16 Kesalahan Sering Terjadi saat Mengerjakan Skripsi

Coba cek ulang skripsi kamu sebelum bimbingan ke dosen

Intinya Sih...

  • Skripsi sering mengalami revisi karena kesalahan normatif
  • Mahasiswa harus mempersiapkan alasan pemilihan judul dan latar belakang dengan baik
  • Penelitian harus memiliki manfaat, referensi yang relevan, dan analisis data yang sesuai

Untuk membuat skripsi yang baik, terkadang tidak luput dari adanya kesalahan dan kekeliruan sepanjang proses pengerjaannya. Memang tidak dapat dipungkiri, skripsi yang kita buat pada awalnya jauh dari kata sempurna.

Tidak heran jika ada proses penyempurnaan yang disebut dengan revisi (perbaikan). Secara normatif, kesalahan ini selalu terjadi baik di awal penyusunan skripsi, pertengahan, hingga akhir berdasarkan saran dan masukan dari dosen pembimbing maupun dosen luar pembimbing ketika konsultasi sampai sidang dilangsungkan. 

Kesalahan dialami mahasiswa ketika proses pengerjaan skripsi memang lumrah terjadi. Tidak sedikit dari mereka mendapatkan omelan dari dosen pembimbing karena kesalahan yang diperbuat.

Kesalahan datang bukan berarti apa yang mereka kerjakan itu dinilai buruk dan tidak layak di mata dosen pembimbing. Bisa saja mahasiswa kurang memahami panduan penulisan yang ada di format yang diberikan kampus, kurang bisa menjabarkan permasalahan yang diangkat sesuai topik yang diambil, kurang clear saat penyajian hasil dan menghubungkan fenomena-fenomena yang ada di lapang. 

Agar kamu tidak terjebak dalam kesalahan yang sama, pada artikel ini akan diulas 16 kesalahan biasanya terjadi dalam proses pengerjaan skripsi. Kesalahan ini dirunut mulai dari proses penentuan topik skripsi hingga skripsi tersebut selesai dituntaskan. Penasaran apa saja kesalahannya? Jangan skip artikel ini ya, pejuang skripsi!

1. Kesalahan penentuan topik skripsi

16 Kesalahan Sering Terjadi saat Mengerjakan Skripsiilustrasi mahasiswa bingung dalam menentukan topik (pexels.com/Craig Adderley)

Perlu diingat, topik yang kamu pilih akan menentukan mau di bawa ke arah mana skripsi kamu nanti. Biasanya mahasiswa akan dihadapkan pada dua pilihan dalam menentukan topik skripsi.

Mau fokus ke judul dulu atau ke permasalahannya dulu? Sebagian besar mahasiswa biasanya lebih condong ke judul tanpa memikirkan apa permasalahan yang sebenernya ingin diangkat dalam skripsinya.

Tidak heran jika mahasiswa terdiam membisu kala ditanya dosen pembimbing soal alasan pemilihan judul skripsi ini. Maka dari itu, kamu harus persiapkan alasan pemilihan judul beserta argumentasinya sehingga dosen pembimbing bisa yakin dengan topik dan judul yang kamu ajukan. 

2. Kesalahan penyusunan latar belakang

16 Kesalahan Sering Terjadi saat Mengerjakan Skripsiilustrasi mahasiswa sedang mengerjakan skripsi (unsplash.com/Desola Lanre-Ologun)

Anggap permasalahan dalam penentuan judul sudah clear. Kalau masih ada kesalahan di poin nomor satu, segera diatasi dulu. Sekarang kita masuk ke latar belakang. Biasanya kesalahan yang terjadi dalam penyusunan latar belakang adalah fokus pembahasan yang melebar dan tidak terstruktur.

Untuk menghindari kesalahan ini, kamu bisa menggunakan trik segitiga terbalik. Kamu bisa jabarkan poin yang umum terlebih dahulu kemudian mengerucut hingga poin yang khusus untuk membahas fakta dan data yang kamu sampaikan di latar belakang.

Jangan lupa jelaskan juga argumentasi penentuan topik dan masalah yang lebih detail disampaikan di bagian ini, ya!

3. Kesalahan rumusan masalah

16 Kesalahan Sering Terjadi saat Mengerjakan Skripsiilustrasi menulis pertanyaan penelitian (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pertanyaan besar kerap dihantui mahasiswa adalah apa permasalahan kamu angkat dalam skripsi ini? Poin ketiga ini masih berkaitan dengan dua poin sebelumnya.

