6 Fakta Unik Ular Kepala Tembaga, Predator Tanpa Beri Peringatan

Ular kepala tembaga diberi nama sesuai dengan warna tubuhnya berwarna seperti tembaga di bagian kepalanya. Ular ini dapat ditemukan di Amerika Utara.

Daerah lain yang mereka tempati juga di Amerika Serikat seperti di Alabama, Arkansas, Connecticut, Delaware, Florida Utara, Georgia, Illinois, Indiana, Iowa, Kansas, Kentucky, Louisiana, Maryland, Massachusetts, Mississippi, Missouri, Nebraska, New Jersey, New York, North Carolina, Ohio, Oklahoma, Pennsylvania, Carolina Selatan, Tennessee, Texas, Virginia, dan Virginia Barat. Di Meksiko, mereka ditemukan di Chihuahua dan Coahuila.

Animalia menginformasikan, ular ini menempati berbagai habitat yang berbeda. Di sebagian besar Amerika Utara, mereka menyukai hutan gugur dan hutan campuran. Selain di hutan, ular kepala tembaga juga sering ditemukan pada singkapan batuan dan tepian, dataran rendah, dan daerah rawa.

Tetapi, di negara bagian Teluk Meksiko, kepala tembaga ditemukan di hutan jenis konifera. Di Gurun Chihuahuan di Texas Barat dan Meksiko utara, mereka hidup di habitat tepi sungai, biasanya di dekat perairan permanen atau semi permanen dan terkadang di arroyos (sungai) kering.

Ular kepala tembaga biasanya beraktifitas di malam hari. Namun sering juga ditemukan di siang hari saat mereka sedang berjemur di daerah pegunungan.

Meskipun ular kepala tembaga beraktifitas di malam hari untuk mencari makan, mereka tidak akan mengalami kesulitan. Itu karena, ular ini memiliki kepekaan yang tinggi terhadap suhu panas.

Dilansir Smithsonian's National Zoo, ular kepala tembaga adalah ular pit viper memiliki organ lubang yang peka terhadap panas di setiap sisi kepalanya antara mata dan lubang hidung. Lubang-lubang ini mendeteksi perubahan suhu yang sangat kecil.

Sehingga ular kepala tembaga akan menyerang objek yang lebih hangat daripada lingkungan secara tepat yang mereka anggap sebagai mangsa. Kemampuan inilah membuat ular kepala tembaga tidak kesulitan mencari makanan di malam hari.

Ular kepala tembaga termasuk salah satu ular beracun, meskipun gigitannya tidak sampai menyebabkan kematian. Sumber yang sama mengatakan ular ini memiliki taring yang mampu melepaskan racun hemolitik. Racun tersebut akan menyebabkan kerusakan sel darah merah dari korbannya.

Sama seperti ular lainnya, ular kepala tembaga juga memiliki kemampuan untuk melindungi diri dari musuh. Melansir Amphibians and Reptiles of North Carolina, ular ini akan menggetarkan ekornya dan mengeluarkan musk dari kelenjar di pangkal ekornya.

Perilaku ini dilakukan saat mereka merasa terancam dan biasanya mereka akan langsung menggigit tanpa memberi peringatan terlebih dahulu. Untungnya, meskipun gigitan ular ini sangat menyakitkan, namun jarang berakibat fatal bagi manusia.

Selama bulan-bulan musim panas, kepala tembaga aktif pada malam hari, tetapi pada musim semi dan musim gugur, mereka menjadi diurnal. Ular ini merupakan predator penyergap dan berburu dengan menunggu mangsanya datang.

Namun, saat berburu serangga, kepala tembaga aktif mengejar mangsanya. Ular kepala tembaga yang masih remaja menggunakan ekor berwarna cerah untuk menarik perhatian magsanya seperti katak dan kadal, perilaku ini disebut caudal luring.

Ular kepala tembaga merupakan spesies karnivora memangsa hewan pengerat kecil, seperti mencit. Ular kepala tembaga juga memangsa serangga, katak, kadal, salamander, dan makhluk kecil lainnya. Kadang-kadang mereka juga memangsa mangsa berdarah panas seperti burung dan mamalia, jelas Australian Museum.

Ular kepala tembaga biasanya ditemukan berburu sendirian. Tetapi pada waktu musim dingin mereka berhibernasi di sarang, gua, atau celah batu kapur, sering kali bersama dengan ular derik kayu dan ular tikus hitam. Mereka juga dapat ditemukan berkelompok di dekat lokasi sarang, saat berjemur, minum, makan, dan selama musim kawin.

Animalia mengatakan ular kepala tembaga lebih suka menghindari manusia dan meninggalkan tanpa menggingit. Mereka akan pergi meinggalkan manusia ketika bertemu dan membekukan diri dan memilih melakukan kamuflase. Sehingga keberadaan mereka sulit untuk terlihat.

Mereka akan tetap berdiam diri bahkan jika didekati, dan hanya menyerang ketika terjadi kontak fisik. Saat mereka merasa terancam, ular kepala tembaga akan mulai menggetarkan ekornya dengan sangat cepat. Jadi jika kamu bertemu mereka usahakan untuk tidak membuatnya merasa terancam, ya.

Menarik juga ya menyimak fakta unik ular kepala tembaga