TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Isu Kritikan Bintang Emon di Somasi, Netizen: Wakili Suara Rakyat!

Netizen: roasting paling pinggir jurang, salut!

Instagram.com/bintangemon

Bandar Lampung, IDN Times - Somasi merupakan salah satu segmen dalam channel YouTube Deddy Corbuzier. Segmen ini diisi dengan monolog narasumber sebagian besar adalah komika.

Pada 29 Mei 2022, segmen Somasi akhirnya mengundang komika sekaligus komedian, Bintang Emon. Namun rupanya netizen menilai roasting Bintang Emon di Somasi kelewat berani. Banyak warga Indonesia mendukung Bintang karena lantang mengomentari masalah negeri serta dianggap mewakili suara rakyat.

“Bintang Emon padahal gak usah kritis pun bisa hidup tenang. Tapi dia memilih untuk tetap lantang. Rispek ” kata Ernest Prakasa, penulis buku sekaligus aktor Indonesia.

Lalu apa saja sih topik yang disinggung Bintang di acara Somasi itu? Berikut 5 isu kritikannya.

1. Polisi menjadi ketua PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia)

Instagram.com/bintangemon

Kalimat pembuka Bintang Emon dalam acara Somasi tersebut adalah tentang keresahannya terhadap berbagai isu negeri. Isu pertama yang disinggung olehnya adalah polisi yang menjadi ketua PSSI.

Ia juga menimpali hal itu bisa saja terjadi karena sebelumnya juga ada TNI yang menjadi ketua PSSI.

“Enggak ada salahnya memang. Cuma kalau dipikir pakai logika, harusnya Ismed Sofyan juga bisa jadi Kapolri dong," timpalnya.

Baca Juga: 9 Potret Paling Sial dalam Hidup, Pengin Ngakak tapi Takut Dosa

2. Kritik harus ada solusi, hingga kasus minyak goreng

Instagram.com/bintangemon

Menurut Bintang, justru tugas masyarakat adalah memberi kritik kepada pemimpinnya. Karena hanya itulah kekuatan rakyat dan pendapat itu akan sampai ke para pemegang kekuasaan.

“Kekuatan rakyat itu tipis, kita cuma bisa kritik doang. Terus mau gimana lagi cara kita ngasih respons ke pemerintah selain kritik? Emang lu bisa ikut rapat G20, tiba-tiba usul, kan gak bisa emang lu siapa?” Katanya.

Ia pun tak setuju jika semua rakyat yang memberi kritik harus juga memberikan solusi, karena meski memiliki keresahan sama, tidak semua masyarakat punya akses informasi yang sama.

“Contoh kasus minyak goreng. Emak gue kesusahan nih mau goreng kerupuk,” katanya singkat.

Setelah itu ia menjelaskan akar masalah minyak goreng langka dari adanya kebijakan korup antara penguasa dan pengusaha terkait ekspor bahan mentah minyak goreng. Lalu lanjut soal penjualan yang seharusnya untuk Indonesia malah diekspor dengan harga pengusaha.

“Mengapa bisa terjadi? Karena ada pejabat rangkap jabatan dan bisa meloloskan regulasi ini tanpa pengawasan. Ya kali nyokap gue cuma mau goreng kerupuk aja harus tahu segitu banyaknya? harus punya solusinya? mending goreng kerupuk pakai pasir,” jelasnya.

3. Pengandaian pejabat sebagai driver ojol

Instagram.com/bintangemon

Masih berkaitan dengan kritik, ia juga mengandaikan pejabat adalah driver ojek online (ojol) yang bisa diberi rating dan komentar.

Dengan perumpamaan driver ojol tersebut, Emon menyinggung beberapa kinerja pejabat, misalnya ada pejabat yang tak memberi dampak apapun dalam kepemimpinannya. Ada pula pejabat yang diamanahi banyak jabatan diberbagai macam bidang.

“Setiap saya pesen motor kok driver ini, mobil, makanan, paket juga driver ini, padahal bukan tugasnya. Emang driver lain kemana? gak bisa nyetir?” imbuhnya.

4. Artis jadi politikus

instagram/bintangemon

Bintang mengakui ada pejabat dengan latar belakang artis dan memang memiliki kemampuan politik mumpuni. Namun, ia menyayangkan adanya lebih banyak artis yang banting setir berpolitik hanya karena popularitas saja.

“Ada juga beberapa (artis) kepilih hanya karena popularitas. Gak tahu skill dan kerjanya apa. Saran gue jangan asal milih, karena itu bukan saran gue aja ya, calegnya juga ngasih saran yang sama ‘Jangan memilih aku…’,” katanya sambil bersenandung sambil menyilangkan jari.

Baca Juga: 15 Ilusi Optik Bikin Bingung Sekaligus Ngakak, Awas Ketipu!

Berita Terkini Lainnya