan umat,” katanya dalam acara Ekspos Kinerja ITERA 2023, Kamis (21/12/2023).

Baca Juga: FTI EXPO, Ajang Promosi Inovasi dari Mahasiswa FTI ITERA

1. Pengenalan lebih luas terhadap pupuk hibrid ITERA

Inilah 5 Inovasi dan Riset Baru ITERA, Siap Launching 2024!Institut Teknologi Sumatera. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Beberapa program kerja ITERA di Tahun 2024 adalah mengenalkan lebih luas tentang pupuk hibrid kini telah dikembangkan ITERA. Pugeg mengatakan, pupuk hibrid antara pupuk hayati dan pupuk organik ITERA tersebut dapat menghemat 50 persen penggunaan pupuk anorganik oleh petani.

“Proses pembuatannya di unit Integrated Wasted Agro Center ITERA (IWACI). Bahan bakunya limbah organik. Kami membuat riset ini juga bertujuan mengubah paradigma agar limbah jangan dianggap waste (sampah) tapi sebagai baku penghasil pupuk hibrid,” katanya.

ITERA juga telah menguji coba pupuk ini di beberapa kabupaten Jawa Barat dan Kecamatan Natar Lampung Selatan dan respons petani sangat positif. Ia juga mengatakan beberapa tempat tersebut sudah sangat percaya dan siap memanfaatkan pupuk tersebut.

2. Melihat potensi singkong sebagai sumber protein lokal

Inilah 5 Inovasi dan Riset Baru ITERA, Siap Launching 2024!ilustrasi singkong (pexels.com/marquino rocha)

Pugeg mengatakan, permasalahan di Indonesia saat ini yang dapat dilihat adalah soal ketahanan pangannya. Lampung sebagai produsen singkong nomor 1 di Indonesia merupakan pemasok terbesar untuk industri besar. Sayangnya selama ini petani singkong belum dapat dikatakan sejahtera karena hanya menjual produk mentahnya saja.

“Sekarang kalau kita lihat 50 persen konsumsi karbohidrat Indonesia berasal dari mie instan. Kami ingin singkong ini bisa diproduksi sebagai mie di skala rumah tangga. Sekarang kan belum ada teknologi yang bisa membuat singkong 100 persen jadi mie,” katanya.

Oleh karenanya ITERA telah melakukan riset untuk membuat mie dari singkong tanpa melalui proses tepung atau pengeringan. Sehingga lebih efisien dan bisa diolah dalam skala rumahan. 

“Kami sudah coba untuk latih di Desa Labuhan Maringgai Lampung Timur. Respons kadesnya pun positif dan langsung mencanangkan BUMDES untuk produk ini. Dalam waktu dekat kami berencana akan launchingkan ini dan ajarkan juga di tempat lain,” ujarnya.

Baca Juga: ITERA Tangani Kasus Kekerasan Seksual, Gandeng Dua Lembaga Sekaligus

3. Green protein

Inilah 5 Inovasi dan Riset Baru ITERA, Siap Launching 2024!ilustrasi daun singkong (pixabay.com/Maya A. P)

Selain mie singkong, ITERA juga berencana akan merilis Green Protein yakni produk tempe dari daun singkong, nangka, dan nangkadak (nangka cempedak) sebagai alternatif tempe kedelai yang sampai saat ini masih menggunakan kedelai impor.

“Kita ketahui tempe itu kan secara konvensional bahan bakunya adalah kedelai. Tapi hampir 100 pesen kedelai tempe itu impor. Jadi sangat sayang sekali kita malah mensubsidi petani negara lain. Maka kami coba memikirian bahan baku lokal. Ini belum rilis karena baru dilevel internal tapi sudah kita buat inovasinya,” paparnya.

Ia menilai daun singkong, nangka dan nangka cempedak sangat mudah ditemukan di Indonesia dengan produktifitas yang melimpah. Sehingga diharapkan inovasi ini bisa berjalan dengan baik untuk mengurangi impor kedelai Indonesia.

4. Ketahanan sehat berbasis bioma

Inilah 5 Inovasi dan Riset Baru ITERA, Siap Launching 2024!pexels.com

Lalu ada ketahanan sehat berbasis bioma. Melalui Majelis Pertimbangan Riset Daerah, Pugeg ingin menggalakkan program ketahanan sehat berbasis bioma yakni membangun kesehatan secara preventif melalui mikrobioma.

“Mikrobioma ini sering dikenal dengan bakteri probiotik. Bakteri ini bisa kita temukan dihampir semua makanan dan minuman olahan tradisional Indonesia seperti tempoyak, terasi, kombucha, tape, dan lainnya,” terangnya.

Jika ketahanan sehat melalui mikrobioma ini berjalan dengan baik, ia melanjutkan masyarakat sudah tidak perlu obat atau vaksin. Karena mikrobioma itu secara inheren akan terus menerus di dalam tubuh manusia.

“Ini juga bisa membantu bisnis makanan dan minuman olahan tradisonal kita. Kalau ini kita bangun, anggaran vaksin yang triliunan itu tidak diperlukan lagi karena sistem imun kita yang baik,” tambahnya.

5. Teaching factory untuk membentuk enterprenuer muda

Inilah 5 Inovasi dan Riset Baru ITERA, Siap Launching 2024!https://id.pinterest.com/pin/579134833318748312/

Selaras dengan itu, Pugeg mengatakan ITERA juga akan mendorong semua program studi di ITERA untuk menyediakan fasilitas teaching factory kepada mahasiswa untuk menjadi enterprenuer.

“Jadi setiap prodi sedang kami usahakan agar ada unit khusus yang mendukung mahasiswa untuk menjadi enterprener. Tujuan kami menciptakan enterprener baru,” imbuhnya.

Sehingga diharapkan nantinya ITERA bisa menjadi institusi yang berkomtribusi menciptakan ketahanan pangan dan ekonomi masyarakat Indonesia dari tingkat hulu hingga hilir.

Baca Juga: Anugerah Humas ITERA 2023, Rektor: Kreatif Bermedsos Membangun Kampus

Topik:

  • Rohmah Mustaurida
  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya