Inovasi Mahasiswa Teknokrat, Bikin Beton Kuat dari Serat Bambu

- Serat bambu meningkatkan kuat tekan beton hingga 26,15 persen
- Penelitian relevan dengan isu konstruksi berkelanjutan dan bahan lokal
- Membuka peluang pemanfaatan bahan alami untuk konstruksi berskala kecil dan menengah
Bandar Lampung, IDN Times - Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Teknokrat Indonesia, Valentinus Wenang Trisno Jati, berhasil melakukan penelitian mengenai analisis uji kuat tekan beton dengan penambahan bahan alami berupa serat bambu. Valentinus menjelaskan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi penambahan serat bambu terhadap kuat tekan beton.
"Harapannya dapat menjadi alternatif solusi dalam meningkatkan performa beton menggunakan bahan alami yang ramah lingkungan," ujarnya, Senin (21/7/2025).
1. Serat bambu berperan dalam memperbaiki struktur mikro beton

Valentinus menjelaskan, penelitian ini menggunakan variasi campuran serat bambu sebesar 0 persen (sebagai kontrol), 0,5 persen, 1 persen, 1,5 persen dan 2 persen dari volume campuran beton. Menurutnya, berdasarkan hasil pengujian di laboratorium, diperoleh bahwa rata-rata peningkatan kuat tekan pada beton dengan campuran serat bambu mencapai 26,15 persen dibandingkan beton tanpa serat bambu.
“Serat bambu berperan dalam memperbaiki struktur mikro beton, khususnya dalam mencegah penyebaran retak halus, sehingga mampu meningkatkan kekuatan tekan beton,” terangnya.
2. Penelitian sangat relevan dengan isu konstruksi berkelanjutan

Dosen pembimbing, Destiana Safitri menyampaikan apresiasinya atas kerja keras dan kedalaman kajian yang dilakukan mahasiswa bimbingannya.
“Penelitian ini sangat relevan dengan isu konstruksi berkelanjutan, dan hasilnya menunjukkan bahwa bahan lokal seperti bambu memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut,” jelasnya.
3. Membuka peluang untuk pemanfaatan bahan alami

Wakil Rektor Universitas Teknokrat Indonesia Mahathir Muhammad menyambut baik hasil riset ini. Ia berharap, hasil riset ini bisa berdampak signifikan untuk pembangunan.
Menurutnya, penelitian ini tidak hanya memperkaya khasanah ilmu di bidang teknologi beton, tetapi juga membuka peluang untuk pemanfaatan bahan alami lokal sebagai penguat beton, terutama pada konstruksi berskala kecil dan menengah yang membutuhkan efisiensi biaya dan keberlanjutan.