Nataru BI Lampung Siapkan Rp1,5 Triliun, Ini Cara Siasati Uang Palsu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandar Lampung, IDN Times - Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung, Tony Noor Tjahjono mengatakan Bank Indonesia akan menyiapkan uang sebesar Rp1,5 triliun untuk Natal dan Tahun Baru 2023.
Ia menyebutkan, angka tersebut lebih tinggi 27 persen dibanding dengan tahun sebelumnya yakni Desember 2022. Hingga saat ini uang tunai beredar di masyarakat mencapai Rp8.505,4 triliun.
“Untuk Nataru tahun ini kita siapkan Rp1,5 triliun. Nilai ini lebih tinggi dari Desember 2022 yang mana dalam periode tersebut uang kartalnya hanya sekitar Rp1,05 triliun,” katanya, Jumat (7/12/2023).
Baca Juga: Rekomendasi BI Kendalikan Harga 5 Komoditas Penyumbang Inflasi Lampung
1. BI akan melakukan pengawasan terhadap peredaran uang palsu
Dalam menentukan uang kartal, Tony menuturkan biasanya BI akan melihat kebutuhan uang tunai masyarakat satu atau dua bulan sebelumnya baru menentukan nilai pada bulan berikutnya.
Dari pada itu, membarengi keluarnya uang kartal dari BI ke masyarakat Tony juga mengatakan pihaknya akan melakukan pengawasan terhadap peredaran uang palsu.
“Untuk peredaran uang palsu kami akan terus melakukan pengawasan. Apabila ada masyarakat yang menemukan uang palsu silakan melapor ke BI atau perbankan untuk diperiksa,” tuturnya.
2. Uang palsu tak akan digantikan oleh BI
Meski begitu, Tony melanjutkan uang palsu yang dilaporkan dan diserahkan pada BI tidak bisa digantikan. Namun uang tersebut nantinya akan di musnahkan oleh BI setelah melalui beberapa proses kajian.
“Uang palsu yang diambil (dari masyarakat) tidak ada penggantiannya. Tindakan kami lebih kepada edukasi ke masyarakat misalnya bagaimana ciri uang asli dan palsu, supaya mereka bisa paham,” ujarnya.
Untuk memeriksa uang palsu, masyarakat bisa melakukan pemeriksaan sederhana seperti dilihat, diraba, dan diterawang. Rupiah asli memiliki tanda air berbentuk pahlawan Indonesia ketika diterawang, material bahan uang terbuat dari serat kapas, memiliki benang pengaman pada beberapa pecahan, terdapat logo rectoverso BI.
3. Masyarakat tak boleh rusak sendiri uang palsu
Ketika menemukan uang palsu, Tony meminta masyarakat untuk tidak merusak sendiri uangnya. Pasalnya uang palsu itu bisa menjadi database BI sehingga perlu diperiksa.
“Uang palsu tersebut bisa kami cek. Ketika kami lihat ada uang palsu itu bisa kami lihat beredarnya kapan karena kita ada database juga. Nomor serinya pernah beredar di mana saja juga kami akan tahu,” jelasnya.
Selain itu, jika ada jenis uang palsu baru atau teknik pembuatan uang palsu baru maka ciri-cirinya bisa diteliti. Kemudian informasi tersebut bisa disebarkan pada masyarakat agar tak ada korban lebih banyak.
Baca Juga: Mutasi! Irwasda hingga Kapolresta Bandar Lampung Diganti