Danni Gathot Harbowo mengatakan, dari hasil analisis yang dilakukan, dua dari tiga pecahan meteorit hasil properti fisik dan kimia pada masing-masing meteorit diketahui densitas atau masa jenis pada objek tersebut berkisar 4 gram per centimeter kubik (cm3) dan kekerasan sekitar 5-6 dalam skala mohs.
Bagian dalam meteorit ini memiliki kilap logam dan mampu menarik magnet. Hal ini menunjukkan sebagian besar meteorit memiliki kandungan logam yang relatif tinggi. Ditinjau dari komposisinya, meteorit itu memiliki unsur Fe (besi), Mg (magnesium), Si (silika) yang dominan.
Selain itu pada meteorit juga ditemukan beberapa unsur logam berat yang mudah teroksidasi dan larut dalam air seperti, Fe. Cr, Al, Ni, Se, timbal (Pb), dan seng (Zn). Logam berat tersebut dapat bersifat racun dan dapat merusak metabolisme serta jaringan dalam tubuh.
Hingga saat ini masih terus dilakukan penelitian komprehensif untuk mengidentifikasi harmful element lainnya yang mungkin ada pada meteorit itu. “Oleh karena itu kami terus menghimbau masyarakat untuk tidak menggunakan air rendaman meteorit tersebut apalagi sampai meminumnya,” ujar Gathot sapaan akrabnya di Laboratorium Geologi dan Sains ITERA, Selasa (16/2/2021).