Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Program Desa Binaan Institut Teknologi Sumatera (Itera) Gelar Pelatihan Budidaya Maggot di Desa Purwodadi Dalam, Kecamatan Tanjung Sari
Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Program Desa Binaan Institut Teknologi Sumatera (Itera) Gelar Pelatihan Budidaya Maggot di Desa Purwodadi Dalam, Kecamatan Tanjung Sari (Dok/Humas Itera)

Intinya sih...

  • Budidaya maggot bisa menjadi sumber ekonomi baru

  • Budidaya maggot memanfaatkan limbah sayuran dan sisa makanan

  • Menekan biaya pakan ikan hingga 80 persen

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Lampung Selatan, IDN Times – Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Program Desa Binaan Institut Teknologi Sumatera (Itera) menggelar pelatihan budidaya maggot di Desa Purwodadi Dalam, Kecamatan Tanjung Sari. Program ini menawarkan solusi inovatif untuk mengelola limbah organik sekaligus membuka peluang usaha baru bagi masyarakat. Ketua Tim Pelaksana, Rinda Gusvita menjelaskan bahwa budidaya maggot menjadi bagian dari ekonomi sirkuler yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomi tinggi.

“Desa Purwodadi Dalam memiliki potensi limbah besar, terutama ampas tahu, yang bisa dimanfaatkan untuk pakan maggot. Hasilnya, maggot dapat menjadi pakan alami bernutrisi tinggi untuk ternak dan ikan,” kata Rinda, Jumat (8/8/2025).

1. Budidaya maggot bisa menjadi sumber ekonomi baru

Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Program Desa Binaan Institut Teknologi Sumatera (Itera) Gelar Pelatihan Budidaya Maggot di Desa Purwodadi Dalam, Kecamatan Tanjung Sari (Dok/Humas Itera)

Rinda menjelaskan, metode ini tidak hanya menyelesaikan masalah sampah rumah tangga, tetapi juga dapat menjadi sumber ekonomi baru. Budidaya maggot bisa diintegrasikan dengan unit usaha desa seperti BUMDes atau bank sampah, sekaligus mendukung sektor peternakan dan perikanan lokal.

"Dalam pelatihan ini, tim Itera juga memperkenalkan biopond, kandang khusus yang memisahkan maggot dari bekas maggot (kasgot) saat panen," ujarnya.

2. Budidaya maggot memanfaatkan limbah sayuran dan sisa makanan

Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Program Desa Binaan Institut Teknologi Sumatera (Itera) Gelar Pelatihan Budidaya Maggot di Desa Purwodadi Dalam, Kecamatan Tanjung Sari (Dok/Humas Itera)

Kepala Desa Purwodadi Dalam menyatakan dukungan penuh terhadap pelaksanaan program ini. Ia berharap pelatihan ini bisa menjadi awal dari pengembangan usaha budidaya maggot secara berkelanjutan di desanya. Dalam kesempatan tersebut, ia juga mengusulkan agar peserta pelatihan melakukan kunjungan langsung ke kandang maggot milik Paiman, narasumber dalam pelatihan tersebut, guna mendapatkan gambaran nyata strategi budidaya yang telah berhasil diterapkan.

Dalam sesi pelatihan, Paiman berbagi pengalamannya dalam membudidayakan maggot dengan memanfaatkan limbah sayuran dari pasar, sisa makanan hajatan, hingga limbah roti dari pabrik yang ia peroleh dengan harga murah atau bahkan gratis.

3. Menekan biaya pakan ikan hingga 80 persen

ilustrasi budidaya ikan lele di kolam (pixabay.com/DEZALB)

Paiman juga mengungkapkan bahwa ia menerima bantuan dari Dompet Dhuafa berupa fasilitas kandang maggot yang terintegrasi dengan peternakan unggas dan kolam ikan lele.

“Dengan metode ini, saya bisa menekan biaya pakan ikan hingga 80 persen. Maggotnya saya pakai untuk pakan ayam, entok, dan ikan lele. Bekas maggotnya digunakan untuk pupuk di kebun anggur” terangnya.

Ia berharap, kegiatan ini mampu menjadi langkah awal dalam mengembangkan budidaya maggot sebagai solusi berkelanjutan untuk pengelolaan limbah organik dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa Purwodadi Dalam.

Editorial Team