TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pertunjukan Teater "Aduh" Potret Singkat Masyarakat Saat Ini

Dilakonkan grup teater Kurusetra UKMBS Unila

Teater Kurusetra UKMBS Unila (IDN Times/Istimewa)

Bandar Lampung, IDN Times - Teater Kurusetra yang merupakan divisi teater dari Unit Kegiatan Mahasiswa Bidang Seni (UKMBS) Unila tampil membawakan pertunjukan teater berjudul "Aduh" karya Putu Wijaya pada Pagelaran Seni Pertunjukan di Taman Budaya Lampung, Sabtu (28/5/2022).

Novian selaku sutradara mengatakan, garapan naskah tersebut telah melewati kurang lebih dua bulan latihan, diawali dengan latihan dasar ketubuhan, bedah naskah, reading dan reahersal.

"Naskah Aduh menceritakan sebuah potret singkat situasi masyarakat kita saat ini. Merupakan naskah absurd yang dapat memberi berbagai perspektif bagi siapa pun yang melihat pertunjukan ini," tutur Novian.

Baca Juga: DianArza Arts Laboratory Wakil Lampung Tampil Hari Teater Dunia 2022

1. Kritik terhadap masyarakat minim empati

Teater Kurusetra UKMBS Unila (IDN Times/Istimewa)

Novian menjelaskan, pertunjukan Aduh menceritakan sekumpulan orang yang tengah bimbang antara menolong si sakit atau tidak. Karena perdebatan dalam kelompok tak kunjung memberikan satu keputusan untuk menolong atau meninggalkan, si sakit pun mati. Mereka kebingungan, takut tertuduh dan takut kejadian yang sama terulang kembali.

"Satu sisi cerita ini dapat menjadi kritik terhadap sikap masyarakat yang kurang memiliki empati. Di sisi lain sekaligus menjadi gugatan untuk kita semua, mempertanyakan kembali sejauh mana keadilan ditegakkan," jelas Novian.

2. Masyarakat kecil selalu jadi korban oleh sistem

Teater Kurusetra UKMBS Unila (IDN Times/Istimewa)

Menurut Novian, sekilas, memang peristiwa ini seakan menunjukkan bahwa masyarakat tak punya empati untuk menolong sesama, padahal sesungguhnya ada faktor lain. Selama ini, lanjutnya, masyarakat kecil selalu menjadi kambing hitam dari setiap masalah yang muncul.

"Masyarakat kecil selalu menjadi korban dari sistem. Itulah yang membuat mereka secara alam bawah sadar "kapok" untuk menolong," terangnya.

Baca Juga: Nasib Seni Teater di Lampung, Seniman Senior: Rusak Parah

Berita Terkini Lainnya