Memang penelitian yang baik itu harus ada masalah yang diangkat. Tapi kesalahan yang terjadi adalah mahasiswa tidak clear dalam merumuskan permasalahannya.

Jadi, mahasiswa mencantumkan pertanyaan penelitian tapi tidak dirumuskan darimana dan mengapa kamu mengajukan pertanyaan tersebut dalam penelitian kamu. Dalam merumuskan masalah, mahasiswa bisa menceritakan apa permasalahan yang urgent untuk diselesaikan.

Jabarkan indikator dan variabel apa yang berperan dalam penelitianmu. Kemudian pada bagian akhir dari rumusan masalah, list dan bikin pertanyaan penelitian seputar apa sih yang perlu kamu tanyakan dan pecahkan dalam penelitian ini.

Setidaknya ada hal yang membuat pembaca (dosen pembimbing) penasaran sama permasalahan dan temuan yang semestinya perlu kamu pecahkan dan ungkap dalam penelitian yang akan kamu lakukan.

4. Kesalahan batasan masalah

16 Kesalahan Sering Terjadi saat Mengerjakan Skripsiilustrasi mengerjakan skripsi (pexels.com/Vlada Karpovich)

Batasan masalah adalah uraian yang menjelaskan tentang penelitian yang kamu perlu batasi pembahasannya agar tidak terlalu meluas dan melenceng dari topik besar yang kamu tentukan sebelumnya. Kesalahan umum terjadi adalah mereka tidak fokus dengan batasan penelitiannya.

Memang terkait tempat, sampel, dan topik itu perlu dibatasi, tetapi batasan masalah biasanya lebih dibatasi adalah scope kajian yang ingin diteliti beserta variabel apa yang biasanya digunakan sesuai kebutuhan peneliti dan fenomena yang terjadi di lapangan.

Baca Juga: 15 Kosakata Pendatang Baru KBBI per Oktober 2023, Bisa Tebak?

5. Kesalahan menyusun manfaat penelitian

16 Kesalahan Sering Terjadi saat Mengerjakan Skripsiilustrasi tumpukan buku referensi (pexels.com/Perfecto Capucine)

Dalam sebuah penelitian, muara akhirnya adalah menghasilkan keluaran berupa kontribusi baik dalam bentuk akademis maupun praktis. Harapannya ketika kamu membuat penjelasan tentang manfaat penelitian, kamu bisa menghasilkan temuan yang bermanfaat bagi pihak decision-maker yang kamu libatkan dalam penelitianmu.

Setiap topik bisa jadi memiliki manfaat penelitian yang berbeda. Misalkan si A melakukan penelitian tentang pemasaran bawang merah sedangkan si B melakukan penelitian tentang kinerja karyawan. Maka pihak yang terlibat dan besar manfaat yang diperoleh ini juga berbeda.

Kesalahan yang terjadi pada bagian ini adalah tidak tahu siapa sih pihak yang sekiranya menerima manfaat atas penelitian yang kamu lakukan. Terkadang mereka hanya fokus untuk menuliskan manfaat sebatas syarat untuk menuntaskan studi saja.

Jadi pastikan bagi kamu untuk lebih teliti lagi dan perhatikan lingkungan di sekitarmu. Manfaat apa sih yang bisa kamu berikan dari penelitian yang kamu lakukan ini. 

6. Kesalahan penentuan referensi penelitian terdahulu

16 Kesalahan Sering Terjadi saat Mengerjakan Skripsiilustrasi pencarian referensi di perpustakaan (pexels.com/Abby Chung)

Terkadang mahasiswa akan diminta untuk mencari referensi penelitian terdahulu berkaitan dengan topik skripsi mereka. Penelitian dilakukan oleh mahasiswa tentunya juga harus diimbangi pula dengan penggunaan referensi yang up-to-date juga.

Umumnya, dosen pembimbing meminta mahasiswa untuk mencari referensi minimal 5-10 tahun terakhir dari tahun pengerjaan skripsi mahasiswa. Misalnya jika mahasiswa melakukan penelitian pada tahun 2023 maka referensi yang boleh diacu dan dirujuk mulai dari tahun 2013-2023. 

