Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Agi Melianse, Mahasiswa Universitas Lampung Asal Kabupaten Way Kanan Tergabung dalam KKN Kebangsaan ke-XIII Tahun 2025 di Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Dok.Unila)
Agi Melianse, Mahasiswa Universitas Lampung Asal Kabupaten Way Kanan Tergabung dalam KKN Kebangsaan ke-XIII Tahun 2025 di Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Dok.Unila)

Intinya sih...

  • Literasi jadi fokus utama di era digitalDi tengah gempuran era digital yang serba cepat, kemampuan literasi menjadi semakin penting, terlebih bagi generasi muda. Agi Melianse membawa kegiatan literasi bertajuk “Jembatan Aksara” di Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

  • Membaca jadi menyenangkan lewat ruang baca ceriaKegiatan ini dirancang agar anak-anak bisa menikmati proses membaca sebagai hal yang menyenangkan, bukan beban. Anak-anak diajak membaca buku cerita bergiliran, lalu diminta untuk mengulas isi buku dengan gaya mereka sendiri.

  • Jawaban atas rendahnya minat baca Indonesia

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandar Lampung, IDN Times - Agi Melianse, mahasiswa Universitas Lampung asal Kabupaten Way Kanan, menjadi salah satu peserta KKN Kebangsaan ke-XIII Tahun 2025 membawa gagasan segar dalam bidang literasi. Lewat program bertajuk “Jembatan Aksara”, ia menghadirkan kegiatan membaca kreatif untuk anak-anak di Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

Di tengah derasnya arus digital membuat generasi muda semakin akrab dengan gawai, Agi mencoba menghadirkan ruang alternatif agar anak-anak tetap memiliki ikatan dengan dunia literasi.

Melalui “Jembatan Aksara”, ia menekanka budaya membaca bisa ditumbuhkan dengan cara sederhana, hangat, dan kontekstual.

1. Literasi jadi fokus utama di era digital

Agi Melianse, Mahasiswa Universitas Lampung Asal Kabupaten Way Kanan Tergabung dalam KKN Kebangsaan ke-XIII Tahun 2025 di Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Dok.Unila)

Agi mengatakan, kegiatan yang dikemas dalam suasana hangat bertajuk “Ruang Baca Ceria” ini menyasar anak-anak usia sekolah dasar dengan pendekatan informal yang menyenangkan.

Agi tidak hanya mengajak anak-anak membaca, tetapi juga memahami dan menyampaikan kembali isi bacaan dengan gaya mereka sendiri.

2. Membaca jadi menyenangkan lewat ruang baca ceria

Agi Melianse, Mahasiswa Universitas Lampung Asal Kabupaten Way Kanan Tergabung dalam KKN Kebangsaan ke-XIII Tahun 2025 di Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Dok.Unila)

Menurut Agi, kegiatan ini dirancang agar anak-anak bisa menikmati proses membaca sebagai hal yang menyenangkan, bukan beban. Sebab literasi bukan cuma soal huruf dan kata, tapi juga pemahaman, penyampaian, dan pemikiran kritis.

"Di tengah kegiatan, anak-anak diajak membaca buku cerita bergiliran, lalu diminta untuk mengulas isi buku, menyebutkan tokoh utama dan sifatnya, serta berdiskusi tentang pesan cerita. Disisipkan pula permainan “Tebak Karakter”, di mana peserta harus menebak apakah tokoh dalam cerita bersifat protagonis atau antagonis," jelasnya.

3. Jawaban atas rendahnya minat baca Indonesia

Illustrasi Pendidikan (Pexel/Tima Miroshnichenko)

Lebih lanjut Agi menjelaskan, kegiatan ini menjadi respons terhadap data UNESCO yang menyebut minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen. Artinya, dari 1.000 orang, hanya satu yang benar-benar memiliki kebiasaan membaca.

Dominasi media sosial dan digitalisasi, literasi menjadi kebutuhan yang semakin mendesak untuk ditanamkan sejak dini. Agi menegaskan membangun budaya membaca tidak selalu harus formal atau kaku.

Justru dengan pendekatan yang menyenangkan dan kontekstual, anak-anak akan lebih mudah menerima dan mengembangkan kebiasaan membaca secara alami.

“Lewat ‘Jembatan Aksara’, saya ingin menghubungkan anak-anak dengan dunia buku. Di era digital ini, literasi jadi alat pertahanan utama agar mereka tidak mudah termakan hoaks atau informasi yang menyesatkan,” tambahnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team