Masjid Jami Al-Anwar, Masjid Tertua Saksi Penyebaran Islam di Lampung

Bandar Lampung, IDN Times - Jejak penyebaran agama Islam di Provinsi Lampung, meninggalkan banyak kisah dan situs bersejarah hingga kini masih terpelihara dengan baik. Salah satunya, keberadaan Masjid Jami Al-Anwar.
Beralamatkan di Jalan Laksamana Malahayati Nomor 100, Kelurahan Kangkung, Kecamatan Telukbetung Selatan, Kota Bandar Lampung, masjid Jami Al-Anwar dinobatkan sebagai masjid tertua di Provinsi Lampung.
Masjid itu, menjadi saksi penyebaran agama Islam melalui pintu masuk Selatan, sekaligus perlawanan penduduk pribumi terhadap para penjajah di Provinsi Lampung. Khususnya, di daerah Kota Bandar Lampung dan sekitarnya.
IDN Times berkesempatan berbincang khusus dengan Kharuddin selaku takmir atau pengurus Masjid Jami Al-Anwar. Ia, menjelaskan banyak hal tentang masjid, mulai dari latarbelakang sejarah hingga ciri khas Masjid Jami Al-Anwar.
Lalu seperti apa kisahnya? Berikut IDN Times rangkum.
1. Berdiri sejak 1839, berawal dari keluhan Belanda terhadap aksi perompak kapal suku Bugis di perairan Teluk
Masjid Jami Al-Anwar berdiri sejak tahun 1839, tepatnya saat masa penjajahan kolonial Belanda. Awalnya, Belanda meminta bantuan pada pejabat pemerintah setempat terhadap Temenggung Daeng Muhammad Ali, untuk menumpas para perompak kapal suku Bugis di daerah perairan Teluk, yang kala itu menjadi salah satu pusat perdagangan di Lampung.
Namun, karena Temenggung Daeng Muhammad Ali dan para perompak berdarah Bugis, tidak terjadi pertumpahan darah dan mereka berhasil dibawa ke darat, untuk dititipkan belajar ilmu agama Islam pada KH Muhammad Soleh.
"Berjalannya waktu, tidak hanya perompak yang belajar agama Islam, tapi juga warga-warga sekitar. Di situ baru lah beliau terfikirkan, untuk membuat surau atau langgar kecil seperti musala untuk tempat ibadah sekaligus mendalami agama Islam," ujar Kharuddin, Minggu (18/4/2021).