Infrastruktur Jalan Kawasan Geothermal Ulubelu Suar Ekonomi Warga Desa

Kontribusi paling utama adalah pembangunan infrastruktur

Bandar Lampung, IDN Times - Keberadaan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dikelola PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Ulubelu, anak perusahaan PT Pertamina (Persero) di Ulubelu, Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung tak sekadar kepentingan bisnis semata.

Kehadiran PLTP juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal lewat partisipasi perusahaan menyokong pembangunan daerah. Kontribusi paling utama adalah pembangunan infrastruktur.

Lokasi yang selalu berada di remote area, perusahaan harus membangun infrastruktur jalan untuk memperlancar transportasi logistik. Jalan yang tadinya hanya berupa tanah, bahkan hanya jalan setapak, diperlebar dan diaspal. Bahkan jika tanahnya labil, dilakukan pembetonan.

Masyarakat Desa Ngarip di kawasan lapangan geothermal Ulubelu, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, merasakan betul infrastruktur jalan yang dibangun PGE. Dulu, jika hujan lebat, masyarakat menempuh perjalanan sehari semalam mengendarai mobil untuk sampai ke Kota Pringsewu yang berjarak 55 kilometer.

“Sekarang sekitar dua jam dalam cuaca apapun sudah tiba di Pringsewu. Adanya akses jalan ini juga berdampak terhadap denyut nadi perekonomian Desa Ngarip dan desa-desa yang dilintasi jalan beraspal tersebut ikut berkembang,” papar Tri Kusmato, warga Desa Ngarip, Kamis (28/10/2021.

Tri mengatakan, kehidupan sosial dan kesejahteraan masyarakat meningkat signifikan adanya akses infrastruktur jalan dibangun PT Pertamina Geothermal Energy (PGE). “Kawasan tempat tinggal kami ini kan sebelum ada geothermal memang lokasinya terpencil, akses jalan pun seadanya, kemana-mana jauh, bahkan ke kota terdekat tempuh perjalanan lama. Sekarang adanya pembangunan jalan sangat membantu kehidupan kami,” ujarnya.

1. Ruas jalan kampung telah diperbaiki untuk kelancaran transportasi PGE Ulubelu dan warga desa

Infrastruktur Jalan Kawasan Geothermal Ulubelu Suar Ekonomi Warga Desapixabay.com/Free-Photos

Khaerul Setiawan, warga kawasan di Kecamatan Ulubelu menjelaskan, sudah lama aparat kampung dan warga di beberapa kampung di Kecamatan Ulubelu, Tanggamus mengeluhkan kondisi jalan masuk keluar desa mereka yang rusak berat. Kondisi itu terjadi selama bertahun-tahun belum juga diperbaiki.

Dalam beberapa tahun terakhir, setelah PT PGE Ulubelu beroperasi, sejumlah ruas jalan kampung di daerah ini telah diperbaiki secara bertahap untuk melancarkan transportasi bagi pihak perusahaan maupun warga setempat dan pihak lain yang ke daerah ini.

Dalam perbaikan jalan ini, PT PGE Ulubelu menggandeng TNI serta memberdayakan masyarakat setempat, untuk memastikan pembangunan dan perbaikan jalan itu berjalan lancar tanpa gangguan dari pihak lain dengan kerja yang cepat dan kualitasnya bagus sehingga benar-benar bermanfaat untuk masyarakat. Mengingat wilayah Ulubelu termasuk daerah terpencil di ujung Provinsi Lampung.

“Pemkab Tanggamus sebenarnya juga telah mengusulkan perbaikan jalan dari Kecamatan Pulaupanggung sampai Muara Dua di Kecamatan Ulubelu, serta mengajukan perbaikan jalan Pekon Ngarip sampai Sirnagalih ke Pemprov Lampung sesuai kewenangan, untuk menuntaskan permasalahan ketersediaan infrastruktur transportasi di Kecamatan Ulubelu ini,” papar Khaerul.

General Manager (GM) PT PGE Area Ulubelu Lampung, Dirgo Rahayu, diwakili Manager Layanan Umum, Idham, menjelaskan, PT PGE Area Ulubelu, anak perusahaan PT Pertamina (Persero) membangun dan memperbaiki sejumlah jalan utama sebagai akses transportasi umum keluar masuk di sekitar kawasan perusahaan di Kecamatan Ulubelu Kabupaten Tanggamus. Pembangunan jalan dari Pekon (Kampung) Muara Dua ke Pekon Ngarip di Ulubelu dimulai November 2019. Pembangunan jalan itu merupakan kerja sama antara PT Pertamina dengan pihak TNI melalui Kodam II/Sriwijaya. Selain itu penyelesaian jalan Kampung Gunung Megang ke Muara Dua sudah selesai dibangun.

