Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Mahasiswa KKN Unila Olah Limbah Organik Tingkatkan Ketahanan Udang

Mahasiswa KKN Universitas Lampung olah limbah organik nabati dan hewani jadi produk meningkatkan daya tahan udang di Desa Bandar Agung, Lampung Selatan (dok/officialunila.ac.id)
Mahasiswa KKN Universitas Lampung olah limbah organik nabati dan hewani jadi produk meningkatkan daya tahan udang di Desa Bandar Agung, Lampung Selatan (dok/officialunila.ac.id)
Intinya sih...
  • Mahasiswa KKN Unila memberikan edukasi petambak di Lampung Selatan
  • Edukasi tentang limbah organik nabati dan hewani untuk meningkatkan daya tahan udang
  • Program ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petambak dan menjaga kebersihan lingkungan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Lampung Selatan, IDN Times -Mahasiswa KKN Universitas Lampung (Unila) 2025 memberikan edukasi petambak tentang pemanfaatan limbah organik nabati dan hewani sebagai produk multifungsi. Tujuannya, meningkatkan daya tahan udang di Balai Desa Bandar Agung, Kecamatan Sragi, Kabupaten Lampung Selatan.
 
Yosua salah satu mahasiswa KKN mengatakan, program kerja tersebut dilatarbelakangi kasus kematian udang berusia kurang lebih tiga puluh hari. Usai dilakukan analisis, menurutnya. masalah tersebut terjadi akibat kualitas air tambak yang buruk dan tingginya pertumbuhan bakteri patogen.

"Untuk itu, program kerja ditujukan agar tingkat kematian udang di desa dengan mayoritas mata pencaharian penambak udang dan nelayan dapat berkurang," kata Yosua, Rabu (12/2/2025).

1. Edukasi petambak tentang pemanfaatan limbah organik nabati dan hewani sebagai produk multifungsi

Mahasiswa KKN Universitas Lampung olah limbah organik nabati dan hewani jadi produk meningkatkan daya tahan udang di Desa Bandar Agung, Lampung Selatan (dok/officialunila.ac.id)
Mahasiswa KKN Universitas Lampung olah limbah organik nabati dan hewani jadi produk meningkatkan daya tahan udang di Desa Bandar Agung, Lampung Selatan (dok/officialunila.ac.id)

Yosua mengatakan, langkah utama kegiatan ini yakni mengedukasi petambak tentang pemanfaatan limbah organik nabati dan hewani sebagai produk multifungsi, seperti probiotik alami untuk menekan Vibrio, pupuk organik untuk meningkatkan kualitas air, serta pakan tambahan yang dapat meningkatkan daya tahan udang. "Adapun produk air yang dihasilkan mencakup pembenah air dan anti vibrio (Vibrex)," ujarnya.

Lebih lanjut Yosua menjelaskan, mikroorganisme patogen Vibrio sendiri merupakan ancaman bagi tambak udang. Karena, organisme (udang) yang terinfeksi Vibrio akan menunjukkan gejala berupa kehilangan nafsu makan akibat adanya kerusakan pada sistem jaringan pencernaan seperti hepatopankreas dan lambung.

2. Limbah organik melimpah jadi potensi besar

Ilustrasi udang (instagram/potret_tambak)
Ilustrasi udang (instagram/potret_tambak)

Menurut Yosua, didukung oleh penghasilan utama masyarakat, seperti udang, cumi, ikan, dan hasil laut lainnya membuat potensi dihasilkannya limbah organik yang berasal dari hewani semakin besar. Sebab itu menurutnya potensi yang ada dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk pembuatan produk. 

"Pengolahan limbah (hewani dan nabati) juga membutuhkan zat kimia tambahan yang dapat dibuat secara alamiah, dimana larutan ini dikenal dengan Larutan Biang," jelasnya.

Disisi lain, lanjutnya, bahan pendukung seperti air kelapa (sebanyak limbah yang dimiliki) juga diperlukan. Larutan biang dicampurkan dengan larutan (air kelapa + limbah) dengan perbandingan tertentu, lalu larutan dihomogenkan.

"Larutan yang sudah homogen kemudian difungsikan guna pembuatan dua produk, yakni pembenah air dan anti Vibrio (Vibrex)," kata Yosua.

3. Diperlukan perawatan secara berkelanjutan

Ilustrasi udang (instagram/potret_tambak)
Ilustrasi udang (instagram/potret_tambak)

Yosua mengatakan, keberhasilan program dapat terlihat secara bertahap dalam beberapa bulan, tergantung pada konsistensi penerapan di tambak. Dalam jangka pendek, pemulihan kualitas air dan pengurangan limbah organik dapat langsung dirasakan setelah beberapa minggu.

Namun, untuk menekan angka kematian udang secara signifikan, diperlukan perawatan secara berkelanjutan, seperti penggunaan probiotik alami dan pakan alternatif secara rutin.

“Kami akan terus melakukan kontrol terhadap beberapa koresponden yang merupakan pemilik tambak udang. Data-data yang diperoleh nantinya akan menjadi tolak ukur untuk riset dan pengembangan lebih lanjut terhadap proyek ini.” ujar Yosua.

Ia berharap, program ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar dengan meningkatkan kesejahteraan petambak melalui hasil panen udang yang lebih stabil dan berkualitas. Dengan menekan angka kematian udang akibat infeksi Vibrio, pendapatan petambak dapat meningkat dan ekonomi lokal menjadi lebih kuat.

"Selain itu, pemanfaatan limbah organik akan membantu menjaga kebersihan lingkungan, mengurangi pencemaran air, serta membuka peluang usaha baru, seperti produksi pupuk dan pakan alternatif," imbuhnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Silviana Via
EditorSilviana Via
Follow Us