Revisi adalah salah satu hal yang paling bikin pusing dalam dunia kerja dan akademik. Saat kamu merasa sudah memberikan yang terbaik, tiba-tiba ada catatan perubahan yang harus dilakukan.
Rasanya kayak usaha yang sudah dikerahkan jadi sia-sia karena ternyata masih ada yang harus diperbaiki. Apalagi kalau revisinya gak cuma sekali, tapi berkali-kali.
Ada banyak alasan kenapa revisi itu bisa terasa sangat melelahkan, mulai dari keharusan untuk mengulang sesuatu yang sudah dikerjakan, sampai harus memahami apa yang sebenarnya diinginkan oleh atasan atau dosen. Tapi kenapa sebenarnya revisi itu bisa terasa begitu menyebalkan dan menguras energi? Ini dia lima alasannya.