Potret Nikita Willy Gelar Mosok Adat Lampung, Sudah Tahu Maknanya?

Bandar Lampung, IDN Times -Pasangan artis Nikita Willy dan pengusaha muda Indra Priawan menggelar acara pengajian empat bulanan. Menariknya, peringatan usia kandungan itu menggunakan adat Lampung lho. Karena sang suami masih memiliki keturunan Lampung.
Nikita Willy membagikan acara syukuran itu di media sosial Instagramnya dan mengatakan, acara tersebut sekaligus pemberian gelar adat atau dalam adat Lampung disebut mosok/musok.
Penasaran apa itu mosok dan seperti apa potret Nikita Willy mengadakan prosesi adat ini? Yuk simak selengkapnya di bawah ini.
1. Acara berlangsung khidmat dan sakral
Nikita Willy nampak khidmat saat membuka acara mosok dengan pengajian dan membacakan doa-doa.
Mengenakan busana putih, Nikita didamping suami dan keluarga besarnya yang juga mengenakan pakaian senada.
Acara juga semakin terlihat sakral karena dihias dengan pernak-pernik khas Lampung yang mewah.
2. Mosok bagi masyarakat Lampung
Mosok merupakan acara adat bagi masyarakat Lampung Pepadun yang artinya suapan. Acara tersebut dilanjutkan dengan bejuluk beadok yakni pemberian gelar pada kedua mempelai yang baru saja menikah.
Mosok biasanya dilakukan dua kali, saat akan menikah dan sesudah sah menjadi pasangan suami istri.
3. Syarat pemberi mosok
Dalam potret tersebut memperlihatkan Nikita Willy sedang diberi mosok atau suapan. Secara ketentuan adat, orang yang memberi suapan harus memiliki keturunan dan hidup berkucukupan. Suapan itu dilakukan oleh pihak ibu orang tua laki-lakk dan perempuan.
Tak hanya itu, makanan yang diberikan juga memiliki arti berkaitan dengan kehidupan yang lebih baik bagi kedua mempelai. Biasanya nasi, ikan, ayam, telur, ketan, kopi dan air kepala.
4. Cara pemberian gelar adat
Setelah diberi mosok atau suapan, kedua mempelai akan duduk dan diberi gelar oleh saudara perempuan paling tua dari bapak atau istri penyimbang adat di keluarga tersebut.
Cara pemberian gelar adat itu, pemberi gelar akan mengetuk jidad kedua mempelai dengan kunci rumah sebanyak tujuh kali menggunakan bahasa Lampung.