Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi grafik pertumbuhan keuangan (pixabay.com/publikdomainpicture)
Ilustrasi grafik pertumbuhan keuangan (pixabay.com/publikdomainpicture)

Intinya sih...

  • Kabupaten Lampung Timur memiliki IPM 72,44 pada tahun 2024, menempati posisi ke-5 di Provinsi Lampung.
  • Kabupaten Pringsewu memiliki IPM 73,11, menempati posisi ke-4 di Provinsi Lampung.
  • Kabupaten Lampung Tengah memiliki IPM 73,39, menempati posisi ke-3 di Provinsi Lampung.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandar Lampung, IDN Times - Pernahkah kamu mendengar istilah IPM? Bagi sebagian orang, mungkin istilah ini masih terdengar asing, tapi sebenarnya IPM atau Indeks Pembangunan Manusia adalah salah satu tolok ukur penting dalam menilai sejauh mana kemajuan suatu daerah.

IPM menggambarkan bagaimana kualitas hidup masyarakat di suatu wilayah, dilihat dari tiga aspek utama yaitu kesehatan, pendidikan, dan standar hidup layak. Jadi, semakin tinggi IPM suatu daerah, bisa dibilang semakin baik pula kualitas hidup masyarakatnya.

Cara menghitung IPM sendiri cukup menarik. Tiga indikator utama dijadikan acuan adalah angka harapan hidup saat lahir, rata-rata lama sekolah serta harapan lama sekolah, dan pengeluaran per kapita disesuaikan.

Ketiga komponen ini diolah menjadi satu angka komposit mencerminkan pembangunan manusia secara menyeluruh di suatu wilayah. Nah, angka IPM inilah yang kemudian digunakan sebagai pembanding antarwilayah, termasuk di tingkat kabupaten/kota.

Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung 2024, terdapat lima kabupaten/kota yang menempati peringkat teratas dalam capaian IPM. Siapa sajakah mereka? Dan apa saja yang membuat daerah-daerah ini bisa melaju lebih cepat dibanding yang lain? Berikut IDN Times akan memberikan informasi terkait 5 kabupaten/kota dengan IPM tertinggi di Provinsi Lampung.

1. Kabupaten Lampung Timur

ilustrasi memperhatikan prospek jangka panjang perusahaan (pixabay.com/buffik)

Kabupaten Lampung Timur, dengan luas wilayah mencapai 3.867,43 km² dan jumlah penduduk lebih dari 1,1 juta jiwa, merupakan salah satu daerah cukup menonjol di Provinsi Lampung. Dikenal sebagai lumbung pertanian, Lampung Timur memiliki hamparan lahan pertanian luas, menjadi penopang utama ekonomi masyarakatnya.

Dibalik dominasi sektor agraris tersebut, ternyata daerah ini juga menunjukkan kemajuan dalam pembangunan manusianya. Hal ini tercermin dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mencapai angka 72,44 pada tahun 2024.

Angka ini menempatkan Lampung Timur di posisi ke-5 sebagai kabupaten dengan IPM tertinggi di Provinsi Lampung. Meski bukan paling unggul, pencapaian ini patut diapresiasi, mengingat pembangunan manusia tidak hanya bergantung pada sektor industri atau jasa, melainkan juga pada bagaimana daerah mampu mengelola potensi lokalnya, termasuk di bidang pertanian. 

2. Kabupaten Pringsewu

ilustrasi grafik pertumbuhan (pexels.com/Lukas)

Kabupaten Pringsewu mungkin bukan yang terbesar di Provinsi Lampung, bahkan bisa dibilang nyempil di antara dua kabupaten besar seperti Tanggamus dan Pesawaran. Dengan luas wilayah hanya sekitar 614,97 km² dan jumlah penduduk mencapai 442.049 jiwa, Pringsewu terlihat mungil di peta.

Namun jangan tertipu oleh ukurannya, karena dibalik wilayah kecilnya, tersimpan potensi besar dalam hal pembangunan manusia. Letaknya strategis dan infrastruktur terus berkembang membuat Pringsewu jadi salah satu daerah cukup dinamis dalam beberapa tahun terakhir.

Buktinya, dalam hal Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Pringsewu mampu melampaui kedua kabupaten tetangganya. Berdasarkan data BPS Lampung tahun 2024, IPM Kabupaten Pringsewu tercatat di angka 73,11. Angka ini menempatkan Pringsewu sebagai kabupaten dengan IPM tertinggi keempat di Provinsi Lampung.

Sebuah pencapaian menunjukkan, kemajuan tak melulu ditentukan oleh luas wilayah atau jumlah penduduk. Dengan fokus pada peningkatan pendidikan, pelayanan kesehatan dan taraf hidup, Pringsewu membuktikan bahwa daerah kecil pun bisa bergerak cepat dan melesat maju.

