Kenapa Makin Susah Dapat Job Freelance, Banyak Saingan?

- Banyaknya pesaing freelance membuat peluang kerja semakin kecil
- Penggunaan AI dan tools seperti Canva mengurangi nilai unik dan harga jasa freelancer
- Platform freelance cenderung lebih berpihak pada klien, membuat persaingan semakin ketat
Persaingan di dunia freelance makin hari makin ketat, soalnya kalau dulu cukup punya skill dasar dan sedikit pengalaman aja udah bisa dapat kerjaan, sekarang ceritanya beda karena semakin banyak orang yang tertarik jadi freelancer.
Lalu, kenapa belakangan makin susah dapat job freelance dan apa yang sebenarnya terjadi? Berikut beberapa alasannya.
1. Terlalu banyak pesaing di pasar yang sama

Dulu, hanya sedikit orang yang benar-benar paham dan berani terjun ke dunia freelance. Sekarang, dengan informasi yang lebih terbuka dan banyaknya kursus online gratis maupun berbayar, makin banyak orang yang punya skill yang sama dan siap bersaing di pasar freelance.
Hal ini bikin peluang makin kecil karena jumlah pekerjaan yang tersedia gak selalu sebanding sama jumlah freelancer yang menawarkan jasa. Misalnya, kalau kamu seorang desainer grafis, dulu mungkin hanya ada ratusan orang yang bisa mengerjakan desain tertentu.
Tapi sekarang, dengan adanya tools seperti Canva dan AI-generated design, klien bisa memilih dari ribuan freelancer dengan harga yang jauh lebih murah. Akibatnya, kalau gak punya keunikan atau spesialisasi tertentu, kemungkinan besar bakal kalah saing sama freelancer lain yang lebih murah dan lebih cepat.
2. Klien lebih pilih freelancer berpengalaman

Banyak perusahaan atau individu yang butuh jasa freelancer lebih memilih mereka yang udah punya pengalaman panjang dibandingkan orang yang baru memulai. Ini karena mereka merasa lebih aman bekerja sama dengan orang yang udah terbukti bisa menghasilkan hasil yang memuaskan.
Freelancer yang punya review bagus di platform tertentu juga lebih diincar karena mereka dianggap lebih terpercaya. Kalau kamu baru mulai dan belum punya banyak pengalaman atau portofolio yang bisa ditunjukkan, biasanya kamu harus menurunkan harga supaya bisa dapat klien pertama.
Tapi ini juga bukan solusi jangka panjang, karena kalau terus-menerus menjual jasa dengan harga murah, kamu bakal susah naik level dan dihargai sesuai dengan kualitas pekerjaanmu.
3. Persaingan harga yang gak sehat

Banyak freelancer, terutama yang baru mulai, rela menurunkan harga sampai titik terendah demi bisa mendapatkan klien. Hal ini bikin pasar freelance jadi gak sehat karena banyak klien yang akhirnya terbiasa membayar murah untuk pekerjaan yang sebenarnya bernilai lebih tinggi.
Padahal, freelancer yang menetapkan harga terlalu rendah sering kali justru mengalami burnout karena harus mengambil banyak proyek sekaligus untuk memenuhi kebutuhan finansial mereka.
Bayangkan kamu seorang penulis freelance yang biasa menulis artikel 1.000 kata dengan bayaran 500 ribu. Lalu tiba-tiba ada freelancer lain yang menawarkan jasa serupa dengan harga 100 ribu saja.
Klien tentu akan lebih memilih harga yang lebih murah, meskipun kualitasnya belum tentu sebanding. Ini yang bikin banyak freelancer kesulitan mempertahankan tarif mereka di tengah persaingan harga yang semakin ketat.
4. Teknologi dan AI menggantikan beberapa pekerjaan

Perkembangan teknologi juga punya dampak besar buat dunia freelance. Beberapa pekerjaan yang dulunya hanya bisa dikerjakan manusia sekarang bisa dikerjakan oleh AI atau software otomatisasi.
Misalnya, banyak perusahaan sekarang menggunakan AI untuk membuat desain logo, menulis artikel, atau bahkan menerjemahkan dokumen. Ini tentu membuat peluang kerja buat freelancer di bidang tersebut jadi berkurang drastis.
Buat bertahan di tengah perubahan ini, freelancer harus bisa beradaptasi dan mengembangkan skill yang gak bisa digantikan oleh teknologi. Misalnya, kalau kamu seorang penulis, kamu harus bisa menawarkan gaya penulisan yang lebih personal dan menarik dibandingkan hasil tulisan AI yang masih terkesan kaku.
Begitu juga dengan desainer grafis, yang harus bisa menciptakan desain yang lebih kreatif dan original dibandingkan template AI yang ada di pasaran.
5. Platform freelance lebih menguntungkan klien daripada freelancer

Banyak freelancer mengandalkan platform seperti Upwork, Fiverr, atau Freelancer untuk mencari pekerjaan. Tapi masalahnya, platform-platform ini sering kali lebih berpihak ke klien daripada freelancer.
Misalnya, sistem bidding di banyak platform membuat freelancer harus bersaing ketat dalam harga, dan sering kali proyek diberikan ke mereka yang menawarkan harga paling rendah. Selain itu, platform juga mengambil komisi dari setiap pembayaran, yang berarti penghasilan freelancer berkurang.
Sistem rating dan review juga bisa jadi masalah besar. Kalau kamu dapat review buruk dari satu klien saja, reputasimu bisa langsung turun drastis, meskipun kamu udah mengerjakan banyak proyek dengan hasil yang bagus. Ini membuat freelancer harus selalu berhati-hati dan ekstra usaha supaya bisa terus mendapatkan job di platform tersebut.
Makin susahnya mendapatkan job freelance bukan cuma karena jumlah pesaing yang bertambah, tapi juga karena perubahan tren dan teknologi yang makin cepat. Kalau mau tetap bertahan di dunia freelance, kamu harus bisa beradaptasi, mengembangkan skill yang unik, dan mencari cara untuk membedakan diri dari pesaing lainnya. Jadi, daripada menyerah karena susah dapat job, lebih baik mulai fokus membangun keunikan dan strategi yang bisa bikin kamu lebih menonjol di pasar freelance yang semakin ramai ini.