Kesalahan biasanya terjadi dalam menentukan referensi penelitian terdahulu adalah tidak fokus dan tidak spesifik dalam pencariannya. Pastikan kamu memilih referensi yang relevan sesuai dengan topik penelitian kamu.

Kamu bisa cari referensi yang mirip dengan variabel yang kamu pilih, indikator kamu tentukan, dan fenomena apa yang serupa dengan penelitian kamu. Sesuaikan juga dengan bidang studi kamu ya dalam menentukan referensi ini. 

7. Kesalahan penentuan teori

16 Kesalahan Sering Terjadi saat Mengerjakan Skripsiilustrasi pengerjaan skripsi dengan buku penunjang teori (pexels.com/Christina Morillo)

Ingat, tidak semua teori itu dipakai dalam penelitian ya. Lihat-lihat dulu topiknya tentang apa dan pembahasannya lebih ke arah mana. Sebagai seorang peneliti, wajib kamu tahu apa teori yang mendasari penelitian kamu.

Mana yang memang penting untuk penelitian kamu dan mana yang seharusnya dieliminasi dari pembahasanmu. Seringkali mahasiswa suka tergocek penggunaan teori dan penjabarannya dipanjang-panjangin dengan alasan skripsinya biar tebal.

Padahal kalau dipikir lebih dalam lagi, memasukkan banyak teori akan menjadi kesempatan emas bagi dosen pembimbing mencecar kamu saat sidang. Takutnya malah kamu tidak bisa menjawab dan jadi bumerang pada dirimu sendiri.

8. Kesalahan kerangka berpikir

16 Kesalahan Sering Terjadi saat Mengerjakan Skripsiilustrasi kerangka berpikir (unsplash.com/Christina @ wocintechchat.com)

Dalam skripsi, mahasiswa biasanya diminta untuk membuat kerangka berpikir. Mahasiswa akan diberikan challenge untuk membuat alur berpikir sesuai topik penelitiannya masing-masing.

Kesalahan yang biasanya terjadi adalah membuat kerangka berpikir tidak asal bikin kotak-kotak terus rapi dan cantik aja. Kerangka berpikir menggambarkan suatu kaitan permasalahan yang perlu diselesaikan dengan alur berpikir yang melibatkan teori, hipotesis, penelitian terdahulu dan variabel yang diuji dalam penelitiannya. 

Banyak tidak sadar penyusunan hipotesis justru mulanya dari alur berpikir ini. Ketika ditanya sama dosen pembimbing "ini kamu hipotesisnya darimana?" Seringkali tidak berkutik.

Padahal, kalau kamu bisa memanfaatkan kesempatan dengan baik untuk membuat kerangka berpikir sistematis dan logis, bisa lebih mudah dalam menentukan hipotesis karena dasar penentuannya ada di alur logika berpikir. Pastikan bisa membuat narasi dari penentuan hipotesis sebelum kamu menentukan hipotesis penelitiannya

9. Kesalahan penyusunan hipotesis

16 Kesalahan Sering Terjadi saat Mengerjakan Skripsiilustrasi hipotesis (analyticsvidhya.com/Harika Bonthu)

Hipotesis penelitian itu ada dua tipe. Tipe pertama adalah hipotesis nol (H0) dan kedua adalah hipotesis alternatif(Ha).

Terkadang mahasiswa suka kebolak-balik akan penyebutan dua tipe ini. Manakah hipotesis yang ditolak dan manakah hipotesis yang diterima.

Akibatnya kalau penentuan hipotesisnya sudah salah, penentuan kesimpulan penelitiannya juga salah. Maka dari itu, pastikan kamu harus tahu dan pintar memposisikan masing-masing hipotesis yang kamu rumuskan tadi.

Hipotesis nol kuncinya ada pada kata "tidak memiliki hubungan". Sedangkan hipotesis alternatif kuncinya ada pada kata "memiliki hubungan"

Baca Juga: 5 Tips Cepat Adaptasi di Lingkungan Kampus untuk Mahasiswa Baru

10. Kesalahan pengukuran variabel

16 Kesalahan Sering Terjadi saat Mengerjakan Skripsiilustrasi variabel penelitian (researchgate.net/Paul F.J. Eagles)

Kesalahan paling umum terjadi adalah definisi operasional dan pengukuran variabel. Seringkali mahasiswa mencantumkan definisinya cenderung ke arah definisi secara umum, bukan definisi sesuai penelitian yang akan ia lakukan.

