Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Film dokumenter karya dosen Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) ITERA, PG Wisnu Wijaya berjudul Tapis Dandan Sai Tutugan. (YouTube.com/BRIN).

Lampung Selatan, IDN Times - Film dokumenter karya dosen Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) ITERA, PG Wisnu Wijaya berjudul Tapis Dandan Sai Tutugan, terpilih sebagai salah satu karya Program Akuisisi Pengetahuan Lokal. Program itu diadakan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) RI tahun 2021.

Selain masuk sebagai 20 karya terpilih kompetisi tingkat nasional tersebut, film mengangkat kain tapis sebagai warisan budaya Lampung tersebut pernah diputar dalam Special Screening Asian Textile Exhibition Asian Games 2018 lalu.

1. Perajin tradisional kain tenun tapis semakin tergerus dengan industri besar

Film dokumenter karya dosen Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) ITERA, PG Wisnu Wijaya berjudul Tapis Dandan Sai Tutugan. (YouTube.com/BRIN).

PG Wisnu Wijaya menyampaikan, latar belakang ia membuat film tersebut adalah karena sebagai warisan budaya Lampung, kain tapis identik dengan perempuan Lampung perlu terus dilestarikan. Namun, seiring perkembangan zaman, para perajin tradisional kain tenun tapis mulai berada dalam situasi yang sulit, dan semakin tergerus dengan industri besar.

Dalam film tersebut Wisnu menampilkan sosok Mastoh, perempuan paruh baya yang berprofesi sebagai penenun tradisional tapis. Mastoh yang merupakan suku asli Lampung, harus berjuang memprosuksi tapis secara tradisional ditengah semakin banyaknya orang di luar suku Lampung yang juga memproduksi tapis dengan skala besar, menggunakan mesin yang juga lebih moderen.

2. Tapis makin populer tapi ada permasalahan penenun

Editorial Team

Tonton lebih seru di