Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Itera Gandeng MSLAB Jepang Kembangkan Teknologi Garam Cair

Institut Teknologi Sumatera (Itera) Jalin Kerja Sama Strategis Dengan Perusahaan Riset Asal Jepang, MSLAB Inc (Dok/Humas Itera)
Intinya sih...
  • Itera menjalin kerja sama strategis dengan MSLAB Inc Jepang dalam pengembangan teknologi garam cair
  • Kerja sama riset energi garam cair, langkah revolusioner dari Prof. Kinoshita
  • Garam cair jadi solusi energi masa depan rendah emisi, mahasiswa dan peneliti Itera akan terlibat riset teknologi tinggi

Bandar Lampung, IDN Times – Institut Teknologi Sumatera (Itera) menjalin kerja sama strategis dengan perusahaan riset asal Jepang, MSLAB Inc, dalam pengembangan teknologi garam cair (molten salt technology). Kolaborasi ini diyakini menjadi langkah penting dalam mendorong inovasi energi berkelanjutan dan menyiapkan generasi pemimpin di sektor teknologi tinggi.

Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dilakukan secara desk-to-desk antara Rektor Itera dan Direktur MSLAB Inc, Motoyasu Kinoshita, dengan penyerahan dokumen berlangsung di Jakarta.

Kerja sama riset energi garam cair, langkah revolusioner dari Prof. Kinoshita

Ilustrasi Garam (Pexel/Castorly Stock)

Kinoshita mengatakan, kerja sama ini akan melibatkan berbagai inisiatif seperti riset bersama, publikasi ilmiah, seminar akademik, hingga pengembangan teknologi energi berbasis garam cair. Itu pendekatan revolusioner dalam penyimpanan panas dan pembangkitan listrik.

“Teknologi garam cair punya potensi besar dalam mendukung efisiensi energi dan keberlanjutan lingkungan,” ujar Kinoshita.

2. Garam cair jadi solusi energi masa depan rendah emisi

Ilustrasi Garam (Pexel/Castorly Stock)

Menurutnya, teknologi ini memungkinkan penyimpanan panas bersuhu tinggi dari gas alam atau batu bara, sekaligus menekan emisi karbon. MSLAB Inc yang berbasis di UEC Alliance Center, Tokyo, dikenal sebagai pionir dalam riset Molten Salt Reactor (MSR) dan penyimpanan energi termal.

Kinoshita menjelaskan, garam cair bisa menjadi solusi pengganti sistem pendingin air pada pembangkit listrik tenaga nuklir dan menjadi fondasi teknologi Generasi Keempat hingga Kelima.

“Kami ingin Itera berkembang menjadi pusat riset garam cair, dengan kemampuan mengontrol suhu hingga lebih dari 600 derajat Celcius ideal untuk transportasi panas dan penyimpanan energi skala besar,” jelasnya.

3. Mahasiswa dan peneliti Itera akan berkesempatan terlibat riset teknologi tinggi

Ilustrasi Garam (Pexel/Castorly Stock)

Kinoshita optimistis kolaborasi ini membuka jalan besar dalam peningkatan kapasitas riset, pengembangan SDM, serta memperluas koneksi global dengan pusat-pusat teknologi di Jepang.

"Ke depan, mahasiswa dan peneliti Itera akan berkesempatan terlibat langsung dalam riset teknologi tinggi yang berdampak besar bagi masa depan energi Indonesia," tandasnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Martin Tobing
EditorMartin Tobing
Follow Us