Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi tidak fokus bekerja (pexels.com/Mikhail Nilov)

Intinya sih...

  • Depresi di tempat kerja bisa memengaruhi kesejahteraanmu, termasuk kehilangan motivasi dan fokus dalam menyelesaikan tugas.
  • Penting untuk mengenali penyebab depresi, menetapkan tujuan, dan membuat rencana penanganan yang tepat.
  • Dukungan dari orang-orang terdekat, waktu me time, berbicara dengan atasan yang suportif, dan berkonsultasi dengan terapis adalah langkah-langkah yang bisa membantu mengurangi gejala depresi di tempat kerja.

Ketika kamu sering merasa gelisah, kehilangan motivasi, susah fokus menyelesaikan tugas, atau bahkan tiba-tiba menangis tanpa alasan yang jelas, bisa jadi kamu mengalami gejala depresi saat bekerja. Dikutip Texas Health, depresi adalah kondisi kesehatan mental umum terjadi kepada siapa pun.

Kondisi ini bisa menimbulkan perasaan sedih atau hilangnya minat terhadap aktivitas yang sebelumnya kamu sukai. Saat kamu mengalami depresi akibat pekerjaan, seperti beban kerja yang berlebihan, deadline yang ketat, menghadapi proyek atau presentasi besar, atau terlibat konflik dengan rekan kerja, hal ini bisa memengaruhi kesejahteraanmu di lingkungan kerja.

Meskipun kondisi ini cukup umum terjadi, namun jika diabaikan tanpa penanganan yang tepat, tentu bisa berdampak buruk terhadap kesehatan mental penderitanya. Lantas, apa saja yang perlu dilakukan untuk mengatasi depresi saat bekerja? Berikut telah IDN Times rangkum beberapa tipsnya.

1.Kenali gejala depresi

ilustrasi lelah bekerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sebelum mencari penanganan yang tepat, penting untuk mengenali apa menjadi penyebab depresi. Walaupun pekerjaan sering menjadi faktor utama, tapi gak menutup kemungkinan beberapa orang mungkin sudah mengalami depresi sebelumnya dan lingkungan kerja justru memperparah gejala tersebut.

 “Sama seperti kondisi kesehatan mental lainnya, kesadaran dan deteksi dini pada gejala depresi adalah kunci untuk menemukan penanganan yang tepat,” ujar Rashmi Parmar, MD, selaku psikiater di Community Psychiatry, dikutip Healthline.

Lebih lanjut, Dr. Parmar menjelaskan, depresi adalah kondisi yang kompleks dengan berbagai manifestasi pikiran, perasaan, dan perilaku yang dapat memengaruhi siapa saja. Ada banyak faktor yang berhubungan dengan pekerjaan atau di luar pekerjaan yang mungkin berperan pada peningkatan risiko depresi saat di tempat kerja.

Oleh sebab itu, setelah kamu mengetahui apa saja penyebabnya, maka langkah berikutnya adalah menetapkan tujuan dan membuat rencana penanganan yang tepat.

2.Cari dukungan dari orang-orang terdekat

ilustrasi berbicara dengan teman (pexels.com/Mental Health America (MHA))

Menurut Kathryn Ely, seorang konselor bersertifikat nasional, depresi bisa membuat penderitanya merasa terasing dan cenderung menarik diri dari lingkungan sosial. Padahal, tindakan ini justru dapat memperburuk kondisi yang dialami, lho.

Dengan menutup diri dan mengisolasi diri dari dunia luar, kamu tidak hanya akan merasa sangat kesepian, melainkan juga lebih sulit dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Di sisi lain, depresi sering membuat penderitanya merasa tidak berdaya dan kehilangan kepercayaan diri. Namun, perlu disadari bahwa kondisi ini masih dapat diatasi dengan dukungan yang tepat.

Melissa Matos, seorang psikolog berlisensi di California, dikutip Psych Central, menyarankanmu agar mencari dukungan dari orang-orang terdekat dan terpercaya, terutama di tempat kerja. Sebab, mencurahkan isi hati dan pikiran melalui curhat kepada orang lain bisa membantu mengurangi beban dan memungkinkanmu mendapatkan dukungan serta solusi yang dibutuhkan.

“Tidak apa-apa untuk bercerita dengan rekan kerja bahwa kamu sedang mengalami masa sulit terkait pekerjaan dan mungkin membutuhkan dukungan tambahan,” ucap Matos.

“Namun, perlu diingat, tidak semua orang bersedia mengungkapkan masalah yang dialami kepada rekan kerjanya dan tidak semua tempat kerja memiliki ruang yang aman untuk mendiskusikan masalah terkait kesehatan mental. Jika demikian, pastikan kamu mempunyai teman atau anggota keluarga yang mendukung untuk diajak bicara,” jelasnya.

3.Sisihkan waktu untuk metime

ilustrasi seorang wanita bersantai (freepik.com/freepik)

Selain curhat kepada orang terdekat dan terpercaya, menyisihkan waktu untuk me time di sela-sela kesibukan juga gak kalah penting, lho. Matos mengatakan , saat kamu merasa lelah, sulit berkonsentrasi, atau tidak bersemangat dalam menyelesaikan pekerjaan, itu sebenarnya adalah sinyal dari otak memberitahu bahwa tubuhmu membutuhkan waktu untuk beristirahat.

Begitu pula bila kamu sering merasa gelisah, sedih tanpa sebab yang jelas, dan mudah tersinggung, hal tersebut juga menjadi tanda kalau kamu perlu menjauh sejenak dari pekerjaan dan mulai melakukan perawatan diri. Matos merekomendasikan untuk menciptakan waktu istirahat yang bermakna. Di mana waktu tersebut benar-benar didedikasikan untuk beristirahat.

“Berdiam diri di meja kerja untuk sementara waktu bukanlah waktu istirahat yang sebenarnya. Sebagai alternatif, cobalah untuk melakukan sedikit peregangan agar aliran darah ke otak dapat berjalan lancar. Dengan begitu, rasa penat yang kamu alami bisa berkurang,” imbuhnya.

4.Diskusikan masalahmu kepada atasan

ilustrasi berbicara dengan rekan kerja (pexels.com/Mikhail Nilov)

Menyadari gejala depresi yang dialami ternyata berhubungan dengan pekerjaan, mendiskusikan masalah tersebut kepada bos atau atasan yang suportif sangatlah penting. Walau tindakan ini tidak selalu mudah, tapi berterus terang mengenai kondisimu kepada atasan bisa membantu membuka peluang untuk bekerja sama dalam mengidentifikasi beberapa perubahan sebagai upaya untuk mengurangi gejala depresi.  

“Atasan atau manajer kamu mungkin akan melakukan beberapa penyesuaian terkait tugas atau tuntutan pekerjaanmu demi membantu mengurangi gejala depresi yang kamu rasakan,” ucap Matos.

“Hal ini bisa mencakup penyesuaian jadwal kerja yang lebih fleksibel, deadline yang lebih longgar, atau bahkan modifikasi tugas tertentu. Sehingga kamu bisa tetap fokus pada pekerjaan sambil mengelola depresimu,” lanjutnya.

5.Konsultasikan diri kepada terapis

ilustrasi berkonsultasi dengan psikolog (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Jika sudah melakukan berbagai cara, namun masalah depresi tidak kunjung menghilang. Maka langkah terakhir yang bisa ditempuh adalah berkonsultasi dengan terapis, baik itu psikolog maupun psikiater. Melansir Texas Health, seorang pekerja sosial klinis berlisensi dan direktur layanan klinis kesehatan perilaku di Texas Health Dallas, Ashley Gilmore, mengatakan, meski mengalami depresi di tempat kerja adalah wajar, tetapi menghadapi depresi yang berkepanjangan bisa membahayakan.

“Depresi adalah masalah medis yang sering kali membutuhkan bantuan profesional. Mengidentifikasi tanda dan gejalanya adalah langkah utama untuk mendapatkan pertolongan. Selain melakukan penanganan secara pribadi, kamu mungkin juga memerlukan perawatan khusus dari ahli medis. Dengan demikian, diharapkan kamu dapat memperoleh tindakan pengobatan yang lebih tepat sasaran,” terang Gilmore.

Ingatlah bahwa kamu tidak sendiri. Apabila merasa mengalami tanda-tanda depresi akibat tekanan kerja, beberapa langkah di atas bisa membantu mengurangi gejala yang muncul. Perlu diingat, agar bisa meraih kesuksesan dalam karier dibutuhkan etos kerja yang tinggi, kreativitas, dan inovasi dalam diri sendiri, dan semua itu bisa dicapai jika kamu menjaga kesehatan fisik dan mental dengan baik. Maka dari itu, jangan abaikan gejala depresi bila merasakannya, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team