TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Madu Klanceng, Madu dari Lebah Tanpa Sengat di Tanggamus

Memiliki rasa agak masam tapi banyak khasiatnya

Lebah Klanceng. (Greeners.co)

Bandar lampung, IDN Times – Dalam anggapan orang awam mungkin lebah adalah binatang penghasil madu dengan sengat mematikan. Namun ternyata ada lho lebah penghasil madu manis tidak memiliki sengat.

Salah satunya adalah madu yang dibudidaya oleh pengusaha asal Tanggamus bernama Ahmadi. Perusahaannya yakni Hidayatullah Grup memiliki beberapa produk madu dan salah satunya adalah madu dari Lebah Klanceng.

Lebah ini juga bisa disebut dengan nama Trigona. Ia merupakan keluarga lebah tanpa sengat terbesar khususnya di Indonesia. Ahmadi mengatakan, di beberapa daerah ada beberapa lebah tanpa sengat dengan nama lain seperti Kelulut atau Gegal.

“Karena gak menyengat jadi ini saya budidaya sendiri lebahnya. Cara panennya juga gampang karena kita gak tersakiti. Dia bisa gigit sebenarnya, tapi gak lebih sakit dari digigit semut,” kata Ahmadi ketika diwawancara di Anjungan Tanggamus Lampung Fair 2022, Selasa (1/11/2022).

Baca Juga: Cek Informasi Ini Sebelum Datang ke Lampung Fair 2022!

1. Perbedaan madu klanceng dengan madu lainnya

Madu Klanceng. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Ahmadi menjelaskan, Lebah Klanceng mengisi sarangnya dengan madu dari nektar bunga sehingga madu klanceng murni tidak akan kedaluwarsa. Selain itu, madu ini juga memiliki rasa khas yakni tidak manis secara penuh melainkan ada rasa masam di dalamnya.

Meski demikian, madu klanceng memiliki banyak khasiat bagi kesehatan tubuh yakni sebagai imunitas sehingga cocok diminum di masa pancoroba seperti saat ini. Madu ini juga memiliki antibakteri, dapat mencegah penyakit diabetes, jantung, darah tinggi, dan kolestrol.

“Warna madu klanceng itu kuning kecoklatan dan tipe madunya encer. Berbeda dengan lebah madu hutan beberapa warnanya hitam dan kental. Kalau harga madu klanceng beda-beda, yang di toko saya madu klanceng ini harganya mulai 60.000,” katanya.

2. Madu encer bukan berarti palsu atau oplosan

Owner Hidayatullah Grup, Ahmadi. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Ahmadi menyampaikan, madu encer itu bukan menandakan keaslian dari sebuah madu. Hal itu dikarenakan kekentalan madu tergantung pada masa panen madu itu sendiri. Semakin tua usia panen maka semakin kental madu.

Ia melanjutkan, semakin muda waktu panen maka madu akan semakin encer. Namun hal itu bukan berarti kualitasnya lebih jelek. Selain dipengaruhi waktu panen, kondisi atau cuaca juga dapat mempengaruhi kekentalan madu.

“Lebah itu mengisi madu ke sarangnya kurang lebih sebulan, 24-28 hari. Itu waktu minimal. Setelah rumah diisi dan dipanen maka madu itu agak encer. Kalau musim hujan juga madu bakal encer. Jadi encer itu bukan berarti palsu,” katanya.

Baca Juga: Ada Action Figure Anime, Marvel dan K-Pop di Lampung Fair 2022

Berita Terkini Lainnya