Ilustrasi makanan panas di dalam kulkas(freepik.com/zinkevych)
Ngabila menjelaskan, BPA merupakan senyawa kristal solid, putih, transparan dan tahan pada suhu minus 40 hingga 145 derajat Celcius. Zat ini baru meleleh pada suhu 150 derajat Celcius dan larut dalam air serta lemak termasuk etanol, asam asetat, dietil eter, dan lain-lain.
Untuk itu, praktisi kesehatan ini meminta agar masyarakat menyimpan dengan benar kemasan pangan yang menggunakan BPA. Hal ini dilakukan agar BPA tidak yang luluh ke dalam pangan dari kemasannya.
Ngabila juga sempat menyinggung penelitian terkait dampak BPA kepada kesehatan manusia. Dia mengatakan, riset dan dampak yang dilakukan itu hingga saat ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
"Pengaruh BPA kepada kesehatan dari berbagai studi yang masih minim mayoritas pada hewan uji coba dan studi observasional saja pada manusia," katanya.