Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Greater adjutant (commons.m.wikimedia.org/Yathin S Krishnappa)
Greater adjutant (commons.m.wikimedia.org/Yathin S Krishnappa)

Intinya sih...

  • Greater adjutant merupakan spesies bangau besar dengan penyebaran yang sangat langka di wilayah jelajahnya dari India Utara hingga Indochina.
  • Mereka adalah omnivora dan memakan berbagai jenis makanan, termasuk bangkai, serangga, burung, reptil, dan bahkan kotoran manusia serta mayat.
  • Greater adjutant memiliki kantong khusus yang dipamerkan sebagai simbol kejantanannya dan ukuran tubuhnya yang besar membuatnya berjalan dengan kaku dan formal.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Greater adjutant merupakan spesies bangau besar saat ini penyebarannya sangat terbatas. Mereka berada dalam famili Ciconiidae dan memiliki nama ilmiah Leptoptilos dubius.

Panjang tubuhnya mencapai 1,2- meter sampai 1,5 meter dan lebar kepakan sayapnya 2,5 meter. Mereka punya kerah putih di pangkal lehernya yang berkulit kuning hingga merah, membuatnya mirip seperti burung nasar.

Saat musim kawin, kantong dan lehernya berubah warna menjadi oranye terang dan paha atas kakinya yang abu-abu menjadi kemerahan. Burung dewasa punya sayap gelap yang kontras dengan bulu sekunder abu-abu terang.

Sementara itu, bagian bawah tubuhnya keputihan. Berikut beberapa fakta unik tentang mereka membuatmu mengubah impresi pertama.

1. Wilayah penyebaran greater adjutant

Greater adjutant (commons.m.wikimedia.org/Mike Prince)

Penyebaran greater adjutant sangat langka di wilayah jelajahnya dari India Utara hingga Indochina. Mereka mungkin berkembang biak di Lembah Brahmaputra di Assam. Pada awal abad ke-20, populasi berkembang biak lebih banyak ditemui di India Utara, Bangladesh, Nepal dan bagian selatan Vietnam.

Animal Diversity menginformasikan greater adjutant menghuni berbagai habitat termasuk rawa, danau, padang rumput dan ladang kering. Mereka juga sering dikaitkan dengan rumah jagal dan pembuangan sampah di dekat pemukiman manusia, bahkan ditemukan di jalanan dan atap rumah di Kalkuta. Spesies ini bersarang di pohon besar dan puncak batu.

2. Tidak pemilih makanan

Greater adjutant (commons.m.wikimedia.org/A. J. T. Johnsingh, WWF-India and NCF)

Sebagai omnivora, menu makan dari greater adjutant sangat melimpah. Makanan utamanya adalah bangkai, tapi juga memburu katak, serangga besar, burung, reptil dan hewan pengerat.

Mereka bahkan memburu bebek liar dan menelannya utuh. Spesies berukuran lebih besar juga menangkap banyak ikan, terdapat 36 spesies ikan yang didokumentasikan di Assam. Kebanyakan ikan yang diburunya berukuran besar dengan berat 2 kilogram sampai 3 kilogram.

Melansir Animalia, karena makanan utamanya adalah bangkai, mereka mirip seperti burung nasar yang kepala dan lehernya tidak berbulu. Greater adjutant sering ditemukan berada di tempat pembuangan sampah, memakan kotoran hewan dan manusia.

Di Kalkuta pada abad ke-19, mereka bahkan terlihat memakan mayat manusia yang sebagian dibakar dan dibuang di Sungai Gangga. Memang tidak pemilih makanan!

3. Punya kantong berwarna merah muda yang dipamerkan

Greater adjutant (commons.m.wikimedia.org/Dr. Raju Kasambe)

Berdasarkan informasi dari Fact Animal, greater adjutant punya kantong khusus yang dipamerkan sebagai simbol kejantanannya. Kantong itu berwarna merah muda, nampak keriput, ditutupi oleh tipis dan halus serta berayun di bawah dagunya.

Kantong tersebut terhubung ke lubang hidung sebelah kirinya sehingga bisa dipompa untuk tampilan lebih maksimal. Bagian itu juga memungkinkannya mengeluarkan suara serak yang bergema.

Tidak cukup satu, ada pula kantong di bagian belakang lehernya. Pada greater adjutant, kantong tersebut akan diayunkan maju mundur saat musim kawin. Dipamerkannya untuk menarik perhatian betina.

4. Kemampuan terbangnya sangat baik!

Greater adjutant (commons.m.wikimedia.org/Dr. Raju Kasambe)

Terlepas dari ukurannya yang besar dan berat, greater adjutant ternyata tidak nampak canggung saat lepas landas. Lebar sayapnya lebih dari 2,5 meter sehingga memudahkannya terbang dengan santai.

Burung lain sebesar greater adjutant membutuhkan tempat lepas landas khusus atau bahkan menunggu suhu panas untuk membantunya terbang tinggi. Tidak hanya lepas landasnya, pendaratan mereka juga cukup mulus.

5. Dari mana namanya berasal?

Greater adjutant (commons.m.wikimedia.org/Mike Prince)

Ukuran tubuh greater adjutant yang besar membuatnya berjalan dengan kaku dan formal. Mereka tidak anggun tapi sikapnya terkendali, bahkan tidak takut dan penuh rasa ingin tahu saat berada di jalanan atau duduk tenang di pagar serta tiang lampu.

Namanya berasal dari istilah militer, mengacu pada seorang perwira membantu pangkat lebih tinggi. Tidak heran sebab greater adjutant nampak seperti pengawas yang mengamati banyak hal saat sedang berjalan.

6. Sistem perkawinan greater adjutant

Greater adjutant (commons.m.wikimedia.org/Ganesh Mohan T)

Musim kawin greater adjutant terjadi selama musim dingin, berada dalam koloni perkembang baikan yang di dalamnya ada juga burung air besar seperti spot-billed pelican. Dimulainya musim kawin ditandai dengan beberapa burung yang berusaha menempati satu pohon.

Walaupun berkumpul bersama, jantan tetap menandai wilayah bersarangnya dan akan mengusir pengganggu. Betina menempatkan tiga hingga empat telur dierami oleh keduanya secara bergantian selama 35 hari.

Greater adjutant ternyata spesies burung pemakan segalanya, benar-benar memakan apapun yang ditemuinya. Termasuk bangkai, kotoran manusia dan bahkan dalam beberapa kasus memakan mayat. Saat ini, mereka diklasifikasikan sebagai Endengered oleh IUCN dengan tren populasinya mengalami penurunan.

Editorial Team