6 Kisah Mahasiswa Asal Lampung Dapat Beasiswa Kuliah di Luar Negeri

Tak hanya berparas menawan, Indah Shafira Zata Dini juga merupakan sosok cerdas dan ambisius. Perempuan asal Kota Bandar Lampung ini memang sudah menunjukan haus akan pendidikan sejak dibangku SMP. Indah semula tinggal di Lampung, tiba-tiba bertekad untuk melanjutkan sekolah menengah atas di Banten.

Pertimbangannya kala itu bukan tanpa tujuan. Ia berpikir ketika semakin dekat dengan ibu kota, akses informasi mengenai beasiswa dan sekolah luar negeri semakin besar. Ternyata pikirannya tersebut tidak sepenuhnya salah. Ia banyak mendapatkan informasi terkait sekolah luar negeri dari senior dan gurunya di SMAI Nurul Fikri Boarding School.

Indah akhirnya memutuskan untuk melanjutkan S1 di Jepang dengan mendaftar di Ritsumeikan Asia Pacific University (APU) Beppu, Prefektur Oita, Jepang pada tahun 2015. Saat menempuh S1 itu, beasiswa Indah tidak mengcover semuanya sehingga untuk menambah pemasukan uang, ia bekerja paruh waktu di banyak tempat seperti restoran, hotel, kafe, dan sebagainya.

Berbeda dengan S1, Indah mulai mencari beasiswa full-funded dan hatinya jatuh pada LPDP shcolarship. Ia berhasil lolos program master jurusan International Education Policy di Harvard University, Amerika Serikat. Saat ini, Indah bekerja sebagai Education Consultant di The World Bank.

Putri Ananda merupakan mahasiswa jurusan Internasional Studies di Osaka University of Economics and Law, Jepang. Sejak SMA, mimpinya adalah berkuliah di luar negeri, namun cita-cita itu tidak mudah karena orang tuanya sendiri sempat melarang dirinya mendaftar.

Hal itu lah membuat dirinya memutuskan untuk menunda studinya dan mengisi keseharian dengan belajar bahasa Jepang. Hebatnya, hanya dalam waktu 1,5 tahun Putri berhasil lolos JLPT N2. Persyaratan inilah yang memudahkannya untuk dapat belanjutkan studi di Jepang.

Tak disangka, pada 2018 akhirnya Putri diterima menjadi salah satu mahasiswa kelas reguler di Osaka University. Namun saat itu Putri memang belum mendapatkan beasiswa, jadi biaya masuk dan biaya hidup sementara menggunakan dananya sendiri.

Saat masuk kuliah, Putri mulai mencari beasiswa di website kampusnya. Ia sempat gagal, namun salah satu dosennya menawarkan salah satu beasiswa unggulan bernama Yasuhara Memorial Foundation for Welfare Scholarship.

Setelah berhasil mendapatkan beasiswa itu, Putri tak berpuas hati dan melirik salah satu beasiswa bernama JEES International Student Scholarship. Betapa bersyukurnya Putri karena meraih dua beasiswa sekaligus. Namun Ia tidak boleh bersantai-santai karena beasiswa tersebut terus memantau track record studi penerimanya seperti IPK dan daftar kehadiran.

Lain halnya dengan Putri, Ahmad Novindri Aji Sukma atau akrab dipanggil Aji sudah sejak lama berkeinginan menimba ilmu di Negeri Paman Syam. Hingga akhirnya Aji mendaftar beasiswa bergengsi LPDP untuk mendapat pendidikan Master Hukum di Georgetown University Amerika Serikat.

Saat menjalani masa studinya, ia melihat ada lowongan bekerja di World Bank di kampusnya. Ketertarikan itu akhirnya membuatnya berhasil menjadi salah satu Legal Consultant di institusi keuangan internasional tersebut.

Karier alumni Fakultas Hukum Universitas Lampung ini memang terus gemilang. Ia sempat lama bekerja sebagai Advocate di MYS Law Firm di Bandar Lampung, namun saat ini Ia bekerja di firma hukum di London yaitu DLA Piper.

Alvin Kurnia Sandy berkuliah di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung ketika mendapatkan beasiswa untuk belajar di Amerika Serikat selama satu semester. Sebelum mendapatkan beasiswa, Alvin memang aktif berorganisasi di kampusnya salah satunya adalah di UKM AIESEC dan English Student Association.

Awalnya Alvin mencoba mendaftar Beasiswa Global UGRAD. Itu adalah beasiswa exchange non-degree prestisius yang diinformasikan oleh dosennya.

Beasiswa tersebut merupakan salah satu beasiswa dari pemerintah Amerika Serikat. Tak disangka, Ia lolos dan berangkat menuju Wilson College Amerika Serikat pada 2016 lalu dan meraih IPK 3,93.

Tak hanya menimba ilmu, Alvin juga berhasil mempromosikan konferensi internasional di Lampung yaitu Regional Intern Conference. Saat konferensi tersebut hadir sekitar 60 delegasi dari 30 negara.

Sama seperti Alvin, Rama Aldi Shanjaya juga mendapatkan beasiswa selama satu semester untuk berkuliah di Nantong Vocational University (NTVU) China pada 2017 lalu. Mahasiswa Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya ini memperoleh beasiswanya dari program tahunan kampusnya yaitu Student Mobility.

Program student mobility IIB Darmajaya adalah program kampus untuk bekerja sama dengan universitas di luar Indonesia dan memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa yang ingin menimba ilmu di luar negeri.

Tak hanya berkesempatan kuliah di China dengan beasiswa, berkuliah di IIB Darmajaya pun Rama tidak mengeluarkan biaya sepeserpun. Itu karena ia mendapatkan beasiswa Bidikmisi dari DIKTI.

Kabar baik terbaru ini datangnya dari Lampung Barat. Pada awal 2022 lalu, Mahasiswa Universitas Teknokrat Indonesia (UTI) bernama Vina Qurrota Akyuningrum resmi berangkat ke Amerika Serikat untuk bersekolah selama satu semester di University of Central Missouri.

Sama seperti Alvin, Vina mendapatkan beasiswa melalui program Pertukaran Mahasiswa Global Undergraduate Exchange Program (Global UGRAD). Hal yang membuat bangga adalah Vina berhasil menjalani ujian akhir semester di University of Central Missouri dengan IPK sempurna alias 4,00.

Mahasiswi S1 Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Sastra dan Ilmu Pendidikan (FSIP) Teknokrat ini juga merupakan satu-satunya perwakilan Sumatra dari 11 mahasiswa asal Indonesia yang mendapat beasiswa tersebut.

Itu dia enam kisah hebat mungkin bisa memotivasimu untuk bisa ikut ke jalan yang sama. Selain mereka, masih banyak lho pemuda-pemudi asal Lampung yang tak kalah hebatnya, semoga kamu salah satunya ya!