3. Kabupaten Lampung Tengah

Ilustrasi orang mendiskusikan grafik strategi (Pexels.com/fauxels)

Kabupaten Lampung Tengah bukan hanya dikenal sebagai wilayah terluas di Provinsi Lampung. Total luas mencapai 4.548,93 km² dan jumlah penduduk lebih dari 1,3 juta jiwa, tetapi juga sebagai jantung ekonomi berbasis agribisnis.

Dikenal luas sebagai sentra perkebunan, kabupaten ini menjadi rumah bagi berbagai perusahaan perkebunan nasional yang telah beroperasi selama bertahun-tahun. Kehadiran kawasan dengan aktivitas ekonomi tinggi seperti Bandar Jaya juga turut mendorong geliat pertumbuhan ekonomi daerah.

Kombinasi antara sumber daya alam melimpah, sektor industri perkebunan dinamis, dan pusat perdagangan aktif menjadikan Lampung Tengah sebagai salah satu wilayah semakin solid membangun fondasi kemajuan manusianya. Kemajuan ini tampak jelas dari capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Lampung Tengah mencapai angka 73,39 menurut data BPS Provinsi Lampung tahun 2024.

Angka ini bukan hanya sekadar statistik, tetapi menjadi bukti konkret kualitas hidup masyarakat, baik dari sisi pendidikan, kesehatan, maupun kesejahteraan ekonomi, terus mengalami peningkatan. Capaian ini menempatkan Lampung Tengah di posisi ke-3 sebagai kabupaten dengan IPM tertinggi di seluruh Provinsi Lampung, mengungguli banyak daerah lain yang secara geografis lebih kecil namun belum tentu memiliki dinamika pembangunan sepesat ini.

4. Kota Metro

(ilustrasi bisnis) pexels.com/rawpixel.com

Kota Metro, sering dijuluki sebagai kota pelajar di Provinsi Lampung, memang layak mendapat sorotan lebih. Meskipun luas wilayahnya hanya sekitar 73,21 km² dengan jumlah penduduk mencapai 180.281 jiwa, Metro mampu menunjukkan kemajuan mengesankan.

Meski ukuran wilayah mungil, kota ini menunjukkan perkembangan pesat. Infrastruktur tertata, fasilitas pendidikan berkembang pesat, serta layanan publik makin membaik menjadi bukti Metro tak kalah bersaing dengan kota-kota besar lainnya. Bahkan, identitasnya sebagai kota pelajar semakin menguatkan citra Metro sebagai kota yang menempatkan pendidikan dan kualitas hidup masyarakat sebagai prioritas utama.

Capaian luar biasa itu tercermin dalam angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Metro mencapai 79,85 pada tahun 2024. Angka ini hanya berselisih tipis hanya sekitar 00,01 dengan Bandar Lampung yang merupakan ibukota provinsi, menempatkan Metro di posisi kedua sebagai kota dengan IPM tertinggi di Lampung.

Prestasi ini tidak datang begitu saja, ini semua adalah hasil dari konsistensi dalam pembangunan, perhatian terhadap pendidikan, dan peningkatan kualitas layanan kesehatan serta ekonomi masyarakat.

5. Kota Bandar Lampung

ilustrasi grafik pada saham (pexels.com/Burak The Weekender)

Kota Bandar Lampung, sebagai ibu kota Provinsi Lampung, bukan hanya pusat pemerintahan, tapi juga denyut utama aktivitas ekonomi dan pendidikan di provinsi ini.  Memiliki luas wilayah sekitar 183,72 km² dan jumlah penduduk lebih dari satu juta jiwa, kota ini menjadi rumah bagi berbagai sektor strategis, mulai dari perdagangan, industri, hingga layanan publik.

Tak heran jika banyak perusahaan besar memilih membuka cabang di sini, menjadikan Bandar Lampung sebagai magnet pertumbuhan ekonomi. Ditambah lagi, kehadiran berbagai universitas ternama, baik negeri maupun swasta, memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia di kota ini.

Lingkungan yang mendorong pendidikan dan mobilitas sosial ini menjadi salah satu kunci mengapa pembangunan manusianya tergolong pesat. Bukti paling nyata bisa kita lihat dari capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Bandar Lampung yang menyentuh angka 79,86 berdasarkan data BPS Lampung tahun 2024.

Angka ini menempatkan Bandar Lampung sebagai kota dengan IPM tertinggi di seluruh Provinsi Lampung. Menariknya, posisi ini diraih dengan selisih sangat tipis, hanya 0,01 poin dari pesaing terdekatnya, Kota Metro. Perbedaan yang nyaris tak terasa ini memperlihatkan betapa kompetitif dan dinamisnya perkembangan antarkota di Lampung. 

Editorial Team