Gunakan mesin pembangkit turbin uap bersumber dari energi uap panas bumi

Infrastruktur Jalan Kawasan Geothermal Ulubelu Suar Ekonomi Warga DesaPT Pertamina Geothermal Energy (PGE) berhasil memproduksi listrik dari sumber energi bersih atau energi terbarukan sebesar 4.618 Giga Watt Hour sepanjang tahun 2020. (Dok. Pertamina)

PLTP Ulubelu berada di Desa Muara Dua Kecamatan Ulubelu Kabupaten Tanggamus, menggunakan mesin pembangkit turbin uap bersumber dari energi uap panas bumi beroperasi sejak September dan Oktober 2012 lalu.

PGE Ulubelu terus dikembangkan oleh PT Pertamina. Setelah unit Ulubelu 1 dan 2 beroperasi menghasilkan listrik, akan menyusul Ulubelu 3 dan 4, serta selanjutnya Ulubelu 5 dan 6.

Informasi dari PT PLN Pembangkitan Sumbagsel Sektor Kit Bandar Lampung Pusat Listrik Tanggamus menurut Manajer Pusat Listrik (PL) Tanggamus PT PLN, Suhardi Sukarman, di Ulubelu, saat ini dari pengelolaan listrik panas bumi Ulubelu yang dibeli PT PLN dari PT PGE Area Ulubelu 1 dan 2, telah dihasilkan energi listrik sebesar 2x55 megawatt (MW).

Daya listrik yang dihasilkan dari panas bumi ini, menurutnya relatif stabil dan mantap. Sepanjang tahun dapat beroperasi dan menghasilkan daya listrik terus menerus, dibandingkan sumber pembangkit listrik lainnya yang harus dilakukan perawatan secara berkala sehingga harus menghentikan atau mengurangi operasionalnya.

Ulubelu menjadi proyek pertama untuk riset pengembangan sumber energi bersih hidrogen hijau

Infrastruktur Jalan Kawasan Geothermal Ulubelu Suar Ekonomi Warga DesaPexels.com/Porapak Apichodilok

Pertamina Geothermal Energy (PGE) melakukan kajian awal untuk mengembangkan bahan bakar green hydrogen atau hidrogen hijau. Wilayah kerja panas bumi (WKP) Ulubelu menjadi proyek pertama untuk riset pengembangan sumber energi bersih ini.

Manager Government & Public Relation PGE, Sentot Yulianugroho menjelaskan, WKP Ulubelu mempunyai kriteria cocok untuk riset pengembangan hidrogen hijau. Pasalnya, fluida panas bumi di area tersebut masih didominasi air dan uap panas yang cocok untuk pengembangan hidrogen.

“Rencana pengembangan hidrogen saat ini memang masih dalam tahap inisiasi. Namun, PGE telah membentuk tim yang cukup serius guna mengembangkan produk turunan dari panas bumi ini. Tahapan yang saat ini dilakukan untuk green hydrogen ini masih sebatas rencana pengembangan. Bisa dibilang masih proses inisiasi," katanya.

Sentot menambahkan, perusahaan masih mengkaji mengenai implementasi realisasi dari investasi yang diperlukan untuk pengembangan hidrogen hijau tahun ini. Namun, tim geothermal beyond energy telah mempersiapkan dokumen yang nantinya menjadi dokumen pendukung pengalokasian investasi.

PT PLN Gas & Geothermal menggandeng PT PGEG  sudah mengelar studi bersama untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi. Langkah strategis ini bertujuan untuk menyinergikan potensi masing-masing dalam pengembangan PLTP. Lokasi yang akan dilakukan kajian untuk pengembangan di wilayah kerja PGE, khususnya di area Ulubelu (Lampung) dan Lahendong (Sulawesi Utara). "Pengembangan energi panas bumi bagi kelistrikan akan meningkatkan perekonomian karena dapat menurunkan pemakaian impor energi migas sehingga dapat menyeimbangkan neraca energi Indonesia," ujar Direktur Mega Proyek PLN Ikhsan Asaad melalui siaran pers, Senin (4/1/2021).

Menurutnya, penggunaan energi panas bumi juga dapat mengurangi dampak lingkungan akibat penggunaan energi fosil. "Kami melihat pengembangan energi panas bumi secara signifikan harus diwujudkan di Indonesia sehingga kita mampu menciptakan ketahanan energi melalui renewable energy secara mapan dan berkelanjutan," paparnya Ikhsan.

