Musik Tradisional Kekinian Cara Sako Serikat Pikat Millenials

Ingin membawa budaya Sumatera mendunia lewat musik

Bandar Lampung, IDN Times -Permainan alat musik daerah menjadi pertunjukan langka saat ini. Tak banyak millenials mengerti bahkan mengetahui alat musik tradisional di daerahnya.

Tak hanya itu, eksistensi dunia seni di Lampung dan Sumatera juga belum bisa melampaui Pulau Jawa. Merujuk hal itu, sekelompok millenials berasal dari beberapa daerah di Sumatera membuat grup musik etnik di Lampung bernama Sako Serikat.

IDN Times berkesempatan mewawancarai personel Sako Serikat secara langsung terkait proses pembuatan aransemen musik grup mereka yang khas dengan budaya Sumatera dan kekinian, Minggu (3/10/2021). 

1. Fokus musik budaya Sumatera

Musik Tradisional Kekinian Cara Sako Serikat Pikat MillenialsGrup musik etnik Sumatera Sako Serikat(IDN Times/Silviana)

Koordinator Sako Serikat, Agung Hero Hernanda menceritakan, meski keenam temannya berasal dari daerah dan kampus berbeda, mereka sepakat menjadi satu grup akan membawa kesenian di Sumatera mendunia.

Meski berdiri di Lampung, fokus musik mereka tak hanya tentang budaya Lampung, melainkan budaya di daerah lain Sumatera memiliki ciri khas masing-masing.

"Karena selama ini seni berpusat di tanah Jawa. Jadi kami berpikir di Sumatera juga punya kekayaan seni yang beda-beda. Akhirnya terbentuklah Sako Serikat pada 2018," kata pria akrab disapa Ero itu.

Baca Juga: Panggung Sirat, Suarakan Kondisi Sosial lewat Gerak Tari dan Musik

2. Makna sako serikat

Musik Tradisional Kekinian Cara Sako Serikat Pikat MillenialsInstagram.com/sako.serikat

Menurut Ero, Sako Serikat bermakna perkumpulan pusaka yakni berasal dari dua suku kata sako berarti pusaka dan serikat adalah perkumpulan. Namun pusaka dalam hal ini bukan berbentuk benda, melainkan seni itu sendiri merupakan pusaka diwariskan nenek moyang.

"Jadi kerja kami itu mencoba menggali tentang sako-sako atau kesenian yang ada di Sumatera. Sebagai gambarannya hasil karya kami berisi sako sudah ada sejak zaman nenek moyang. Entah itu cerita, atau budaya lainnya," terangnya.

3. Beri sentuhan kekinian musik daerah

Musik Tradisional Kekinian Cara Sako Serikat Pikat MillenialsInstagram.com/sako.serikat

Kini Sako Serikat telah memiliki beberapa karya aransemen musik etnik menggunakan alat musik modern dan tradisional. Dua di antaranya tentang budaya di Sumatera Barat dan Lampung menceritakan anak muda akan pergi merantau harus mendapat banyak nasihat dari orang terdekat.

Selain aransemen musik yang cukup membuat millenials penasaran karena perpaduan modern dan tradisional, personel juga menyanyikan syair-syair menggunakan bahasa daerah.

"Banyak instrumen musik mati dan tidak muncul karena tidak dikembangkan. Jadi kita beri sentuhan kekinian itu sebagai sarana menggaet mereka. Setelah mereka tahu, baru kita kenalkan hasil risetnya seperti ini," papar dosen musik di FKIP Universitas Lampung itu.

4. Perlu pendekatan dengan masyarakat untuk menggali budaya

Musik Tradisional Kekinian Cara Sako Serikat Pikat MillenialsInstagram.com/sako.serikat

Lebih lanjut Ero menceritakan bagaimana proses riset pembuatan aransemen musik itu memakan waktu cukup lama. Bergantung pada narasumber yang mereka temui saat riset. Sebab setiap daerah tentu memiliki karakter masyarakat berbeda, sehingga butuh pendekatan sosial masyarakat.

"Misal mau angkat budaya Lampung kita harus tanya dulu artinya apa, baru kita tuangkan dalam bunyi. Begitu pun dengan daerah lain," ujar Ero.

Ero menambahkan, musik Sako Serikat bisa didengarkan melalui kanal YouTube, Spotify, Jox dan media sosial Instagram @Sako Serikat.

Baca Juga: Kala Penonton Takjub Tonton Teater Machbet Karya William Shakespare

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya