12 Stakeholder Terima Penghargaaan dari BI Lampung, Ini Alasannya

Penghargaan Sakai Sambayan Bumi Lampung

Bank Indonesia Perwakilan Lampung menyelenggarakan kegiatan Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2023. Kegiatan dilaksanakan di Kantor Perwakilan BI Lampung ini merupakan momen bagi BI Lampung untuk menyampaikan pemaparan perekonomian Provinsi Lampung selama tahun 2023 serta prospek perekonomian ke depan.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Lampung, Budiyono mengatakan, pada rangkaian kegiatan tersebut, BI Lampung memberikan penghargaan Sakai Sambayan Bumi Lampung kepada 12 stakeholders. Penghargaan itu diberikan kepada instansi, perbankan, perusahaan/ UMKM, pondok pesantren dan media sebagai apresiasi atas seluruh dukungan dalam mengendalikan inflasi, menjaga stabilitas sistem keuangan, serta mendorong adopsi Sistem Pembayaran selama 2023.

"Penghargaan ini merefleksikan jalinan sinergi antara BI dan stakeholders di daerah dalam bergotong royong membangun Provinsi Lampung," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (30/11/2023).

Baca Juga: BI Lampung: Jaga Inflasi, Pemda Perlu Dukung Hilirisasi Pangan

1. Periode 2024 pertumbuhan ekonomi akan cukup tinggi

12 Stakeholder Terima Penghargaaan dari BI Lampung, Ini AlasannyaIlustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Merujuk prospek perekonomian ke depan, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan, pertumbuhan ekonomi akan cukup tinggi mencapai 4,7 persen sampai 5,5 persen pada 2024. Sedangkan 2025 diproyeksikan kisaran 4,8 persen sampai 5,6 persen.

Agar prospek itu dapat direngkuh imbuhnya, Bank Indonesia mengoptimalkan inovasi bauran kebijakan dan untuk menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan serta memperkuat ketahanan dan kebangkitan ekonomi nasional,” ujar Perry.

“Suku bunga tinggi, terjadi pada negara berkembang seperti halnya di Amerika Serikat (USA). Sinergi dunia melambat, ketidakpastian tinggi didominasi pada Amerika Latin, Amerika Serikat, Eropa, dan Asia Tengah juga Asean,” paparnya.

2. Sinergi kunci ketahanan dan kebijakan ekonomi nasional

12 Stakeholder Terima Penghargaaan dari BI Lampung, Ini Alasannyailustrasi kerjasama tim ( Pexels.com/fauxels )

Menurut Perry, sinergi kunci ketahanan dan kebijakan ekonomi nasional menghadapi gejolak global antara lain; sinergi dalam ilmu pengetahuan, sinergi dalam pengalaman, dan sinergi dalam doa dan keyakinan. Hal ini terjadi karena prospek ekonomi Indonesia antara lain; optimis dan waspada adanya ekonomi Indonesia tetap berdaya tahan dalam pertumbuhan ekonomi. Stabilitas nilai tukar rupiah tetap terjaga. Stabilitas sistem keuangan terjaga.

"Selain itu, transformasi sektor riil menuju kebangkitan ekonomi terdiri dari infrastruktur konektivitas fisik dan digital, hilirisasi minerba dan non minerba, pariwisata dan ekonomi kreatif, digitalisasi, perizinan ramah bisnis dan investasi," urainya.

Lebih lanjut disampaikannya, transformasi sektor riil menuju kebangkitan ekonomi, sejumlah 5,1 persen - 5,9 persen tahun 2026; 5,3 persen - 6,1 persen 2027; dan rentang 5,3 persen - 6,1 persen 2028.

"Untuk inflasi 2,5 persen hingga lebih kurang 1 persen. Artinya, neraca pembayaran terjaga sehat,” ujarnya.

3. Kebijakan moneter 2024 menjaga stabilitas

12 Stakeholder Terima Penghargaaan dari BI Lampung, Ini Alasannyacepr.org

Perry mengatakan, kebijakan moneter 2024 yakni, menjaga stabilitas. Merujuk 2023 pro stability dimana stabilisasi nilai tukar akibat ketidakpastian ekonomi global. Pengelolaan lalu lintas devisa meliputi alokasi aset sesuai dinamika pasar global, perluasan instrumen penempatan valas (DHE SDA).

“Instrumen penempatan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) sebagaimana diamanatkan peraturan pemerintah 36/2023 juga akan diperluas,” jelasnya.

Untuk Kebijakan Makroprudensial 2024, semua instrumen tetap longgar. Namun, penurunan rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM). Bank Indonesia akan memberikan fleksibilitas likuiditas perbankan sekitar Rp 81 triliun, untuk menjamin stabilitas kredit dan sistem keuangan.

Baca Juga: Ekonomi Lampung Triwulan III 2023 Melambat, BI Ungkap Pemicunya

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya