Ilustrasi Galon Guna Ulang. (IDN Times/Istimewa).
Beberapa waktu lalu pakar dan praktisi kesehatan juga mengutarakan pendapatnya terkait bahaya BPA dalam air kemasan. Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof Aru Wisaksono Sudoyo mengatakan, belum ada bukti BPA terdapat dalam galon PC dapat mempengaruhi kesehatan dan menyebabkan kanker.
Menurutnya, bukti ilmiah menyatakan, kanker lebih banyak disebabkan oleh obesitas, gaya hidup kurang olahraga dan pola makan tidak sehat. Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) ini mengatakan, hanya sekitar 2 persen paparan zat kimia dapat menimbulkan kanker. "BPA belum bisa dikaitkan dengan kanker karena datanya belum ada, data belum cukup," katanya.
Pendapat lainnya disampaikan Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra. Menurutnya, meminum air dari galon guna ulang atau polikarbonat aman.
Dia menekankan, galon-galon tersebut sudah memiliki standar SNI dan telah melewati serangkaian penelitian dan uji kecocokan pangan. "Kalau semua produk terutama kemasan itu sudah terstandar SNI ya tandanya dia juga level toleransinya terhadap cemaran itu tidak membahayakan dan itu tidak sampai menimbulkan gangguan kehamilan dan janin," kata Hermawan.
Hasil Penelitian ITB dan Universitas Islam Makassar (UIM) juga menyatakan, tidak ada migrasi BPA dari kemasan galon ke dalam air minum. Studi berfokus untuk mendeteksi migrasi BPA dari kemasan galon ke dalam air minum terhadap empat sampel dari merek AMDK terpopuler. "Dari penelitian yang kami lakukan, kami tidak mendeteksi (non-detected/ND) BPA di semua sampel AMDK yang diuji," kata Kepala Laboratorium Teknologi Polimer dan Membran ITB, Akhmad Zainal Abidin.