Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

10 Kreasi Streetfood Berbahan Kentang dari Berbagai Negara

foto orang menikmati poutine (unsplash.com/@withlovefromchile)
Intinya sih...
  • Kentang diolah menjadi streetfood di luar negeri, seperti tacos de canasta, salchipapa, dan poutine.
  • Streetfood kentang lainnya adalah Cornish pasty, kapsalon, kartoffelpuffer, maakouda, panipuri, bolani, dan korokke.
  • Kentang juga menjadi bahan utama potato chips yang pertama kali muncul pada tahun 1853 di Amerika Serikat.

Kentang merupakan salah satu bahan makanan serba guna. Bahan itu bisa diolah menjadi makanan gorengan, dijadikan campuran sup, ataupun camilan.

Di Indonesia, bisa menemukan aneka jajanan berbahan kentang seperti siomay, kentang goreng, atau perkedel. Lantas, bagaimana kentang diolah menjadi jajanan lezat di luar negeri? Yuk simak ragam streetfood kentang dari sepuluh negara. 

1. Tacos de canasta (Mexico)

foto tacos de canasta (commons.m.wikimedia.org/Rafael M.Del Campo)

Dalam bahasa Spanyol, tacos de canasta bermakna tacos keranjang, merujuk pada keranjang khusus yang digunakan para penjualnya. Penjual tacos de canasta dapat dikenali dari keranjang bertutup kain yang tergantung di atas sepeda.

Isian tacos de canasta terdiri dari empat komponen yaitu kentang, ayam suwir, kacang, dan saus mole. Keempat bahan tersebut dibungkus dalam tortilla kemudian dikukus sampai teksturnya lembut.

2. Salchipapa (Peru)

foto salchipapa (commons.m.wikimedia.org/Migueltautiva)

Salchipapa akan mengingatkanmu pada perpaduan camilan french fries dan hot dog. Kentang dan sosis sapi menjadi dua bahan utama streetfood asal Peru ini.

Bagian spesial dari salchipapa adalah sausnya terbuat dari campuran aji amarillo, mayones, sour cream, saus tomat, dan perasan jeruk nipis. Saat ini, salchipapa sudah banyak ditemukan dihampir seluruh wilayah Amerika Latin dengan berbagai variasi saus. 

3. Poutine (Kanada)

foto poutine (pixabay.com/Larry White)

Poutine pertama kali muncul sebagai camilan di kalangan masyarakat Quebec, Kanada di tahun 1950-an. Dalam bahasa pergaulan orang Quebec, poutine memiliki arti berantakan.

Jika dilihat dari bentuknya, poutine tampak seperti tumpukan kentang goreng dengan campuran cheese curd dan saus gravy di atasnya. Kini, poutine tidak hanya menjadi camilan ringan di restoran cepat saji tetapi juga pilihan menu appetizer untuk fine dining.

4. Cornish pasty (Inggris)

foto cornish pasty (pixabay.com/Sylwester Lukaszonek)

Cornish pasty merupakan hidangan meat pie  berasal dari daerah Cornwall, Inggris. Awalnya, makanan ini dikenal di antara para pekerja tambang di Cornwall sebagai bekal makan siang.

Campuran potongan daging sapi, kentang, bawang bombay dan rutabaga menjadi isian cornish pasty yang membuatnya berbeda dari jenis hidangan pastel lainnya. Adonan pastel beserta bahan isian mentah didalamnya kemudian dipanggang sampai matang.

5. Kapsalon (Belanda)

foto kapsalon (commons.m.wikimedia.org/MartinD)

Kapsalon pertama kali muncul sebagai makanan cepat saji hasil kreasi para imigran Turki di Belanda. Makanan ini sekaligus menjadi bukti percampuran budaya yang ada di tengah-tengah masyarakat Belanda.

Dalam satu porsi kapsalon, kamu bisa menemukan kentang goreng, daging döner, dan lelehan keju yang dipanggang bersamaan. Selain itu, irisan selada, garlic sauce dan juga sambal semakin menambah kekayaan rasa dari kapsalon.

6. Kartoffelpuffer (Jerman)

foto kartoffelpuffer (pixabay.com/congerdesign)

Kartoffelpuffer adalah makanan gorengan khas Jerman yang terbuat dari kentang parut, telur, tepung dan parutan bawang bombay. Keempat bahan tersebut dicampur menjadi sebuah adonan lalu digoreng secara deep-fried.

Pada umumnya, kartoffelpuffer disajikan dengan taburan gula halus atau apple sauce. Untuk versi savory, daging salmon asap atau keju quark bisa menjadi pilihan toppingnya.

7. Maakouda (Maroko)

foto maakouda (commons.m.wikimedia.org/Jeouit)

Maakouda punya kemiripan dengan perkedel, kecuali bentuknya yang dibuat lebih pipih. Camilan gorengan kentang ini banyak ditemukan di kawasan Afrika Utara seperti Maroko, Tunisia dan Aljazair.

Cara membuat maakouda dimulai dari kentang sudah direbus dan dilumatkan, kemudian dicampur dengan tepung gandum, bawang putih, daun parsley, garam dan lada hitam. Maakouda yang sudah digoreng biasanya dinikmati dengan harissa sebagai saus cocolan-nya.

8. Panipuri (India)

foto panipuri (pexels.com/Shahbaz Ansari)

Buat yang suka nonton film Bollywood, pasti kalian sudah tidak asing dengan panipuri. Di India, panipuri dikenal dengan banyak nama yaitu golgappa, phuska, gup-chup, fulki, dan padake. 

Meski namanya berbeda-beda, panipuri tetap khas dengan kerupuk berlubang yang diisi campuran kentang, bawang bombay dan kacang arab. Panipuri lebih nikmat jika disantap dengan kuah tamarind chutney yang punya perpaduan sensasi rasa asam, pedas dan segar. 

9. Bolani (Afganistan)

foto bolani (commons.m.wikimedia.org/Tunshi)

Makanan khas Afganistan ini sedikit berbeda dengan flatbread pada umumnya. Bolani merupakan flatbread dengan isian kentang tumbuk, irisan bawang bombay dan daun bawang.

Bolani biasanya disajikan bersama coriander chutney dan chakkah atau saus yogurt dengan rasa mint. Bukan hanya sebagai streetfood, bolani juga kerap ditemui sebagai camilan rumahan dan makanan pembuka untuk perayaan pesta. 

10. Korokke (Jepang)

foto korokke (commons.m.wikimedia.org/Cyan)

Terinspirasi dari croquette asal Prancis, korokke telah lama menjadi bagian dari kuliner masyarakat Jepang sejak akhir abad 19. Bedanya, korokke menggunakan kentang tumbuk sebagai pengganti saus bechamel yang ada di resep asli croquette.

Selain kentang tumbuk, korokke biasanya diisi dengan beberapa pilihan bahan isian seperti daging sapi, ikan tuna, atau sayuran. Korokke bisa dinikmati langsung ataupun ditempatkan di antara dua roti dan dimakan layaknya sandwich.

Dilansir dari Smithsonian Magazine, potato chips pertama kali muncul di tahun 1853 melalui kreasi seorang koki asal Amerika Serikat. Fakta ini sekaligus membuktikan bahwa kentang sudah lama menjadi pilihan bahan makanan untuk diolah sebagai streetfood. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nisa Istiqomah
EditorNisa Istiqomah
Follow Us