Misalnya:

Pendapatan adalah jumlah masukan yang didapat atas jasa yang diberikan meliputi hasil penjualan produk kepada pelanggan yang diperoleh dalam suatu aktivitas operasi suatu perusahaan untuk meningkatkan nilai jual.

Bandingkan dengan yang ini

Pendapatan adalah selisih antara penerimaan yang didapatkan petani dengan total biaya yang dikeluarkan petani. Adapun pengukuran dalam menghitung pendapatan yaitu Rupiah/Kg (Kilogram)

Lebih enak mana? Justru lebih enak yang penjelasan kedua karena selain definisi tentang pendapatan dimasukkan juga ada terselip bagaimana cara menghitungnya beserta satuan yang dipakai. Terkadang kesalahan yang terjadi adalah tidak mencantumkan satuan pengukuran sehingga saat menyusun kuesioner dan pembahasan kalian sering lupa dengan satuan perhitungannya. 

11. Kesalahan jenis penelitian

16 Kesalahan Sering Terjadi saat Mengerjakan Skripsiilustrasi presentasi skripsi (pexels.com/Kampus Production)

Dalam metode penelitian, kita mengenal ada penelitian kuantitatif dan kualitatif. Terkadang mahasiswa kurang teliti dalam membedakan mana pendekatan penelitian dan mana jenis penelitiannya.

Misalnya peneliti A menggunakan pendekatan deskriptif dan jenis penelitiannya adalah kuantitatif. Padahal ini sangat membingungkan pembaca. Justru kuantitatif itu adalah pendekatan penelitiannya dan deskriptif adalah jenis penelitian. Jadi jangan sampai ketukar ya!

12. Kesalahan menentukan populasi dan sampel

16 Kesalahan Sering Terjadi saat Mengerjakan Skripsiilustrasi diskusi penentuan sampel responden (pexels.com/fauxels)

Biasanya mahasiswa juga diminta untuk menjelaskan tentang siapa populasi dan sampel yang terlibat dalam penelitiannya. Terkadang mahasiswa juga suka bingung dalam menentukan dua hal ini. Ingat, dalam penentuan responden melalui sampling, paling tidak ada dua kriteria.

Pertama, responden yang diambil oleh peneliti itu mewakili karakteristik populasi (representatif). Kedua, dalam mengambil responden itu besarnya memadai.

Ingat, tidak semua populasi bisa dijadikan sampel penelitian. Hal ini dilakukan atas dasar keterbatasan, waktu maupun tenaga yang dimiliki oleh peneliti.

Makanya kenapa ada pengambilan responden yang dilakukan dengan cara mengambil bagian dari populasi yang ditentukan sebelumnya oleh peneliti. Kesalahan lainnya adalah terkadang mahasiswa juga kurang tegas dalam menyatakan siapa yang menjadi populasi dan sampel. Kalau kamu bingung, mari kita ambil contoh.

Misalkan kamu melakukan penelitian tentang kinerja karyawan divisi marketing di PT X. Siapa populasinya? Berarti karyawan PT X secara keseluruhan, dong? Sedangkan sampelnya adalah karyawan yang berada di divisi marketing PT X 

13. Kesalahan turun lapang dan pengumpulan data

16 Kesalahan Sering Terjadi saat Mengerjakan Skripsiilustrasi turun lapang ke pasar tradisional (pexels.com/Clem Onojeghuo)

Kesalahan yang rentan ditemui adalah mahasiswa tidak tahu berapa jumlah orang yang menjadi responden penelitiannya. Kesalahan ini dipicu karena mahasiswa tidak memegang daftar nama responden dan tidak menanyakan kepada pihak lokasi penelitian tentang jumlah orang yang sedianya bisa ditanyai dan dimintai keterangan.

Kesalahan kedua, mahasiswa juga tidak menyesuaikan pertanyaan dengan kondisi audiensnya. Misalnya audiens memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah dibandingkan peneliti.

Kamu sebagai peneliti harus bisa menyesuaikan dengan pemilihan kata yang akrab di telinga mereka. Gunakan bahasa yang tidak terlalu akademis dan kamu bisa ganti dengan bahasa sehari-hari yang mudah dimengerti sama mereka. 

Apabila kamu menemui responden yang lancar berbahasa daerah, sedangkan kamu kurang fasih dalam berbahasa daerah, mintalah bantuan kepada teman yang paham bahasa daerah. Terjemahkan pertanyaanmu yang ada pada kuesioner kepada temanmu dan sampaikan dengan menggunakan bahasa daerah.

