Manfaat Jamu Tradisional bagi Anak-Anak dan Aturan Minumnya

- Badan Pengawas Obat dan Makanan Kota Bandar Lampung menegaskan batasan umur anak untuk minum jamu berdasarkan kandungannya.
- Bukti manfaat dan efek samping penggunaan jamu pada anak masih terbatas, sehingga disarankan berhati-hati memberikannya pada anak.
- Jamu baik untuk mencegah ketergantungan obat-obatan medis, tapi tidak boleh diberikan kepada anak di bawah 6 bulan tanpa konsultasi dokter.
Bandar Lampung, IDN Times - Kebiasaan minum jamu sudah menjadi tradisi bagi orang Indonesia. Minuman diolah dari rempah-rempah ini dipercaya memiliki banyak khasiat untuk kesehatan.
Alasan tersebut tidak sedikit orang tua memberikan jamu kepada anaknya. Sebenarnya, boleh gak ya anak- anak minum jamu?
Berdasarkan penjelasan Badan Pengawas Obat dan Makanan Kota Bandar Lampung, batasan umur anak untuk minum jamu ditentukan berdasarkan kandungannya. Karena sebagian besar jamu diracik dengan lebih dari satu bahan.
Inilah mengapa penting untuk memilih jamu yang kandungannya jelas. Nah berikut IDN Times rangkum penjelasan lengkapnya jamu yang aman dikonsumsi anak-anak dan aturan tepat minum jamu.
1. Hati-hati memberikan jamu pada anak-anak

Bukti yang menunjukkan manfaat dan efek samping penggunan jamu pada anak-anak masih sangat terbatas. Ditambah lagi, dosis bahan jamu efektif dan aman untuk anak juga belum benar- benar diketahui.
Jadi, disarankan berhati-hati memberikan jamu pada anak. Tapi, jika anak menyukai jamu, karena banyak jamu diolah dengan gula atau gula merah, dianjurkan untuk tidak dikonsumsi setiap hari, maksimal hanya satu kali sebulan.
2. Jamu tak boleh diberikan pada usia anak di bawah enam bulan

Sebenarnya, membiasakan anak minum jamu baik untuk mencegah ketergantungan pada obat-obatan medis atau resistensi terhadap antibiotik. Tapi, jamu jelas tidak boleh diberikan kepada anak berusia di bawah 6 bulan, karena pada usia ini anak hanya butuh nutrisi dari ASI atau susu formula.
Pemberian jamu untuk bayi usia 6 bulan harus dengan konsultasi dokter. Sebab itu, jamu kemasan atau jamu racikan sendiri, harus awasi reaksi alergi dan gangguan pencernaan yang mungkin bisa terjadi ketika anak mencobanya pertama kali.
Selain itu, bila anak memiliki suatu kondisi medis atau sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu, sebaiknya konsultasikan ke dokter terlebih dahulu sebelum memberinya jamu apa pun.
Itu karena, beberapa obat bisa berinteraksi dengan bahan-bahan yang sering ada di dalam jamu. Hal ini dapat membahayakan anak atau mengurangi efektivitas pengobatannya.
3. Khasiat jamu bagi anak-anak

Ada beragam jenis tanaman bisa dipakai sebagai bahan baku untuk pembuatan jamu pada anak-anak untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh agar tidak gampang sakit. Selain meningkatkan daya tahan tubuh, jamu juga memiliki khasiat untuk meningkatkan nafsu makan anak, meredakan gejala penyakit tertentu seperti diare, batuk dan influenza dan meringankan rasa sakit saat gigi si kecil mulai tumbuh.
Beberapa bahan jamu yang cocok dan sering diberikan untuk anak-anak adalah jahe, bisa membantu mengusir masuk angin, perut kembung dan berbagai gangguan pencernaan pada anak.
Meski jahe bermanfaat untuk pencernaan, rasanya yang terlalu tajam bisa menimbulkan nyeri ulu hati pada si kecil. Terutama bila diberikan dalam jumlah yang cukup banyak.
Jadi, bila ingin membuat jahe sebagai bahan jamu yang anak minum, sebaiknya tidak diberikan pada anak di bawah usia 6 tahun. Memberikan jahe pada anak di bawah 6 tahun bisa dilakukan dengan mencampurkannya ke dalam teh atau sup.
4. Kunyit bisa diberikan pada anak usia 12 tahun ke atas

Kemudian, kunyit juga sering dijadikan jamu untuk anak-anak karena bisa mengatasi gangguan pencernaan, iritasi usus besar, kembung setelah makan, gangguan lambung, keluhan pada liver dan kantung empedu, dan meningkatkan nafsu makan.
Kunyit baru bisa diberikan pada anak usia 12 tahun ke atas. Pasalnya, kunyit bisa mencegah penyerapan zat besi di dalam usus. Hal tersebut bisa memicu anemia defisiensi zat besi pada anak.
Akan lebih baik bila anak tidak minum jamu olahan kunyit terlalu sering. Beri jeda selama satu minggu untuk melihat efek terhadap tubuh pada anak.
5. Selalu perhatikan dosis jamu pada anak

Temulawak juga sering digunakan untuk anak yang tidak nafsu makan. Caranya, campurkan temulawak dengan setengah cangkir air hangat dan madu, lalu biarkan anak minum jamu ini.
Selain itu, ekstrak temulawak juga memiliki manfaat untuk melindungi hati dari hepatotoksin anak. Hepatotoksin adalah senyawa kimia yang memberi efek buruk pada organ hati.
Berikan jamu temulawak dua hari sekali atau sesuai kebutuhan anak. Suplemen dengan kandungan temulawak juga sekarang sudah banyak beredar. Tapi, jangan lupa selalu perhatikan dosis tercantum pada kemasan.