Mengenal Cacar Monyet dan Cara Pencegahan

Ada virus bermunculan jangan lengah ya!

Bandar Lampung, IDN Times - Sudah tahu soal Monkeypox atau cacar monyet? Itu merupakan infeksi virus langka mirip dengan cacar manusia.

Monkeypox merupakan jenis penyakit infeksi disebabkan Monkeypox virus (MPXV). Virus ini termasuk dalam keluarga Orthopoxvirus.

Menurut penjelasan Dokter Muslim Kasim, cacar monyet ini menyebabkan gejala seperti flu, demam kedinginan dan ruam yang muncul dalam beberapa hari.

"Selain itu menyebabkan sakit kepala, nyeri otot, kelelahan sampai pembengkakan kelenjar getah bening," kata dr spesialis THT-KL di RS Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung ini. 

1. Cacar monyet bisa fatal pada kondisi tertentu

Mengenal Cacar Monyet dan Cara Pencegahanilustrasi cacar monyet (who.int)

Sebagai edukator kesehatan, dr Muslim Kasim mengatakan sebagian kasus cacar monyet ini tidak membahayakan. Namun pada bayi, anak-anak dan orang dengan status imun rendah, cacar monyet dapat menjadi fatal hingga mengakibatkan kematian.

Menurutnya, untuk mencegah cacar monyet bisa menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Seperti rajin mencuci tangan menggunakan air dan sabun.

Kemudian, menghindari kontak dengan hewan yang dicurigai terinfeksi cacar monyet. Serta menghindari konsumsi daging hewan liar dan daging yang tidak dimasak hingga matang.

Baca Juga: Kiat Ampuh Cegah Hepatitis Akut ala Orang Tua Bandar Lampung

2. Cara pencegahan cacar monyet

Mengenal Cacar Monyet dan Cara PencegahanPexels

Lebih lanjut, dokter aktif di media sosial instagram ini juga menyarankan untuk merawat dan mengisolasi penderita cacar monyet hingga dinyatakan sembuh.

Caranya, menggunakan alat perlindungan diri, seperti sarung tangan dan masker, saat berdekatan dengan penderita cacar monyet.

"Usahakan menghindari bepergian ke daerah atau negara dengan jumlah kasus cacar monyet yang tinggi," kata dr dengan nama Instagram @dr.muslimkasim ini. 

3. Kasus DBD masih mengancam, jangan lengah

Mengenal Cacar Monyet dan Cara PencegahanSejumlah anak mendapat perawatan medis akibat terserang demam berdarah dengue (DBD) di RSUD TC Hillers, Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Rabu (11/3/2020). (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

Meski ada beberapa virus terdeteksi, dr Muslim Kas menyayangkan, gara-gara heboh kasus hepatitis misterius, cacar monyet dan virus Hendra jumlah kasusnya kecil, Demam Berdarah Dengue (DBD) jadi terlupakan. "Padahal jumlah kasusnya saat ini sedang menggila," ujarnya.

Menurutnya, berdasarkan data nasional sepanjang 2021 lalu, tercatat kumulatif kasus DBD mencapai 68.614 kasus, dengan kasus kematian sebesar 664 orang.

"Data bulan Maret 2022, tercatat 22.331 kasus DBD dan 229 orang meninggal dunia," terangnya.

Sementara itu, berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, frekuensi kasus DBD di Lampung masih tinggi. Itu terlihat dari peningkatan kasus DBD dalam tiga bulan terakhir yaitu 344 kasus pada Desember 2021. Kemudian, 1.169 kasus pada Januari dan 27 kasus di bulan Februari hingga 4 Februari 2022.

Dampak kematian akibat penyakit DBD pada Januari sebanyak 5 orang yaitu 2 orang dari Lampung Utara, 1 orang dari Kabupaten Lampung Tengah dan 2 orang dari Pringsewu.

Bahkan, berdasarkan data Kemenkes, pada Februari 2022 lalu, terdapat penambahan 5.618 kasus DBD dari 13 provinsi. Lampung menjadi salah satunya. 

4. Gejala DBD serius perlu kamu tahu

Mengenal Cacar Monyet dan Cara PencegahanIlustrasi pasien DBD. ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani

Dokter Muslim Kasim menjelaskan, gejala demam berdarah perlu diketahui adalah demam tinggi hingga 40 derajat Celsius. Selain itu, beberapa gejala lainnya, sakit kepala, nyeri otot, tulang atau sendi, mual dan muntah, sakit di belakang mata, kelenjar bengkak dan ruam.

"Pada sebagian kasus DBD gejalanya dapat memburuk dan mengancam jiwa (biasa disebut Dengue Shock Syndrome)," ujarnya.

Menurutnya, demam berdarah yang serius terjadi ketika pembuluh darah menjadi rusak dan bocor. Kondisi ini akan menyebabkan syok, perdarahan internal, kegagalan organ dan bahkan kematian.

5. Tanda kondisi penyakit DBD sudah darurat

Mengenal Cacar Monyet dan Cara PencegahanIlustrasi (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

Lebih lanjut dr Muslim Kasim mengatakan, agar mengawasi tanda-tanda kedaruratan DBD, biasanya dimulai satu atau dua hari pertama setelah demam hilang, termasuk sakit perut parah.

"Muntah terus-menerus, perdarahan dari gusi atau hidung. Kemudian, darah dalam urin, tinja, atau muntahan. Lalu perdarahan di bawah kulit terlihat seperti memar dan pernapasan yang sulit atau cepat. Selain itu kelelahan serta Iritabilitas atau kegelisahan," paparnya.

Ia menambahkan, untuk pencegahan masih tetap program 3M yaitu, membersihkan tempat penampungan air, seperti bak kamar mandi, kolam, atau vas bunga. Menutup wadah air, serta Mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

"Jangan sepelekan DBD karena jumlah kasus sedang meningkat tajam dan membahayakan jiwa," tandasnya.

Baca Juga: Dampak Bayi Tidak Imunisasi, Bisa Kena TBC hingga Hepatitis B

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya