TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Fakta Unik Stasiun Pengisian Hidrogen untuk Kendaraan Dioperasikan PLN

Pertama di Indonesia

PT PLN (Persero) meresmikan Hydrogen Refueling Station (HRS) atau stasiun pengisian kendaraan hidrogen pertama di Indonesia berlokasi di Senayan, Jakarta, Rabu (21/2/2024).  (Dok. PLN).

Intinya Sih...

  • Penggunaan hidrogen sebagai energi alternatif transportasi dapat mengurangi emisi karbon hingga 44 persen di Indonesia.
  • PLN meresmikan Hydrogen Refueling Station (HRS) pertama di Indonesia, dengan 22 Green Hydrogen Plant (GHP) yang mampu memproduksi 203 ton/tahun green hydrogen.
  • Kendaraan hidrogen memiliki biaya operasional lebih murah daripada kendaraan listrik atau Bahan Bakar Minyak (BBM), serta mampu menghemat impor BBM hingga 1,59 juta liter per tahun dan mereduksi emisi CO2 hingga 4,15 juta ton per tahun.

Penggunaan hidrogen sebagai energi alternatif sektor transportasi mampu mengurangi emisi karbon secara signifikan. Pasalnya, sektor transportasi berkontribusi 44 persen dari total emisi karbon di Indonesia.

Hal itu disampaikan Plt Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu. Merujuk hal itu, pemerintah melalui PT PLN (Persero) meresmikan Hydrogen Refueling Station (HRS) atau stasiun pengisian kendaraan hidrogen pertama di Indonesia berlokasi di Senayan, Jakarta, Rabu (21/2/2024). 

Hadirnya HRS ini merupakan upaya dan inovasi lanjutan PLN dalam pembangunan ekosistem hidrogen secara end to end di Indonesia, setelah pada November 2023 meresmikan 21 Green Hydrogen Plant (GHP).

1. Hidrogen berperan strategis dalam transisi energi

freepik

Jisman mengatakan, hidrogen berperan strategis dalam transisi energi. Khususnya dalam sektor transportasi, kendaraan berbasis hidrogen tak memiliki emisi.

Pengembangan hidrogen menjadi bukti komitmen Indonesia dalam memperluas akses terhadap teknologi yang mudah dijangkau dan bersih. Ia juga mengapresiasi PLN dalam peresmian HRS pertama di Indonesia ini merupakan karya nyata dalam mendukung transisi energi di Indonesia.

Baca Juga: Bauran Energi Baru Terbarukan Listrik PLN di Lampung 42 Persen

2. Total kapasitas produksi green hydrogen bisa digunakan untuk 438 mobil dalam setahun

PT PLN (Persero) meresmikan Hydrogen Refueling Station (HRS) atau stasiun pengisian kendaraan hidrogen pertama di Indonesia berlokasi di Senayan, Jakarta, Rabu (21/2/2024).  (Dok. PLN).

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan, hidrogen untuk HRS Senayan ini dipasok dari 22 GHP milik PLN. Selain 21 GHP eksisting, saat ini PLN telah menambah 1 GHP di PLTP Kamojang.

Total GHP tersebut mampu memproduksi 203 ton/tahun green hydrogen. Dimana 75 ton hidrogen ini digunakan untuk kebutuhan operasional pembangkit. Sementara, 128 ton digunakan untuk mendukung kendaraan hidrogen.

“Total kapasitas produksi green hydrogen tersebut bisa digunakan untuk 438 mobil dalam setahun, dengan asumsi setiap mobil menempuh jarak 100 km/hari,” jelas Darmawan dalam keterangan resmi.

3. Biaya operasional lebih murah dibanding kendaraan BBM

Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel telah menghitung proyeksi peningkatan konsumsi energi masyarakat selama masa libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024. (IDN Times/Martin L Tobing).

Dari sisi biaya operasional, kendaraan hidrogen ini juga lebih murah dibandingkan kendaraan Bahan Bakar Minyak (BBM) atau kendaraan listrik. Dengan harga BBM Rp13.000/liter, maka biaya operasional kendaraan listrik per 1 km-nya sebesar Rp1.300.

Sementara kendaraan listrik, dengan biaya pengisian di SPKLU Ultra Fast Charging per kWh sebesar Rp3.700, maka biaya operasional per 1 km-nya Rp550. Sementara harga hydrogen dari GHP PLN saat ini Rp2,3 USD/kg. Maka biaya operasional per 1 km-nya Rp 270.

Penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar bersih juga bisa menghemat impor BBM hingga 1,59 juta liter per tahun dan mampu mereduksi emisi hingga 4,15 juta ton CO2 per tahun. Darmawan berharap bahwa HRS ini akan menjadi pusat inspirasi bagi pihak-pihak terkait untuk berkolaborasi dalam menciptakan ekosistem energi bersih yang lebih luas.

“Dengan berbagai potensi yang dimilikinya, Indonesia dapat menjadi pemimpin dalam penerapan teknologi energi baru yang berkelanjutan, menjadikan negara ini sebagai contoh bagi negara-negara lain di dunia,” tandasnya.

Berita Terkini Lainnya