14. Kesalahan analisis data

16 Kesalahan Sering Terjadi saat Mengerjakan Skripsiilustrasi analisis data (unsplash.com/Campaign Creators)

Ingat, analisis data yang kamu pilih harus inline dengan tujuan dan permasalahan penelitian yang kamu ingin selesaikan. Sebelum kamu melakukan analisis data, kamu harus melakukan tabulasi data terlebih dahulu dengan memindahkan data yang ada pada isian kuesioner ke dalam perangkat lunak (software) untuk melakukan pengolahan data.

Setarakan satuan lokal dengan satuan pengukuran yang sudah kamu tentukan. Misalnya ketika kamu wawancara kepada petani, kemudian mereka bilang satuan "jaring" dalam pengemasan apel.

Sedangkan, dalam skripsi kamu menuliskan kilogram, maka harus dikonversi dulu dari satuan jaring ke dalam satuan kilogram. Cara tahunya gimana? Kamu bisa menanyakan kepada pedagangnya, satu jaring itu setara dengan berapa kilogram. Nilai ini yang nantinya akan kamu masukkan dalam tabulasi datamu.

15. Kesalahan penyajian hasil penelitian

16 Kesalahan Sering Terjadi saat Mengerjakan Skripsiilustrasi presentasi hasil penelitian (pexels.com/Christina Morillo)

Dalam membuat hasil penelitian, pastikan kamu tidak hanya membaca data saja ya. Apalagi memindahkan data dari tabel ke narasi yang isinya sama plek ketiplek.

Kamu harus bisa menjabarkan apa temuan dari data yang sudah kamu analisis tadi. Jangan hanya memindai data tanpa ada penjabaran secara spesifik.

Kamu bisa juga untuk membandingkan hasil temuanmu dengan penelitian terdahulu yang sudah pernah membahas ini dengan spesifikasi lokasi dan variabel yang berbeda. Dari hasil analisis data yang sudah kamu lakukan, kamu bisa membuktikan kira-kira hipotesis kamu diterima atau ditolak? Apakah sudah menjawab tujuan dan permasalahan penelitian? Pastikan untuk cek dan lebih teliti lagi.

16. Kesalahan penarikan kesimpulan

16 Kesalahan Sering Terjadi saat Mengerjakan Skripsiilustrasi diskusi sesama pejuang skripsi (pexels.com/cottonbro studio)

Kesimpulan adalah muara akhir dari serangkaian penelitian yang sudah kamu lakukan. Sebelum membuat kesimpulan, kamu harus perhatikan bahwa tujuan dan rumusan masalah ini selaras dengan hasil temuan yang kamu dapatkan.

Terkadang kesalahan yang sering ditemui adalah kesimpulan ditarik tidak selaras dengan tujuan penelitian dan rumusan masalah yang sudah kamu ajukan di awal. Maka dari itu, semua elemen ini harus saling terkait satu sama lain, tidak tumpang tindih apalagi terpisah-pisah.

Misalnya kamu melakukan penelitian tentang persepsi konsumen terhadap produk sayuran organik. Dalam tujuan penelitian, kamu menyebutkan tentang bagaimana persepsi konsumen apakah baik atau buruk?

Ternyata hasilnya menyatakan persepsi konsumen terhadap produk sayuran organik itu baik. Baiknya karena apa? Ini harusnya yang bisa kamu simpulkan terkait penyebab kenapa persepsinya baik. Kemudian kamu bisa memberikan saran dan masukan atas temuan yang kamu dapatkan dalam skripsi.

Apapun kesalahan yang telah disebutkan di atas, langsung segera diperbaiki. Kalau misalnya kamu bingung, boleh minta bantuan kepada teman untuk cek bareng-bareng. Dengan demikian, kesalahan kamu minim dibantai dan revisi dari dosen pembimbing. Skripsi kamu jauh lebih baik dan perfect! Semoga bermanfaat ya dan semangat terus buat kalian para pejuang skripsi sedang bergelut dengan revisi.

Baca Juga: 10 Kosa Kata Homonim Bahasa Lampung dengan Bahasa Daerah Lainnya!

Reyvan Maulid Photo Community Writer Reyvan Maulid

Penyuka Baso Aci dan Maklor

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya