Upaya Balai Karantina Pertanian Lampung Pangkas Birokrasi Ekspor

Lampung perdana ekspor manggis ke Denmark

Bandar Lampung, IDN Times - Beberapa komoditas unggulan Provinsi Lampung berkontribusi positif terhadap produksi nasional. Misalnya, produksi kopi robusta sebesar 22,63 persen dari produksi nasional, lada hitam berkontribusi 27,58 persen produksi nasional serta nanas kaleng yang merupakan pemasok 26 persen kebutuhan dunia sepanjang 2021.

Hal itu disampaikan Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Lampung, Syaiful Dermawan. Menurutnya, sebagai daerah agraris, Lampung cukup berperan penting dalam   menyumbang produksi nasional untuk beberapa komoditas unggulan.

“Sektor pertanian terbukti mampu menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional. Masa pandemik COVID-19 sektor ini menunjukan kinerja yang menggembirakan,” ujarnya, MInggu (2/1/2022).

1. Kurun 2021 kinerja ekspor capai Rp14,1 triliun

Upaya Balai Karantina Pertanian Lampung Pangkas Birokrasi EksporIlustrasi Ekspor (IDN Times/Arief Rahmat)

Kepala Karantina Pertanian Lampung, Muh Jumadh memaparkan, kinerja ekspor komoditas pertanian di Provinsi Lampung periode Januari–Desember 2021 mencapai Rp14,1 triliun. Ekspor itu naik 138 persen dibanding  tahun 2020 dan naik 233 persen selama kurun waktu 4 tahun terakhir.

“Kinerja ini tentu merupakan kolaborasi dan kerja sama yang baik dari seluruh pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, para pelaku usaha dan petani. Mereka terus mendorong pemulihan ekonomi nasional, serta meningkatkan kinerja ekspor nasional sesuai dengan program yang dicanangkan oleh Kementerian Pertanian melalui Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks),” kata Jumadh.

Terkait negara tujuan ekspor, ia mengatakan, peminat komoditas pertanian terbesar di antaranya adalah China, New Zealand, Spanyol, Vietnam dan Italia. Komoditas pertanian yang diekspor tersebut terdiri dari subsektor hortikultura, perkebunan, pangan, kehutanan dan lain-lain seperti kopi biji, tepung tapioka, palm kernel expeller, minyak sawit mentah, lada biji, nanas, dan cabai jawa.

Baca Juga: Simak Evaluasi Perekonomian Provinsi Lampung 2021 hingga Prediksi 2022 

2. Empat tahun terakhir ekspor komoditas Lampung meningkat 233 persen

Upaya Balai Karantina Pertanian Lampung Pangkas Birokrasi EksporIlustrasi perdagangan ekspor. IDN Times/Istimewa

Jumadh mengatakan, berdasarkan data terhimpun Indonesia Quarantine Full Automation System (Iqfast) Badan Karantina pertanian tercatat, kurun waktu 4 tahun terakhir (2018–2021) ekspor komoditas pertanian asal Lampung meningkat 233 persen. Bahkan khusus 2021 merujuk sertifikasi ekspor yang dilakukan oleh Karantina Pertanian Lampung, sebanyak 9.077 sertifikat atau meningkat 1,67 persen dibanding 2020 sebesar 8.928 sertifikat.

Karantina Pertanian Lampung pada 31 Desember 2021 lalu melepas ekspor dari berbagai jenis komoditas pertanian dengan volume 85.049.567 kilogram atau 85,04 ribu ton dengan nilai Rp674,4 miliar.

Komoditas pertanian tersebut di antaranya kopi biji, minyak sawit, lada biji, nanas irisan, tepung tapioca, santan kelapa, buah pisang, kelapa parut, sabut kelapa, kayu manis, lengkuas, asam kranji yang dikirim ke 63 negara tujuan meliputi New Zealand, Korea Selatan, Jerman, China, Malaysia, India, Belanda, Maroko, Prancis dan Rusia.

3. Ekspor perdana manggis ke Denmark

Upaya Balai Karantina Pertanian Lampung Pangkas Birokrasi EksporPixabay.com/taboty

Jumadh mengatakan, Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Lampung melakukan ekspor perdana buah manggis, durian dan rambutan. Komoditas hortikultura ini berasal dari Kabupaten Tanggamus, Lampung tujuan Denmark yang dikirim oleh PT Surya Elok Sejahtera. Total jumlah yang diekspor sebanyak 3,8 ton senilai Rp228 juta.

Jumadh mengatakan ekspor komoditas hortikultura ini merupakan yang pertama kali melalui Lampung, yang sebelumnya selalu melalui daerah lain seperti Jakarta dan Denpasar. "Keberhasilan untuk dapat ekspor langsung ini tentu tidak mudah dan merupakan upaya bersama antara Karantina Pertanian Lampung bersama pemerintah daerah," katanya.

“Dalam hal ekspor manggis tujuan Denmark, pengguna jasa ini telah memiliki packing house yang berada di Kabupaten Tanggamus, Lampung artinya kelengkapan persyaratan administrasi sudah memenuhi syarat untuk ekspor buah,” ujar Jumadh.

“Kami sangat optimistis dengan ekspor buah ini. Sebagai contoh luas lahan manggis saja di Kabupaten Tanggamus ini mencapai 79.854 hektare dan produksinya hingga 35.811 ton, manggis ini akan terus melaju di pasar dunia,” imbuhnya.

4. Upaya pangkas birokrasi dan percepatan pelayanan di pelabuhan

Upaya Balai Karantina Pertanian Lampung Pangkas Birokrasi EksporIlustrasi ekspor (ANTARA FOTO/Didik Suhartono)

Menurut Jumadh kerja sama semua pihak diperlukan untuk mendorong ekspor komoditas pertanian unggulan daerah sesuai implementasi dari Kepmentan Nomor 42 tahun 2020 Tentang Badan Karantina Pertanian sebagai Task Force Gratieks. Beberapa upaya yang telah dilakukan di antaranya melakukan bimbingan teknis ekspor manggis yang meliputi persyaratan teknis, registrasi kebun dan registrasi packing house.

Ia menjelaskan dalam upaya melakukan pemangkasan birokrasi dan peningkatan percepatan pelayanan di pelabuhan, saat ini Karantina Pertanian Lampung menjalankan Program Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK) di Pelabuhan Panjang. Itu melalui pelayanan terpadu atau Tempat Pemeriksaan Terpadu (TPK) dengan penerapan Single Submission (SSm) Karantina – Bea Cukai.

"Badan Karantina Pertanian telah membuka akses ekspor melalui protokol karantina pertanian dan terus berkomitmen tinggi memastikan ketentuan Sanitary and Phytosanitary Measures (SPS) sehingga diterima oleh negara tujuan dan tidak mengalami penolakan," ujar Jumadh.

Baca Juga: Lampung Sumbang 4,4 Miliar Dolar Ekspor Nasional Januari-November 2021

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya