Provinsi Lampung Deflasi Dua Bulan Beruntun, Ada Apa? 

Deflasi berdampak buruk terhadap pertumbuhan ekonomi

Bandar Lampung, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung melaporkan data deflasi pada April 2021 tercatat 0,17 persen. Laporan itu, merupakan angka deflasi terjadi selama dua bulan beruntun, setelah pada Maret lalu terjadi deflasi hingga 0,20 persen.

Apakah angka deflasi tersebut merupakan pertanda buruk bagi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung? Kepala Penelitian Bidang Ekonomi Central for Urban an Regional Studies (CURS), Erwin Octavianto, mengatakan, catatan itu seharusnya menjadi alarm khusus bagi Pemerintah Provinsi Lampung, guna menghindari stagnasi pertumbuhan ekonomi daerah.

"Meskipun secara poin terlihat bagus karena deflasi, tapi tidak adanya pergerakan harga dan rendahnya konsumsi masyarakat, dikawatirkan bisa berdampak pada pertumbuhan ekonomi, yang semakin mengalami penurunan," ujar Erwin, Senin (3/5/2021).

1. Dua hal indikator penyebab terjadinya deflasi di tengah pandemik COVID-19

Provinsi Lampung Deflasi Dua Bulan Beruntun, Ada Apa? Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Erwin menjelaskan, indikator penyebab terjadinya deflasi di tiap daerah saat ini, termasuk Provinsi Lampung dikarenakan dua hal. Pertama, produktifitas pangan sedang tinggi, sehingga harga beberapa kelompok makanan mengalami penurunan.

Kedua, adanya pandemik COVID-19 menyebabkan daya beli masyarakat mengalami penurunan, maka orang tidak mampu membeli banyak suplai makanan di pasar. Tak ayal, ketika suplai berlebihan, harga makanan secara otomatis turun.

"Inilah penyebab daya serap masyarakat menjadi rendah, diikuti harga-harga barang mengalami penurunan. Pada akhirnya, berdampak pada pendapatan daerah," ucapnya.

2. Hari raya Idul Fitri menumbuhkan rasa optimisme terhadap aktivitas ekonomi

Provinsi Lampung Deflasi Dua Bulan Beruntun, Ada Apa? Aktivitas pasar yang tidak mengindahkan jaga jarak di tengah pandemik COVID-19. ANTARA FOTO/Makna Zaezar

Pada situasi dan kondisi normal, Erwin mengatakan, pendapatan daerah hingga negara, biasanya cenderung mengalami peningkatan menjelang momen hari raya Idul Fitri. Itu dikarenakan, permintaan masyarakat akan barang konsumsi meningkat dan sejatinya diiringi kenaikan inflasi.

"Tapi karena kondisi pandemik, semua ditutup dan tidak ada mudik. Maka, masyarakat merasa tidak ada kewajiban, untuk memenuhi segala bentuk kebutuhan-kebutuhan di hari Lebaran," terang pria berkacamata tersebut.

Namun demikian, Erwin menyampaikan, sejatinya hari raya Idul Fitri tahun ini menjadi pemicu rasa optimisme, terhadap aktivitas ekonomi di Provinsi Lampung, umumnya negara Indonesia.

"Saya memprediksi pertumbuhan ekonomi di Lampung periode Mei 2021, plus minusnya masih di atas 1 persen year on year (yoy), sementara month to month berkisar antara 0,5 sampai -0,5 persen. Jadi optimisme deflasi di antara 0,5, persebtapi pesimisnya sekitar -0,5 persen," papar dia.

Baca Juga: Inflasi Lampung Januari 2021 Lebih Tinggi dari Nasional dan Sumatera

3. Data deflasi Provinsi Lampung di Maret 2021

Provinsi Lampung Deflasi Dua Bulan Beruntun, Ada Apa? google.com

Berdasarkan pemaparan data BPS disampaikan Kepala BPS Lampung, Faizal Anwar menjelaskan, Indek Harga Konsumen (IHK) Lampung di Maret 2021 mengalami penurunan indeks dari 107,32 Februari 2021, menjadi 107,11 Maret 2021. Artinya, Provinsi Lampung mengalami deflasi sebesar 0,20 persen.

Dari sebelas kelompok pengeluaran, tiga kelompok pengeluaran mengalami deflasi yaitu, kelompok transportasi (0,97 persen); kelompok makanan, minuman dan tembakau (0,42 persen); dan kelompok kesehatan (0,11 persen). Sebaliknya, kelompok perumahan, air listrik, gas dan bahan bakar lainnya terjadi inflasi sebesar (0,24 persen); kelompok
perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,20 persen); dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan (0,03 persen).

"Sementara, kelompok pakaian dan alas kaki, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya; kelompok pendidikan; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya tidak mengalami perubahan indeks," papar Faizal.

4. Kota Bandar Lampung dan Metro mengalami deflasi sebesar 0,19 persen, dan 0,33 persen

Provinsi Lampung Deflasi Dua Bulan Beruntun, Ada Apa? Tugu Adipura Bandar Lampung. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna).

Merujuk data BPS Provinsi Lampung Maret 2021, dua kota pemantauan di Lampung yaitu, Kota Bandar Lampung mengalami deflasi sebesar 0,19 persen, dan Kota Metro sebesar 0,33 persen.

Faizal menyampaikan, Inflasi Kota Bandar Lampung menempati peringkat ke-73 dan Kota Metro ke-78, dari 90 kota yang diamati perkembangan harganya.

"Dari 90 kota IHK, 58 kota mengalami inflasi dan 32 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Jayapura sebesar 1,07 persen, inflasi terendah di Banjarmasin, dan Tangerang masing-masing sebesar 0,01 persen. Sedangkan, deflasi tertinggi terjadi di Bau Bau sebesar 0,99 persen, deflasi terendah di Palopo sebesar 0,01 persen," rincinya.

5. Data deflasi periode April 2021

Provinsi Lampung Deflasi Dua Bulan Beruntun, Ada Apa? Ilustrasi deflasi. (IDN Times/Aditya Pratama)

Sementara untuk data deflasi Provinsi Lampung di periode April 2021, Faizal menyebutkan, IHK provinsi berjuluk Sai Bumi Ruwa Jurai mengalami penurunan indeks dari 107,11 Maret 2021, menjadi 106,92 April 2021. Alhasil, deflasi Provinsi Lampung mencapai sebesar 0,17 persen.

Dari sebelas kelompok pengeluaran, tiga kelompok pengeluaran mengalami deflasi. Rinciannya, kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami deflasi sebesar (0,82 persen); kelompok kesehatan (0,19 persen); dan kelompok perumahan, air listrik, dan bahan bakar rumah
tangga (0,07 persen).

Sebaliknya, enam kelompok mengalami inflasi yaitu, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga mengalami inflasi hingga (0,50 persen); kelompok pakaian dan alas kaki (0,49 persen); kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan (0,34 persen); kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,19 persen); dan kelompok transportasi 0,05 persen.

"Untuk kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya 0,02 persen. Jika, kelompok pendidikan; dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran tidak mengalami perubahan indeks," terang Faizal.

6. Catatan deflasi dua kota di Provinsi Lampung hingga 0,18 persen

Provinsi Lampung Deflasi Dua Bulan Beruntun, Ada Apa? Ilustrasi Kota Metro. (Dok. Info Kyai)

Faizal melanjutkan, adapun dua kota pemantauan di Lampung pada April 2021 yaitu, Kota Bandar Lampung mengalami deflasi sebesar 0,18 persen, dan Kota Metro 0,14 persen.

"Kota Bandar Lampung menempati peringkat ke-82 dan Kota Metro ke-79, dari 90 kota yang diamati perkembangan harganya. Dari 90 kota IHK, 72 kota mengalami inflasi dan 18 kota mengalami deflasi," tandasnya

Baca Juga: Kok Bisa? Inflasi Metro Februari Tertinggi se-Sumatera, Balam Nomor 4

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya