Hukum Tajwid Dasar Membaca Alquran, Nun Mati dan Tanwin

Bandar Lampung, IDN Times - Tajwid merupakan ilmu atau hukum atau tata cara untuk membaca Alquran supaya bacaannya tidak salah sehingga menyebabkan makna dari bacaan Alquran tersebut menjadi rusak.
Dalam Islam, membaca Alquran menggunakan ilmu tajwid hukumnya wajib. Artinya harus dilakukan dan jika tidak dilakukan akan berdosa. Pasalnya, bahasa Arab, yakni bahasa di dalam Alquran bisa memiliki arti berbeda jika panjang atau pendeknya saja masih salah.
Ada beberapa hukum dasar tajwid, namun paling mendasar adalah hukum nun mati/sukun ( نْ ) dan tanwin ( -ً-ٍ-ٌ ). Setiap hendak mempelajari tajwid, hukum ini akan dipelajari pertama kali. Berikut 6 hukum bacaan nun mati dan tanwin.
1. Idzhar

Hukum bacaan idzhar terjadi apabila ada nun mati/sukun ( نْ ) atau tanwin ( -ً-ٍ-ٌ ) bertemu dengan salah satu huruf idzhar yaitu alif ( ا ), kha ( ح ), kho ( خ ), ‘ain ( ع ), ghoin ( غ ), ha ( ﻫ ).
Jika bertemu hukum idzhar maka pelafalan n saat membaca nun mati atau tanwinnya harus jelas tanpa didengungkan.
Contohnya : اَنْعَمْتَ (dibaca an-a’mtu. Pelafalan ‘n’ pada ‘an’ harus jelas dan langsung dilanjutkan membaca tanpa menunggu jeda).
2. Iqlab

Hukum bacaan Iqlab terjadi apabila ada nun mati/sukun ( نْ ) atau tanwin ( -ً-ٍ-ٌ ) bertemu dengan huruf Iqlab yaitu ba’ (ب). Dalam hukum bacaan ini, pelafalan nun mati atau tanwin tidak lagi dibaca ‘n’ tapi berubah seperti membaca huruf mim (م) dan berdengung minimal dua harokat.
Contohnya : مَنْ بِخَلَ (dibaca mammbikhola, bukan manbikhola)
3. Idghom Bighunnah

Hukum bacaan Idghom Bighunnah terjadi apabila ada nun mati/sukun ( نْ ) atau tanwin ( -ً-ٍ-ٌ ) bertemu dengan salah satu huruf Idghom Bighunnah yaitu ya’ (ي), nun (ن), mim (م), dan wawu (و) atau biasa disingkat “yanmu” untuk memudahkan menghafal.
Jika bertemu dengan hukum Idghom Bighunnah maka pelafalan “n” pada nun mati atau tanwin seperti dihilangkan, dibaca melebur dengan huruf berikutnya, dan didengungkan minimal dua harokat.
Contohnya : خَيْرًا يَّرَهٗۚ (dibaca khoyroyyarotun. Bukan khoyron-yarotun. ‘n’ pada tanwin ron dihilangkan dan dibaca melebur dengan huruf ya’ di depannya dan didengungkan dua harokat.
4. Idghom Bilaghunnah

Mungkin kamu sudah bisa menebak, Idgham Bilaghunnah adalah kebalikan dari Idghom Bighunnah. Sama-sama dilebur ke huruf berikutnya namun tanpa didengungkan.
Hukum bacaan Idghom Bilaghunnah terjadi apabila ada nun mati/sukun ( نْ ) atau tanwin ( -ً-ٍ-ٌ ) bertemu dengan salah satu huruf Idghom Bilaghunnah yaitu lam (ل) dan ro (ر).
Contohnya : مِّنْ رَّبِّهِمْ (dibaca mirrobbihim, bukan min-robbihim. Membacanya juga tidak didengungkan atau harus jelas).
5. Ikhfa'

Lalu ada Ikhfqa’. Hukum bacaan Ikhfa’ terjadi apabila ada nun mati/sukun ( نْ ) atau tanwin ( -ً-ٍ-ٌ ) bertemu dengan salah satu huruf Ikhfa’ yaitu seluruh huruf hijaiyah yang tidak termasuk dalam Idzhar, Iqlab, Idghom Bighunnah, dan Idghom Bilaghunnah.
Huruf ikhfa’ yakni ta’ (ت), tsa (ث), jim (ج), dal (د), dzal (ذ), za (ز), sin (س), syin (ش), shod (ص), dhot (ض), tho (ط), dzo (ظ), fa (ف), qof (ق), kaf (ك). Jika bertemu dengan hukuk Ikhfa’ maka dibaca berdengung.
Contohnya : مِنْ شَرِّ (dibaca mingg-syarri, bukan min-syarri) atau نَارًا ذَاتَ (dibaca naarongg-dzaata, bukan naron-dzaata).
6. Idzhar Mutlak

Meski namanya idzhar namun sebenarnya huruf hijaiyah yang masuk dalam hukum idzhar mutlak berhubungan dengan Idghom Bighunnah yaitu wawu (و) dan ya’ (ي).
Penjelasannya apabila ada nun mati (نْ) atau tanwin (ـٍــٌــًـ) bertemu dengan wawu (و) dan ya’ (ي) dalam satu kata maka dibaca jelas atau tidak didengungkan. Di dalam Al Quran hukum bacaan Idzhar Mutlak hanya ada empat kata saja yaitu:
1. دُنْيَا (dun-yaa)
2. بُنْيَانٌ (bun-yaanun)
3. صِنْوَانٌ (shin-waanun)
4. قِنْوَانٌ (qin-waanun)
Kalau kita melihat hukum nun mati dan tanwin biasa maka empat kata diatas dibaca mendengung, namun nun mati di atas bertemu huruf wawu (و) dan ya’ (ي) sehingga nun mati dibaca jelas. Karena hanya ada empat kata saja, sebaiknya kamu hapalkan empat kata ini ya!