Penampilan Brahmastra Singapura Pukau Pelajar dan Mahasiswa Lampung
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandar Lampung, IDN Times - Akulturasi budaya menjadi pertunjukan indah saat ditampilkan Group Musik Brahmastra di Studio Musik FKIP Universitas Lampung Rabu siang, (16/8/2023). Disaksikan pelajar dan mahasiswa Prodi Seni Musik Unila, Group asal Singapura itu membawakan lagu klasik India menggunakan beragam instrumen seperti Gambus Melayu, Tabla dari India, Pipa dari Cina, kemudian alat musik tradisional Eropa, Cello.
Dalam acara seminar internasional dan pertunjukan musik bertajut Sound of Diversity itu, seni tari Tradisional serta alat musik khas Lampung seperti Gitar Tunggal dan Gamolan turut memeriahkan penyambutan Brahmastra.
Bahkan diakhir acara, Brahmastra mengajak dosen serta mahasiswa Seni Musik Unila mengompos beragam instrumen Lampung dan instrumen dari berbagai negara tersebut menjadi satu kesatuan musik yang indah.
"Penampilan dari teman-teman di Lampung, sangat menginspirasi dan bagus sekali. Kami senang bisa di sini bertemu teman-teman. Terima kasih sudah memberi kami ruang yang indah ini," kata salah satu personel Brahmastra, Niranjan Pandian.
Baca Juga: Grup Seni Singapura Singgah di Unila, Lokasi Pertunjukan jadi Kendala
1. Cerita personel Brahmastra pelajari alat musik dari berbagai negara
Menariknya lagi, Brahmastra tak hanya memainkan instrumen dengan suara indah dan memikat tapi sekaligus menjelaskan secara singkat latar belakang mereka mempelajari alat musik dari berbagai negara tersebut.
Salah satunya cerita dari Govin, pemuda Chinese memainkan alat musik Tabla dari India. Itu karena sejak kecil sudah mengeksplore beragam alat musik.
Lalu, personel lainnya adalah Wen Bin memulai perjalanan dari musik barat lalu bertransformasi dan berkenalan dengan musisi Singapura hingga membuatnya sadar bahwa alat musik tidak hanya China atau barat saja melainkan ada banyak musik lain dari masyarakat sekitar.
"Setelah kenalan dengan musisi Singapore itu saya gabung Brahmastra dan membuat saya mengenal musik lebih luas lagi," ujarnya.
Kemudian, ada Gildon memainkan Pipa, instrumen asal China sudah ada sekitar dua ribu tahun lalu. Ia menjelaskan, awalnya instrumen tersebut tidak terlalu banyak fret, namun seiring berjalan waktu, mengikuti daerah kebaratan dan menambah jumlah fret.
"Dua ribu tahun lalu kemungkinan hanya ada satu fret. Cara memainkannya juga dulu dari belakang seperti menggendong tas. Tapi sekarang seperti memegang biola," jelasnya.
2. Ada kemiripan kultur budaya antara Lampung dan Singapura
Menurut Agung Hero Hernanda selaku koordinator pelaksana, Singapore dan Lampung memiliki kemiripan dari segi multi etnisnya. Jika dilihat dari sejarah, Singapura adalah negara dengan kultur Melayu. Tapi kini sudah ada beragam etnis seperti Chinese, India, Arab dan Melayu itu sendiri.
"Begitu juga di Lampung, multi culturenya mirip dengan mereka. Justru Lampung lebih beragam, karena Indonesia, beda pulau aja udah beda budaya. Di Lampung ini hampir sekian persen ada semua, ada Bali, Jawa, Padang," jelasnya kepada IDN Times, Kamis (17/8/2023).
3. Lampung punya potensi meleburkan beragam musik tanpa menghilangkan budaya asli
Dosen Seni Musik FKIP Unila itu melihat Lampung memiliki potensi meleburkan keberagaman musik tersebut jadi satu dan membentuk sesuatu yang baru tanpa menghilangkan budaya aslinya.
Namun menurutnya masih ada ranah-ranah sensitif dan intim dalam tradisi di Lampung sehingga tidak boleh disatukan. Seperi dalam prosesi adat yang benar-benar sakral.
"Tapi ada di beberapa hal itu sudah menjadi sangat satu. Misalnya di beberapa alat musik ada gabungan-gabungan bentuk rasa. Seperti dihadirkan teman-teman dari Brahmastra. Mungkin suatu saat itu bisa melebur tanpa menghilangkan budaya aslinya," terang Agung.
Agung menambahkan, 17 Agustus pukul 19.00 WIB, Brahmastra akan kembali tampil di Gedung Dewan Kesenian Lampung, PKOR Way Halim, Bandar Lampung. Acara tersebut terbuka untuk umum dan gratis.
"Mereka akan menampilkan musik-musik Ramayana. Kita juga pengin tau dan belajar seperti apa musik Ramayana akan mereka tampilkan dalam bentuk kekinian," imbuhnya.
Baca Juga: Fakta Tari Cetik Kipas Melinting Lampung Timur Tampil di Istana Negara