Profil SMA Xaverius Bandar Lampung, SMA Terbaik Kedua se-Lampung

SMA Xaverius merupakan salah satu SMA tertua di Lampung. Sekolah ini telah berdiri sejak 1961 dan diprakarsai oleh para pastor di Teluk Betung dan Tanjung Karang.

Sekolah ini dibentuk karena saat itu para lulusan SMP Xaverius membutuhkan pendidikan ditingkat lebih tinggi. Sehingga saat pertama kali dibentuk, kelas SMA masih bergabung dengan SMP Xaverius.

Saat ini SMA Xaverius telah memiliki gedung atau unitnya sendiri dan berada di bawah naungan Yayasan Xaverius Tanjung Karang. Yayasan ini mengelola seluruh Sekolah Xaverius di Lampung semua jenjang mulai dari TK, SD, SMP, dan SMA.

Selain di ibu kota Provinsi Lampung, sekolah ini juga terdapat di beberapa kabupaten kota yakni di Metro, Lampung Selatan, Lampung Tengah, Lampung Timur, Lampung Utara, Pringsewu, dan Tanggamus.

Lokasi SMA Xaverius menjadi satu dengan SMP Xaverius 2 Bandar Lampung yakni di Jalan Cendana, Rawa Laut, Engal, Kota Bandar Lampung. Sedangkan untuk jenjang sekolah Xaverius lain di Bandar Lampung berada di lokasi yakni Kecamatan Way Halim, Teluk Betung dan Panjang.

Humas SMA Xaverius Bandar Lampung, Utomo menyampaikan SMA Xaverius telah memiliki fasilitas lengkap untuk pembelajaran di kelas seperti sekolah lainnya.

“Fasilitas kelas kami sudah lengkap ada AC, LCD atau monitor, kemudian setiap kelas juga tersedia komputer. Kalau seperti bangku meja papan tulis itu juga tentu sudah ada ya,” katanya.

Kemudian ia menyebutkan tiap kelas berkapasitas 35 sampai 36 siswa. Di SMA Xaverius juga semua kelas sama dan tidak ada pembeda untuk siswa berprestasi maupun tidak.

Utomo menjelaskan karena saat ini hanya kelas 10 yang menerima kurikulum merdeka, maka kelas 10 nantinya tidak ada penjurusan melainkan hanya memilih mata pelajaran yang digemari atau unggulan saja.

“Kalau kelas 11 dan 12 kan masih pakai kurikulum 2013 jadi mereka masih ada jurusan. Di sini ada dua jurusan yaitu IPA dan IPS untuk kelas 11 dan 12 saja,” ungkapnya.

Sedangkan untuk fasilitas pendukung akademik di SMA ini juga cukup lengkap seperti perpustakaan, laboratorium biologi, fisika, kimia, dan dua lab komputer dengan kapasitas maksimum 36 siswa seperti jumlah siswa dalam kelas.

Untuk fasilitas nonakademik, SMA Xaverius telah memiliki lapangan futsal dan basket sendiri, dan laboratorium musik. Utomo mengatakan salah satu ekstrakulikuler populer di SMA tersebut adalah musik.

“Alat musik di lab musik kami ada cukup banyak alat musik ya seperti gitar, piano, keyboard, angklung, sampai kulintang ada. Mereka ini juga lah yang biasanya mengisi penampilan kalau ada acara,” imbuhnya. 

Selain itu, SMA Xaverius juga punya banyak ekstrakulikuler lain seperti olah raga, bahasa, paduan suara, teater, pecinta alam, sastra, bela diri, dan lainnya. Bahkan mereka pun membuka ekstrakulikuler khusus bernama OSN dengan 9 cabang mata pelajaran sains untuk dipilih oleh siswa.

“Untuk waktu ekskul itu kita setiap hari ada. Jadi tergantung ekskulnya dia mau hari apa. Ekskul ini setelah pulang sekolah ya mulainya yaitu jam 3.15 sore,” tambahnya.

Utomo menjelaskan SMA Xaverius bukan merupakan sekolah khusus Kristen atau Katolik sehingga siswa dengan agama apapun diperbolehkan untuk bersekolah di sana. Mereka bahkan menyediakan guru khusus untuk semua agama.

“Kegiatan rohani kita ada di hari Jumat. Di hari itu setiap pukul setengah 12 sampai 1 siang ada pembinaan iman untuk semua agama. Katolik dengan guru Katolik, Kristen dengan guru Kristen, Islam dengan guru muslim, Hindu dengan Hindu, dan Buddha dengan buddha,” ujarnya.

Salah satu siswa kelas 11 SMA Xaverius, Clairine Liviana mengatakan fasilitas di sekolahnya saat ini sudah sangat bagus dan cukup lengkap termasuk fasilitas pendukung prestasi siswa.

“Udah cukup bagus, tapi menurutku masih bisa lagi ditingkatin lagi sih. Contohnya loker di kelas itu belum ada. Karena selama ini kita bawa buku kan berat banget jadi banyak ditinggalin di meja,” ujarnya. 

Ia menceritakan, kelas bahkan meja siswa sering kali dipakai untuk berkegiatan di sekolah. Akibatnya meja siswa sering tertukar dan akhirnya buku terkadang hilang begitu saja.

“Itu aja sih. Aku sekarang ikut ekskul broadcast. Menurutku seru banget karena kita udah diajarin untuk siaran langsung dan biasanya ada jadwal siaran di Radio Suara Wajar,” jelasnya.