Mahasiswa Unila Manfaatkan Stik Es Krim jadi Miniatur Rumah Impian

Intinya sih...
- Anak-anak desa diasah kreativitasnya dengan membuat miniatur rumah impian dari stik eskrim.
- Program melibatkan siswa SD dan SMP, dengan tujuan mengembangkan kreativitas, motorik, dan pengetahuan konstruksi secara sederhana.
- Tantangan utama program adalah ketersediaan bahan dan waktu, namun diharapkan dapat memotivasi anak-anak untuk terus mengembangkan kreativitas.
Lampung Selatan, IDN Times - Mengasah kreativitas anak adalah salah satu cara terbaik untuk mendukung perkembangan mereka secara holistik. Melalui aktivitas melibatkan imajinasi dan eksplorasi, anak-anak dapat belajar berpikir kritis, menemukan solusi kreatif, serta mengekspresikan diri mereka dengan cara yang unik.
Kreativitas yang berkembang sejak dini juga berperan penting membangun rasa percaya diri dan kemampuan beradaptasi dengan berbagai tantangan di masa depan.
Seperti dilakukan Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Lampung (Unila) di Desa Trans Tanjungan, Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan membuat program kreativitas melalui pembuatan miniatur rumah impian dengan memanfaatkan stik eskrim sebagai bahan utama.
1. Anak Desa Trans Tanjungan belum dapat kesempatan belajar konstruksi
Salah satu mahasiswa KKN, Febrisky Sinamo menjelaskan, program pembuatan miniatur rumah impian memanfaatkan stik es krim dibuat karena banyaknya anak-anak Desa Trans Tanjungan belum mendapatkan kesempatan untuk belajar mengenai konstruksi atau desain rumah secara langsung.
"Program ini bertujuan untuk mengatasi kebutuhan tersebut dengan cara yang menyenangkan dan mudah dimengerti.
Peserta dalam program ini yaitu siswa siswi SD Negeri 1 Trans Tanjungan dan SMP Negeri 3 Katibung, dengan jumlah peserta kurang lebih 50 orang," katanya, Selasa (18/2/2025).
2. Meningkatkan kreativitas anak melalui pembuatan miniatur
Febri menjelaskan, pada proses pelaksanaannya mahasiswa KKN memberikan pemahaman mengenai miniatur dan cara pembuatannya, dilanjutkan dengan sesi praktik pembuatan miniatur, dan di akhir sesi diberikan reward sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi mereka.
"Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan kreativitas dan keterampilan motorik anak-anak, serta memberikan mereka kesempatan untuk belajar mengenai desain dan konstruksi secara sederhana," jelasnya.
3. Berharap jadi motivasi anak desa untuk terus kembangkan kreativitas
Disampaikan Febri, dalam pelaksanaan program ini penyediaan bahan dan waktu menjadi kendalanya. Tantangan utama yang hadir adalah ketersediaan bahan cukup dan keterbatasan waktu untuk menyelesaikan proyek miniatur.
"Namun hal itu dapat diatasi, kami memastikan setiap kelompok memiliki bahan yang cukup dan mengatur waktunya dengan baik untuk menyelesaikan proyek mereka," ujarnya.
Ia berharap, adanya program ini dapat memotivasi mereka untuk terus mengembangkan kreativitas dan kekompakan dalam bekerja sama dalam tim.