Geothermal memiliki berbagai manfaat tersembunyi

Infrastruktur Jalan Kawasan Geothermal Ulubelu Suar Ekonomi Warga DesaIlustrasi aktivitas geothermal (Burkni Palsson)

Geothermal memiliki berbagai manfaat lain yang tersembunyi. Selain untuk menghasilkan listrik, geothermal juga bisa mengurangi emisi dan mengoptimalkan sumber daya energi natural domestik.

Sentot, menjelaskan, keberadaan PLTP berperan mengurangi emisi gas buang karbondioksida (CO2). Berdasarkan perhitungan versi Carbon Neutral Calculator, pengurangan gas rumah kaca bahkan telah mencapai 14,91 juta ton CO2 per tahun. Jumlah itu didapatkan berdasarkan kapasitas PLTP di Indonesia sebesar 2.130,6 Megawatt.

"PGE yang sudah mengoperasikan pembangkit listrik geothermal sejak hampir lima dekade lalu sudah turut mengurangi berjuta-juta ton gas CO2," ucap Sentot dalam keterangan tertulisnya.

Saat ini saja, dengan kapasitas 672 MW, PGE sebagai bagian dari Sub Holding Pertamina PNRE telah berpartisipasi mengurangi 3,6 juta ton CO2 per tahun. Menurut Sentot, partisipasi pengurangan CO2, sebagaimana khazanah penyelamatan lingkungan global.

Hingga saat ini, PGE setidaknya mengelola tujuh proyek dalam kerangka Clean Development Mechanism (CDM), enam di antaranya terdaftar di UNFCC (United Nations Framework Convention on Climate Change).

Sentot mengakui, Indonesia masih relatif muda dalam pengembangan geothermal dibandingkan negara seperti Amerika, Italia, Selandia Baru, Jepang, Islandia. Namun, pengembangan sumber energi yang ramah lingkungan itu masih sangat terbuka lebar.

PGE pun berkomitmen meningkatkan inovasi bisnis yang bermanfaat tidak hanya untuk kinerja perusahaan, tapi juga keberlangsungan lingkungan untuk masa depan. “Upaya ini menjadi misi PGE untuk menjadikan panas bumi sebagai beyond energy,” kata Sentot.

Keberadaan geothermal juga berkontribusi terhadap pajak dan PNBP

Infrastruktur Jalan Kawasan Geothermal Ulubelu Suar Ekonomi Warga DesaIlustrasi Penerimaan Pajak. (IDN Times/Arief Rahmat)

Terkait optimasi sumber daya domestik, Sentot mengatakan, keberadaan PGE dari sisi ekonomi makro telah berkontribusi terhadap penghematan devisa. Sejak tahun 1997, Indonesia harus mengimpor minyak karena produksi dalam negeri tak sanggup memenuhi konsumsi yang terus meningkat. "Beroperasinya PLTP secara tidak langsung berkontribusi terhadap penghematan cadangan devisa migas," katanya.

Sentot menjelaskan, dengan kapasitas nasional PLTP Indonesia sebesar 2.130,6 Megawatt, berarti setara dengan 100,778 Barrel Oil Equivalent Per Day (BOEPD) yang jika digenapkan satu tahun menjadi 36,78 juta Barrel Oil Equivalent. Jika diasumsikan harga satu barel minyak 50 dolar, devisa yang bisa dihemat selama setahun dari keberadaan PLTP sebesar 1,84 miliar dolar Amerika.

"Dengan perhitungan yang sama, PGE dengan 672 MW nya memberikan kontribusi penghematan devisa 580 juta dolar per tahun," ujar Sentot.

Menurut Sentot, keberadaan geothermal juga berkontribusi terhadap pajak dan PNBP (pendapatan negara bukan pajak). PGE berkontribusi memberikan 34 persen dari pendapatan bersihnya (Nett Operating Income) setiap tahun kepada negara. Pemasukan untuk di antaranya, PPh karyawan, bea masuk dan pungutan lain atas cukai dan impor, serta pajak daerah dan retribusi daerah.

Untuk PNBP, diperoleh dari all inclusive yang dipatok 34 persen, dan khusus untuk daerah penghasil, PGE dan pengembang panas bumi yang sudah berproduksi juga membagikan bonus produksi sebesar 1(satu) persen dari penjualan uap atau 0,5 persen penjualan listrik, yang disetor langsung ke kas daerah.

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya