3 Risiko Menjadi Freelancer, Uji Batas Ketangguhan Mental

Harus siap kerja kapan saja agar terus berpenghasilan

Intinya Sih...

  • Seorang pekerja lepas memiliki kebebasan untuk mengatur jadwalnya sendiri, namun harus siap bekerja setiap hari jika banyak proyek.
  • Jadwal kerja yang tidak menentu dan kesulitan menjaga pertemanan adalah risiko menjadi seorang freelancer.
  • Keuntungan memiliki jaringan pertemanan luas, namun hanya dialami oleh segelintir freelancer sukses.

Tidak dapat dimungkiri bekerja pada pemerintah atau sebuah badan usaha dimiliki negara memang kerap kali menjadi idaman banyak orang. Salah satu alasan terbesarnya adalah mendapatkan penghasilan tetap dan juga uang pensiun.

Tentu saja kedua hal itu sangat dibutuhkan untuk menciptakan kehidupan yang sejahtera. Namun, pasti tidak semua orang cocok untuk menempati posisi semacam itu karena harus menghadapi konsekuensi selalu mengikuti perintah atasan dan jadwal yang strict.

Oleh sebab itu, sebagian orang, terutama mendambakan kehidupan lebih fleksibel, memilih memutuskan untuk menekuni pekerjaan lepas atau freelance pada bidang yang disukai. Kendati memberikan kebebasan lebih banyak, tetapi ada beberapa risiko menjadi seorang freelancer yang juga tidak dapat dikesampingkan sebagai berikut.

Baca Juga: 4 Keuntungan Berani Ambil Risiko Gila Kerja, Dapat Promosi Jabatan?

1. Jadwal kerja tidak menentu

3 Risiko Menjadi Freelancer, Uji Batas Ketangguhan Mentalilustrasi bekerja hingga larut malam (pexels.com/Dziana Hasanbekava)

Tidak seperti pegawai atau pekerja kantoran yang punya jadwal kerja dan libur yang tetap, seorang pekerja lepas memiliki kebebasan untuk mengatur jadwalnya sendiri. Jika sedang dituntut untuk mengerjakan banyak proyek, maka tentu setiap hari sibuk dengan beragam deadline yang harus dipenuhi.

Sebaliknya, saat permintaan kerja sedang sepi, bisa jadi kamu lebih sering menganggur. Namun, justru dengan kebebasan mengatur pekerjaan itu, sering kali jadwal kerja jadi tidak menentu, terutama saat ada beragam proyek yang perlu digarap.

Tidak menutup kemungkinan kamu akan bekerja setiap hari, siang dan malam, demi memenuhi tenggat waktu. Hal ini menuntutmu untuk tetap tangguh, sekali pun tubuh dan pikiran rasanya sudah mulai lelah luar biasa.

2. Lingkaran pertemanan relatif kecil

3 Risiko Menjadi Freelancer, Uji Batas Ketangguhan Mentalilustrasi sahabat (pexels.com/Elle Hughes)

Salah satu keuntungan memiliki jaringan pertemanan luas adalah membuka kesempatan untuk mengembangkan ilmu dan juga usaha, terutama bagi seseorang yang menekuni pekerjaan lepas. Semakin banyak teman, atau setidaknya kenalan, maka peluang untuk mendapatkan klien tentu meningkat.

Harapannya, ini bisa menjadi jalan untuk menjaga karier tetap hidup. Kendati demikian, di sisi lain, menjadi seorang freelancer juga berpotensi membuat lingkaran pertemananmu yang sebenarnya akan semakin kecil.

Orang-orang yang dulu kerap ada di dalam hidupmu, kini semakin menjauh karena kamu kesulitan untuk menjaga silaturahmi akibat jadwal kerja yang tidak menentu. Mungkin hanya akan tersisa beberapa orang saja, itu pun cukup jarang ditemui.

3. Harus siap untuk selalu menjadi yang terbaik

3 Risiko Menjadi Freelancer, Uji Batas Ketangguhan Mentalilustrasi seorang perempuan yang sedang fokus bekerja (pexels.com/Ivan Samkov)

Tidak dapat dimungkiri menjadi seorang pekerja lepas memang memberikan keuntungan berupa kebebasan untuk mengatur jadwal. Sekali pun sedang banyak mendapatkan klien, deadline pekerjaan tetap bisa didiskusikan agar tidak saling berbenturan.

Uang yang akan dihasilkan dari setiap proyek pun dapat dibicarakan nominalnya, sesuai dengan tingkat kesulitan yang akan dihadapi. Kendati demikian, perlu diketahui kebebasan untuk mengatur jadwal dan segala kesepakatan itu biasanya hanya dialami oleh segelintir freelancer yang sudah sukses, di mana banyak orang bersedia mengantre untuk menggunakan jasanya.

Jika kamu baru memulai karier tersebut, sebaiknya dorong dirimu untuk terus bekerja habis-habisan agar bisa membuktikan kualitas diri yang tinggi. Sebab, sebelum punya “nama”, orang-orang akan sulit percaya dan pekerjaanmu akan rentan gulung tikar.

Dibalik keuntungan dapat mengatur jadwal kerja dengan fleksibel dan menegosiasikan bayaran, menekuni pekerjaan sebagai seorang freelancer tidaklah mudah. Dibutuhkan kedisiplinan dan etos kerja yang tinggi agar berhasil memenuhi ekspektasi setiap klien. Jika kamu memang sanggup menjalani jenis pekerjaan tersebut, maka pastikan untuk selalu mempersembahkan yang terbaik, ya!

Baca Juga: 4 Alasan Orang Sering Melamun saat Cemas Memikirkan Masa Depan

Ratna Kurnia Ramadhani Photo Community Writer Ratna Kurnia Ramadhani

Sometimes a Vet, sometimes a writer

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya